Jumlah total kasus flu babi yang dikonfirmasi di seluruh dunia mencapai 8.830 kasus di 40 negara. Kasus di Jepang terus melonjak dan jumlah kasus di Spanyol dan Inggris sudah cukup tinggi yang mencapai lebih dari 100 kasus masing-masingnya. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) cenderung untuk meningkatkan level siaga hingga 6, yang berarti flu babi telah menjadi pandemik. Masalah ini dan produksi vaksin flu babi menjadi fokus diskusi pada pertemuan lima hari minggu ini oleh para pejabat kesehatan dari 193 negara anggota WHO.
Margaret Chan – Direktur Umum Organisasi Kesehatan Dunia (P): Kehadiran virus itu kini telah dikonfirmasikan di beberapa negara di belahan Bumi selatan, dimana wabah influenza musiman akan segera meningkat. Kita punya setiap alasan untuk prihatin terhadap interaksi virus H1N1 yang baru dengan virus lainnya yang saat ini bersirkulasi dalam tubuh manusia. Terlebih lagi, janganlah kita lupakan bahwa virus flu burung H5N1 saat ini masih menetap kuat dalam unggas di beberapa negara. Tiada yang dapat berkata tentang bagaimana virus flu burung ini akan berperilaku jika ditekan oleh sejumlah besar orang yang terinfeksi virus H1N1 yang baru. Seperti yang telah saya katakan, pandemi influenza adalah ekspresi ekstrem akan perlunya solidaritas global. Para ahli telah memperingatkan kemungkinan kasus flu babi saat ini yang berkembang menjadi pandemik parah seperti yang telah terjadi tahun 1918 yang menelan korban 100 juta orang di seluruh dunia hanya dalam waktu 18 bulan.
SUARA: Dr. Ann Marie Kimball MD, spesialis penyakit baru pernapasan di AS, berbagi informasi dalam percakapan telepon dengan Supreme Master Television tentang bagaimana penyakit yang sangat menular ini dapat muncul dari kontak antara manusia dengan hewan di tempat terkurung.
Supreme Master TV (P): Saya memahami bahwa sejumlah epidemik virus di masa lalu berasal dari kerajaan hewan. Dapatkah Anda menjelaskan mengenai hal itu?
Dr. Anne Marie Kimball – Direktur Jaringan Infeksi Darurat, Universitas Washington, AS (P): Ini adalah cerita yang panjang dari berbagai patogen yang pada awalnya terdapat pada hewan, dan kemudian hewan juga mendapatkannya dari manusia. Jadi, ini semacam saling menukar. Anda pasti pernah mendengar E. coli ON57H7, dan tentu saja ia berasal dari sapi menuju manusia, dan itu mungkin berhubungan dengan konsolidasi pemberian pakan di Amerika Serikat dalam waktu 25 tahun terakhir. Jadi, saya pikir bila Anda kembali dan belajar dari masing-masing kasus maka akan terlihat adanya hubungan dengan hewan dan sering berasal dari hewan. Beberapa penelitian yang telah dilakukan oleh Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO), contohnya, mengindikasikan bahwa ketika Anda memiliki peternakan unggas intensif dengan ribuan burung di dalam kandang di tengah hunian manusia yang sangat padat, kombinasi tersebut berhubungan dengan semacam dampak ekologi terhadap kita yaitu apa yang kita telah hadapi dengan flu burung – yang telah terjadi di antara kumpulan unggas disertai dengan kasus flu burung pada manusia yang 60% fatal.
SUARA: Terima kasih kepada Dr. Ann Marie Kimball dan semua yang bekerja guna mempertegas ancaman kesehatan yang berasal dari pembiakan hewan untuk produksi pangan. Kami turut berduka cita atas kehidupan yang hilang, dan terus berdoa demi dampak yang minimal dari flu babi seraya masyarakat bersatu untuk memilih kesehatan yang lebih baik melalui pola makan vegan yang berkelanjutan dan aman.
Sumber: Laurie Garrett http://www.newsweek.com/id/195692/page/3 Dr Ann Marie Kimball http://depts.washington.edu/hserv/faculty/Kimball_Ann_Marie http://www.telegraph.co.uk/health/swine-flu/5339719/Swine-flu-101-cases-now-confirmed-in-Britain.html
Pola makan tanpa produk hewani mengurangi diabetes Tipe 2 dan kegemukan
Suatu studi oleh para peneliti di Universitas Loma Linda di Kalifornia, AS menemukan bahwa segala tipe vegetarian lebih sedikit berisiko kegemukan daripada pemakan daging, dengan vegan ada di indeks massa tubuh (BMI) rata-rata paling rendah senilai 23,6 dibanding dengan 28,8 dari pemakan daging. Selanjutnya, kejadian diabetes Tipe 2 pada para vegan juga terendah yaitu 2,9 persen dibanding pemakan daging yang 7,6 persen. Hasil-hasil ini mendukung penemuan-penemuan sebelumnya bahwa risiko kegemukan dan kondisi kesehatan lainnya dapat diperkecil dan bahkan bisa juga diobati dengan pola makan nabati.
Penghargaan kami, para peneliti Loma Linda atas informasi berdasarkan fakta tentang banyaknya manfaat kesehatan dari pola makan vegetarian yang welas asih. Mari kita segera memperbaiki kesejahteraan kita melalui gaya hidup tanpa produk hewani.
Sumber: http://www.lipidsonline.org/news/article.cfm?aid=7795 http://www.diabetesnsw.com.au/research_pages/vegetariandiet.asp
|