Laporan
terbaru flu babi dan hubungannya dengan pabrik ternak
Sekitar 90.000 kasus flu babi telah dipastikan
di kurang lebih 122 negara dan telah didiagnosis kasus pertama di Suriah. Lebih
dari 380 orang telah meninggal karena virus itu, tiga di antaranya adalah
kematian pertama di Selandia Baru dengan lebih dari 5.000 kasus yang dipastikan
dan kadang ratusan korban baru tertular dalam waktu semalam. Australia
memiliki jumlah terbanyak orang yang terinfeksi di wilayah Asia-Pasifik bersama
dengan sembilan kematian terkait flu babi.
Selain itu, keadaan di negara-negara belahan
Bumi selatan sangat mengkhawatirkan karena musim flu baru saja dimulai, seperti
Argentina yang setidaknya 52 orang meninggal dan diperkirakan 100.000 orang
telah terkena flu babi atau flu musiman menurut Menteri Kesehatan Juan Luis
Manzur yang baru diangkat.
Selain itu, di Cile telah terjadi 15 kematian
dengan sekitar 7.400 kasus yang telah dipastikan. Sementara itu, dua artikel
baru di Huffington Post dari AS oleh Deirdre Imus dan Nicolette Hahn Niman
menyoroti perlunya lebih banyak perhatian dari pemerintah dan media terhadap
flu babi yang dicurigai berasal dari pabrik ternak berskala industri.
Dalam artikelnya tanggal 15 Juni yang berjudul
“Menuai Apa yang Kita Tabur: Bagaimana Industri Peternakan Berperan terhadap
Risiko Pandemi Flu Babi”, Ibu Niman menulis “...pandemi ini mengingatkan kita
bahwa cara kita memelihara hewan ternak saat ini penuh dengan risiko bagi
kesehatan manusia... Sebagai bagian dari usahanya untuk mengurangi risiko
bencana pandemi flu, kongres harus menerapkan penghentian operasi industri
hewan secara nasional.” Ibu Imus juga mendesak penyelidikan terhadap apa yang
disebutnya 'tempat penangkaran penyakit yang beracun ini'.
Terima kasih kepada wartawan yang peduli, Ibu
Imus serta Ibu Niman yang telah membantu membawa kesadaran yang lebih besar
atas risiko pandemi nyata yang sedang kita hadapi hari ini. Kami juga berdoa
bagi para penderita flu babi dan orang terkasihnya, serta menyampaikan simpati
kami kepada mereka yang telah meninggal sebagai korban dari sistem peternakan hewan
saat ini. Semoga kita bertindak cepat untuk mencegah situasi lebih buruk dengan
menghentikan semua praktik ternak hewan dan memilih kesehatan serta kebahagiaan
melalui pola makan vegan organik.