Maha Guru Ching Hai: Beo Abu-Abu
Afrika khususnya, dia berbicara seperti saya. Persis. Jadi semua orang tertipu,
mengira saya yang memanggil, selalu. Kemudian dia tertawa terbahak-bahak. Terkadang saya katakan sesuatu kepada asisten
dan mereka sibuk atau mereka tidak mendengar atau mereka tidak membalas cukup
cepat, maka Abu-Abu Afrika ini segera menjawab, “Ya, Guru.” Selalu, ya! “Ya,
Guru.”
Supreme Master TV: Burung
beo terkenal akan kesukaan mereka pada biji-bijian, kacang-kacangan,
dan buah-buahan, juga akan kecerdasan tinggi mereka dan
kemampuan meniru percakapan manusia yang merupakan hal yang paling menonjol dari
Beo Abu-Abu Afrika. Maha Guru Ching Hai, penulis tiga buku hewan terlaris #1
internasional, “Burung-burung dalam
Hidupku”, “Anjing-anjing dalam Hidupku”, dan “Satwa Liar yang
Mulia” berbagi pemahamannya yang mendalam tentang dunia dari sahabat unggas kita
dalam suatu pertemuan dengan para anggota Asosiasi kami di Florida, AS pada
tanggal 5 Juni 2001.
Maha Guru Ching Hai: Yang satu
ini sangat cerdas tapi dia tidak banyak berbicara seperti jenis beo lainnya, beo
abu-abu, yang paling sempurna. Dan bahkan mereka mengerti apa yang sedang mereka
bicarakan. Bukan sekedar mengulang. Amat sangat cerdas. Tapi Anda harus
menyediakan waktu melatih mereka juga. Itu sama seperti kita, kita harus
berlatih agar mengerti apa yang kita katakan. Juga bukan hanya bicara bahasa
Inggris tapi mengerti apa yang kita bicarakan. Mereka mampu. Dan, tentu saja,
semua burung beo mereka menari dan semua itu.
Supreme Master TV: Kita akan bertemu satu Beo Abu-bbu Afrika yang luar biasa
cerdas dan berbakat bernama Alex. Dia tahu lebih dari 150 kata. Situs
ScienceDaily memuji dia karena “elemen-elemen pembelajaran
percakapan bahasa Inggris untuk mengidentifikasi 50 obyek berbeda, 7 warna, 5
bentuk, konsep penjumlahan. Dia
menggunakan frasa-frasa seperti “Saya mau X” dan “Mau pergi Y,” dimana X dan Y
adalah label obyek dan lokasi yang sesuai. Dia mendapat konsep-konsep tentang
kategori, lebih besar dan lebih kecil, sama - berbeda, dan ketiadaan. Alex
mengombinasikan labelnya untuk mengidentifikasi permintaan, penolakan, dan
menggolongkan lebih dari 100 hal berbeda yang memperlihatkan suatu tingkat dan
cakupan kemampuan kognitif yang tak terduga ada pada spesies unggas.”
Dengan pesona dan kepribadiannya yang
menggemaskan, Alex menyentuh hati jutaan orang di seluruh dunia dan
mendemonstrasikan bahwa dia bukan hanya sekedar “menirukan” kata-kata.
Dr. Irene
Pepperberg: Berapa banyak? Berapa banyak kunci?
Alex beo Afrika:
Dua
Dr. Irene Pepperberg: Kamu benar.
Apa yang berbeda? Apa yang berbeda?
Alex beo Afrika: Warna.
Dr. Irene Pepperberg: Benar!
Warna apa yang lebih besar? Warna apa yang lebih besar?
Alex beo Afrika: Hijau.
Dr. Irene Pepperberg: Burung
baik! Oh, kamu sungguh anak baik.
Alex beo Afrika: Mau kacang.
Dr. Irene Pepperberg: Ya, kamu
boleh dapat banyak kacang untuk itu.
Supreme Master TV: Di
tahun 1977, Dr. Irene Pepperberg mendapatkan seekor Beo Abu-Abu Afrika biasa
untuk mengetahui lebih jauh tentang cara burung berpikir dan berkomunikasi.
