Dapatkah Anda bayangkan sebuah tempat dimana semua makhluk
hidup harmonis? Mungkinkah ada suatu tempat dimana tak ada kekerasan atau
kejahatan, tak ada konsumsi daging dan tak ada yang merokok dan kecanduan
obat-obatan terlarang? Bagi kebanyakan kita, hal ini terdengar seperti suatu
gambaran yang hanya dapat ditemukan di Surga. Dalam kenyataannya, tempat indah
seperti itu sungguh ada di sini di planet kita yaitu Tanah Suci di Dimona, Israel.
Tanah Terjanji, menurut Alkitab Yahudi, adalah tanah yang
telah Tuhan janjikan bagi bangsa Israel. Tuhan telah menyatakan janji ini kepada
keturunan Abraham, putranya Izak, dan putra Izak Yakub (Israel). Tanah ini
sekarang dikenal sebagai Israel, dinamakan atas nama Yakub cucu Abraham, yang
para keturunannya adalah orang-orang Yahudi.
Di tahun 1966, saat tinggal di sekitar wilayah Kota
Chicago, Illinois, USA, Ben Ammi menerima suatu penglihatan dari Malaikat
Tertinggi Gabriel yang memberitahu dia bahwa waktunya telah tiba “bagi para
keturunan Bani Israel di antara warga Afrika Amerika untuk kembali ke Tanah
Terjanji dan mendirikan Kerajaan Tuhan.”
Setelah tiba di Tanah Terjanji di tahun
1969, Ben Ammi, sebagai pemimpin spiritual Israel keturunan Yahudi Afrika yang
diurapi, mendirikan Desa Perdamaian. Menurut Ben Ammi, hal ini menggenapi
“kerinduan rohani semua anak-anak Israel itu yang telah terusir dan telah
memohon pada Tuhan selama hampir dua ribu tahun agar dapat kembali.”
Masyarakat ini merupakan perwujudan Kerajaan Tuhan di Bumi,
Kerajaan Yahwe di Bumi, masyarakat dimana rakyatnya diperintah oleh hukum-hukum Sang Pencipta, dan
menerjemahkan hukum-hukum itu dalam tindakan-tindakan sederhana di dalam kehidupan, agar
mereka dapat dibuat nyata dan terwujud dalam kehidupan manusia.
Kfar Shalom adalah dewan agung yang memberikan bimbingan
rohani kepada komunitas. Sebagai seorang anggota dewan pemerintahan ini,
Pangeran Emanuel dan para anggota lainnya membantu mengingatkan sesama saudara
mereka tentang standar-standar kehidupan yang sesuai dengan kehendak Tuhan.
Komunitas ini telah menetapkan salah satu tujuan utama
mereka yaitu mempromosikan pola makan vegan yang welas asih yang bermanfaat bagi
kesehatan dan kerohanian seseorang.
Dalam semua jalur spiritual, cinta dan ahimsa, berarti
tanpa kekerasan, merupakan nilai inti yang dikembangkan oleh para
pendiri agama-agama utama di dunia. Prinsip-prinsip ini diterapkan oleh
para anggota Komunitas Israel keturunan Yahudi Afrika, yang berjuang
untuk menetapkan dasar bagi perdamaian, diawali dengan pola makan non
hewani, yang welas asih.
Prince Emanuel: "Saat Anda mengelilingi komunitas di sini, yang akan
Anda temukan adalah bahwa setiap institusi dengan cara tertentu memberi
sumbangsih bagi kesehatan dan kesejahteraan semua anggota di sini. Dalam
beberapa hal, mereka saling berhubungan untuk memastikan bahwa Anda dapat
mencapai kesehatan yang optimal. Ketika bilang sehat saya tidak hanya bicara
tentang kesehatan fisik Anda, tapi meliputi spiritual, mental budaya, ekonomi,
fisik, semuanya, karena dampak terhadap salah satu area itu mempengaruhi
kesemuanya, dalam beberapa cara, bentuk, atau model. Jadi ini adalah pendekatan
yang sangat menyeluruh. Anda akan lihat bahwa kami sepenuhnya vegan, yang
berarti kami makan berdasarkan pola makan buah, sayuran, kacang-kacangan, dan
biji-bijian, tak ada konsumsi produk daging, atau produk turunan daging, apa pun
juga.
Ini lebih sehat. Dan kami juga temukan bahwa, ini merupakan
pola makan awal yang diberikan kepada manusia, ketika kita melihat di kitab
Kejadian, Bab 1, ayat 29. Inilah makanan yang diberikan kepada manusia. Karena
itulah kami mengambilnya dan kami pikir kami memurnikannya cukup baik. Saya kira
Anda mungkin pernah mengunjungi beberapa restoran kami di seluruh dunia; kami
juga ingin berbagi standar pola makan ini. Dan kami juga memastikan bahwa
makanannya enak, bahwa ini tidak saja bernutrisi, tapi juga sesuatu yang bisa
Anda nikmati. Karena orang sangat memperhatikan kenikmatan makanan mereka, dan
Anda menghabiskan sangat banyak waktu untuk makan. Jadi Anda ingin memastikan
ini sesuatu yang dapat dinikmati. Jadi kami mampu melakukan itu."
Dalam bukunya, “Tuhan, Orang Hitam dan Kebenaran”, pendiri
Bangsa Israel Yahudi Afrika Ben Ammi menjelaskan cara hidup komunitas yang
menyeluruh, “Doa sejati kepada Tuhan adalah keseluruhan hidup, tindakan yang
berkesinambungan, dari makanan yang Anda makan di pagi hari, pekerjaan yang Anda
lakoni. Itu meliputi setiap niat dan pemikiran Anda.”
Dengan kesejahteraan yang unggul dari seluruh komunitas mereka,
bangsa Israel keturunan Yahudi Afrika ini mendapatkan banyak perhatian atas
teladan sukses mereka. Sebuah artikel Israel menyatakan “Dari seluruh dunia,
delegasi mengalir datang ke Dimona untuk mengalami dan membuka rahasia hidup
sehat mereka.”
Disebut oleh pemerintah Amerika Serikat sebagai “Keajaiban di
Padang Pasir”, komunitas bangsa Israel keturunan Yahudi Afrika di Israel ini
benar-benar sebuah contoh cemerlang bagaimana keyakinan dan pemenuhan terhadap
hukum Tuhan yang membuat surga di atas Bumi.