Di Kerajaan Inggris, jurnal kedokteran Lancet melaporkan penemuan terbaru bahwa penyakit Creutzfeldt-Jakob, bentuk dari penyakit sapi gila, lebih menonjol di masyarakat umum daripada yang diperkirakan sebelumnya.

Pada bulan Januari 2009, seorang pria berusia 30 tahun tewas, kejadian ini sama seperti semua korban dari penyakit tragis yang tak terobati ini, sebagian besar ditularkan melalui konsumsi daging yang terkontaminasi. Namun, analisis genetiknya menemukan bahwa ini berbeda dari orang Inggris lainnya yang meninggal karena penyakit ini sejauh ini.

Kenyataannya, para peneliti menemukan bahwa hampir setengah populasi yang sebelumnya dianggap kebal, sebenarnya bisa rentan terhadap penderitaan yang mematikan ini dan mungkin saja akan memakan waktu yang lebih lama untuk menunjukkan gejala. Ini dapat berarti bahwa gelombang kedua penyakit mematikan ini masih akan datang. Penyakit Creutzfeldt-Jakob awalnya muncul dari praktik pemberian makanan berupa hewan mati kepada sapi.

Virus influensa seperti pandemi flu babi saat ini juga berasal dari perlakuan tidak alami dan kejam terhadap ternak, yaitu mengurung ribuan babi dalam kondisi yang berjejal dan kotor.

Saat ini, sedikitnya 20.002 orang meninggal menurut laporan resmi  yang disebabkan flu babi sejak April 2009, walaupun jumlah sebenarnya jauh lebih tinggi. Jumlah kematian terbaru termasuk 47 di Kosta Rika,  86 di Mesir, dan 539 di Ukraina.

Di India, dimana ratusan kasus baru tercatat setiap harinya, kematian total saat ini melebihi 789, dengan 12 orang meninggal di hari Sabtu, 19 Desember.

Kami sedih mengetahui penyakit ini yang terus menjadi wabah bagi manusia ini. Semoga kita mengindahkan seruan untuk menghapus tempat perkembangbiakan mereka selamanya melalui pilihan makanan vegan organik yang sehat dan menyelamatkan hidup.