Penelitian-penelitian telah dilakukan tentang kedalaman kognitif dari bahasa
isyarat yang dipelajari oleh simpanse dan komunikasi lumba-lumba dengan manusia,
tapi sedikit yang telah dieksplorasi dalam bidang kecerdasan unggas.
Dr. Pepperberg mengatakan, “Saya kira jika dia
belajar berkomunikasi, saya dapat tanyakan padanya pertanyaan tentang bagaimana
dia melihat dunia.” Dr. Pepperberg menamakan sahabat berbulu barunya, Alex.
Selama 30 tahun berikutnya, Alex dan Dr. Pepperberg praktis tak terpisahkan
dimana mereka merintis dunia komunikasi hewan. Pasangan ini membuktikan betapa
salahnya anggapan bahwa burung tidaklah cerdas karena mereka kecil, berotak
seukuran kacang walnut. Dalam program “Perbatasan Amerika secara Ilmiah,” Dr.
Pepperberg menjelaskan proses pembelajaran burung beo liar.
Dr. Irene
Pepperberg: Di alam bebas, burung-burung ini mungkin
belajar dengan mengamati interaksi antara burung-burung lain dalam kawanannya.
Mereka belajar vokalisasi mereka dengan memperhatikan dua dewasa berduet satu
sama lain.
Supreme Master TV:
Berdasarkan metode modelingnya tentang pengetahuan ini, Dr. Pepperberg
mengajarkan Alex kata-kata dan konsep manusia. Dengan Alex memperhatikan Dr.
Pepperberg akan berinteraksi dengan asisten manusia lainnya, mengajar model kata
baru. Asisten Dr. Pepperberg dilihat oleh Alex sebagai yang mendapatkan seluruh
perhatiannya. Hal ini menstimulasi keinginan Alex untuk mendapat perhatian Dr.
Pepperberg dengan melakukan apa yang asisten itu lakukan. Akan ada juga
pergantian peran, sehingga terkadang asisten itu akan menjadi pihak yang
menanyakan pertanyaan dan Dr. Pepperberg yang akan menjawab. Alex belajar
fleksibilitas peran-peran itu dengan sangat baik sehingga nantinya dia bisa
mengoreksi Dr. Pepperberg atau asistennya jika mereka memberikan jawaban yang
salah atas suatu pertanyaan. Faktanya, dia sendiri akhirnya belajar menggunakan
teknik yang sama untuk mengajarkan beo-beo lainnya. Alex
lulus dari hanya belajar kata-kata, ke penggunaannya yang tepat. Dia mampu
dengan cepat dan akurat memperkirakan jumlah benda di nampan dan
mengidentifikasi terbuat dari bahan apa benda itu.
Dr. Irene Pepperberg: Ini adalah
soal angka yang membingungkan dan hal yang penting tentang ini adalah ada semua
obyek berbeda yang tercampur baur satu sama lain. Dan saya akan tanyakan dia
tentang bagian kelompok dari benda-benda ini. Dan itu sekali lagi akan
menunjukkan bahwa dia mengerti pertanyaan saya dan paham semua angka.
Dr. Irene Pepperberg: Berapa
banyak wol hijau?
Alex beo Afrika: Empat.
Dr. Irene Pepperberg: Beo pintar!
Anak pintar! Anak pintar. Apa kamu mau...
Alex beo Afrika: Mau kacang.
Dr. Irene Pepperberg: Kamu mau
kacang?
Dr. Irene
Pepperberg: Apa kamu mau gabus sebagai gantinya? Apa kamu mau gabus? Apa
kamu mau sepotong...
Alex beo Afrika: Mau pulang.
Dr. Irene
Pepperberg: Baiklah, itu permintaan yang cukup adil.
Alex beo
Afrika:
Mau sedikit air.
Dr. Irene Peperberg: Baiklah.
Kamu mau sedikit air?
Supreme Master TV: Duta untuk
burung-burung Beo Abu-Abu Afrika ini dikenal di seluruh dunia atas kemampuan
bicara dan kognitifnya. Saat Alex mengembangkan kosakatanya, tampaklah bahwa dia
memahami arti kata-kata yang diucapkan, dan bukan hanya sekedar menirukan
guru-guru manusianya.
