Flu babi terus-menerus menelan korban di seluruh
dunia, dengan 228.921 kasus resmi yang dilaporkan di 168 negara dan wilayah,
dan 2.084 kematian.
Para ahli mengingatkan bahwa
jumlah korban yang sebenarnya adalah terlalu tinggi untuk dihitung. Dengan
lebih dari 2.000 kasus positif, Korea Selatan melaporkan kematian pertamanya.
Di Amerika Serikat, minggu lalu telah melihat
lonjakan 47 kematian baru hingga total menjadi 477. Perawatan di rumah sakit
juga meningkat 15 persen, atau lebih dari 1.000 pasien baru dari total sekitar
7.500. Di Panama, seorang perempuan hamil yang meninggal akibat flu babi
menunjukkan kerentanan ibu hamil dan mereka yang kekebalan tubuhnya melemah.
Penyakit kronis dan kekurangan gizi adalah
penyebab utama penduduk asli Australia
dilanda wabah flu babi pada tingkat yang lebih tinggi daripada kebanyakan.
Walaupun mewakili hanya 2,5 persen dari populasi,
tingkat perawatan di rumah sakit dan kematian mereka akibat flu babi lima kali lebih banyak.
Sama halnya, di Manitoba, Kanada, warga pribumi First Nations terkena penyakit
dari virus itu tujuh kali lebih banyak daripada populasi umum.
Kami berdoa bagi sesama warga di dunia yang
meninggal atau sakit akibat virus ini, dan bagi ketahanan keluarga, baik orang
pribumi maupun non-pribumi.
Seraya menghargai upaya pemerintah untuk
mengekang efek flu, mari kita berupaya menghentikan wabah ini dan wabah lain
yang lebih buruk dengan menyetop sumbernya yang berasal dari hewan dan sebagai
gantinya kita memilih diet vegetarian yang menopang kehidupan.