Dengan jumlah yang terus meningkat, pada laju
yang dikatakan oleh para ahli kini terlalu cepat untuk dipantau, angka resmi
kasus yang dikonfirmasikan telah naik menjadi 193.574 dengan 1.362 kematian di
160 negara lebih.
Seorang pelajar Afrika berusia 22 tahun menjadi
orang pertama yang meninggal akibat flu babi di Afrika sub-Sahara, sementara
India mencatat kematian pertama akibat flu babi, dan Israel yang kedua. Di
Canterbury, Selandia Baru, 20 persen orang yang disurvei melaporkan gejala-gejala
flu, dengan setengahnya menyatakan mereka telah “agak” atau “sangat” merasa
tidak sehat.
Jumlah kasus di Uni Eropa meningkat menjadi 67
dalam semalam, dengan 29 di antaranya terjadi di Portugis. Orang yang tertular di
Hong Kong meningkat dengan 206dalam semalam, mencapai total 4.272 kasus.
Dengan kenaikan tajam pandemi itu, rumah-rumah
sakit di negara bagian Queensland Australia telah penuh. Seorang pasien flu
dengan alat bantu kehidupan harus diterbangkan 700 kilometer dengan helikopter
ke empat rumah sakit yang berbeda sebelum ditemukan tempat kosong baginya. Negara
bagian itu telah mulai membatalkan bedah elektif untuk menghadapi tingginya
permintaan tempat di unit perawatan intensif.
Doa kami bagi mereka yang kehilangan orang-orang
terkasih akibat cengkraman pandemi ini, serta mereka yang menderita penyakit
itu. Semoga kesehatan publik global bisa dipastikan melalui peralihan umat
manusia kepada makanan nabati yang menopang kehidupan.