Dr. Irene Pepperberg: Dia mampu
melihat pada dua benda dan menjawab berbagai jenis pertanyaan yang berbeda
tentang obyek-obyek itu. Atau dia mampu melihat koleksi buku-buku novel dan
menjawab pertanyaan tentang koleksi tersebut. Hal ini menunjukkan pada kita
bahwa dia sangat mengerti apa arti pertanyaan-pertanyaan tersebut.
Suprema Master Television: Dengan
latihan yang berkesinambungan, Alex belajar nama-nama lebih dari 150 obyek. Dia
memahami ide tentang lebih besar vs lebih kecil, sama dan berbeda, lebih dan
kurang, dan bahkan “nol” – sebuah konsep yang dikatakan Dr. Pepperberg, “telah
melewati ahli matematika Yunani hebat Euclid dari Alexandria” pada masa itu. Bahkan ketika
ditunjukkan serangkaian obyek untuk pertama kalinya dan ditanyakan pertanyaan
baru mengenai benda-benda itu, Alex mampu membuktikan kecerdasannya berkali-kali
dengan menjawab secara benar.
Peneliti: Lihat! Bahan apa, empat
sudut, biru?
Peneliti: Bahan apa, empat sudut,
biru?
Alex beo Afrika: Kayu.
Peneliti: Kayu! Kamu benar! Anak
pintar. Kamu benar.
Supreme Master TV: Minat
personal Alex dalam belajar terbukti ketika dia terdengar sedang berlatih
kata-kata pada waktu tertentu ketika dia mengira dia sendirian. Faktanya,
kemampuan Alex yang mahir dengan kata-kata adalah sesuatu dimana dia mampu
menciptakannya sendiri. Contohnya, dia menyebut sebuah apel sebagai “banerry,”
yang mana adalah gabungan dari dua buah yang dia ketahui kata-katanya untuk
pisang (banana) dan cherry. Untuk almond, dia menyebut “cork-nut,” gabungan dua
kata yang telah dia pelajari untuk menyebutkan kacang jenis baru ini. Pada hari
ulang tahunnya, dia bergabung dalam perayaannya dan menerima kue tart. Dia
menyebut penganan-panganan manis ini “kue enak.” Maha Guru
Ching Hai, yang mengadopsi 23 ekor beo ke dalam rumah yang selamanya penuh
kasih, menegaskan melalui pengalaman-pengalamannya sendiri bagaimana
sahabat-sahabat unggas elite ini adalah ahli bahasa yang menciptakan kata-kata
puitis mereka sendiri ketika kebutuhan itu muncul.
Maha Guru Ching Hai: Dia tidak mau jenis mentega itu, bukan mentega hewani tapi mentega mawar. Saya
bilang orang tidak membuat mentega mawar, harus berbuat apa. Lalu saya
tercerahkan. Yang dia maksud adalah madu, sari bunga. Dia
tidak mengatakan bunga, dia mengatakan mawar karena mawar seharusnya menjadi
yang terbaik dari semua bunga dan mentega bagi mereka diungkapkan menjadi
madu, dan bagi lebah mungkin itulah mentega mereka. Contohnya seperti itu, jadi bukan hanya Anda
berkomunikasi dengan hewan tapi Anda harus tahu bagaimana menerjemahkannya. Mereka tidak selalu
mengatakan dalam istilah Anda. Mereka mengatakannya dalam istilah mereka.
Supreme Master TV: Suatu
hari, Alex terus meminta agar diberi kacang dan Dr. Pepperberg tidak segera
memenuhi permintaannya karena dia sedang mengajarkannya fonem, yaitu bagian
terkecil dari bunyi dalam kata-kata. Alex melihat padanya dan berkata, sekali
lagi, “Mau kacang.” Dia tidak diberikan kacang sekali lagi. Kemudian dia
melakukan langkah yang mengejutkan yaitu membagi kata “kacang’ ke dalam
fonetiknya, “Ka..ca..ng.” “Saya terpana,” Pepperberg menulis. “Seakan-akan dia
sedang mengatakan, ‘...Haruskah aku mengejanya untuk Anda?’ Hal ini, logikanya,
adalah caranya mengatakan pada kami, ‘Aku tahu ke mana arahmu! Ayo lanjutkan
itu.’” Tampil di media di seluruh dunia, beo yang fotogenik ini tentu saja tidak
malu dengan kamera. Di satu segmen Berita ABC, Alex memperlihatkan bahwa dia
memiliki pikirannya sendiri, dan dia tidak takut menggunakan itu untuk mendapat
apa yang dia mau.
Alex beo
Afrika:
Saya mau jagung. Jagung lunak.
Dr. Irene Pepperberg: Jagung
lunak, beo pintar.
Alex beo Afrika: Ini dingin.
Dr. Irene Pepperberg: Ini dingin.
Ya, ini dingin. Ini dari kulkas.
Alex beo Afrika: Pergilah memetik
jagung.
Supreme Master TV: Apa
yang Dr. Pepperberg pelajari dari kecerdasan unggas melalui disiplin
metode-metode ilmiah selama lebih dari tiga dekade bersama
Alex sangatlah menakjubkan. Dia menemukan bahwa Alex sesungguhnya sama
cerdasnya dengan anak berusia 5 tahun. Secara emosional, dia setara dengan anak
berusia dua tahun. Faktanya, selama kesepian ketika Dr. Pepperberg harus
bepergian jauh dari dirinya, Alex akan merontokkan bulunya sendiri untuk
menunjukkan bahwa dia sedang tertekan. Dr. Pepperberg, yang saat ini adalah
profesor psikologi honorer di Universitas Brandeis dan seorang pengajar tentang
kognitif hewan di Universitas Harvard, telah menulis dua buku tentang karya
perintisnya dan pengalaman-pengalaman indah dengan Alex, berjudul “Pembelajaran
Alex,” dan Karya Terlaris The New York Times “Aku dan Alex.”
Alex beo Afrika:
Mau pulang.
Dr. Irene Pepperberg: Kamu mau
pulang.
Supreme Master TV: Pada
tanggal 6 September 2007 Alex menyeberangi Jembatan Pelangi dan pulang ke rumah
abadinya. Jutaan orang sangat sedih oleh kabar itu dan media utama dari Amerika
Serikat sampai Australia sampai Inggris meliput kematiannya. Sesuai dengan
kepribadiannya yang menggemaskan dan kecerdasannya, kata-kata terakhir Alex pada
Dr. Irene Pepperberg, sahabat dan rekannya selama 30 tahun, adalah: “Kamu
baik-baiklah. Saya sayang padamu.”
Maha Guru Ching Hai: Kapan saja,
mereka dapat terhubung dengan Tuhan. Karena itulah mereka tahu banyak hal.
Karena itulah mereka dapat melihat hal-hal yang tak terlihat oleh kita. Mereka
merasakan sesuatu yang tidak kita rasakan. Mereka mempunyai intuisi yang hanya
kita dapat impikan. Bakat mereka seringkali lebih tajam daripada kita.
Supreme Master TV:
Menawan, menggemaskan, dan menakjubkan adalah apa yang Alex si Beo Abu-Abu
Afrika vegetarian telah tunjukkan pada dunia bahwa satwa-satwa malaikat kita
sangat handal. Semoga kita menghormati legenda Alex seperti kita
menghormati semua rekan penghuni kita yang berbulu, berambut, dan bersirip lewat
cara hidup vegan yang welas asih dan melindungi bumi.
Alex beo Afrika: Kamu
baik-baiklah.
Dr. Irene Pepperberg: Oke, saya
akan datang besok. Sampai jumpa nanti.
Alex beo Afrika: Sampai jumpa.
Dr. Irene Pepperberg: Sampai
jumpa.
Alex beo Afrika: Aku sayang
padamu.
Untuk
mengenal lebih jauh tentang karya Dr. Irene Pepperberg dan legenda Alex si Beo
Abu-Abu Afrika, kunjungi
www.AlexFoundation.org