Jika Anda ingin menampilkan video ini ke blog atau website Anda, silahkan copy paste tag-nya:
Kematian
setelah suntikan flu babi sedang diteliti.
Pria
berusia 55 tahun di Thuringia, Jerman,
meninggal beberapa jam setelah menerima vaksin flu babi, sehingga mendorong
kekhawatiran terhadap vaksin itu.
Selain
itu, dua warga Jerman lainnya mengalami syok anafilaktik yang mengancam jiwa
setelah disuntik vaksin itu, dan lima
orang lainnya dilaporkan meninggal di Swedia setelah divaksin.
Penelitian
oleh pejabat kesehatan dilakukan di kedua negara untuk menentukan apakah
kematian-kematian itu berkaitan dengan vaksinasi.
Sementara
itu, sejumlah besar orang memilih untuk tidak menerima vaksin flu babi karena
khawatir akan keamanannya, sementara yang lain menolak atas dasar kemanusiaan
karena menggunakan telur yang diambil dari ayam yang dipelihara dan dibesarkan
secara kejam dan melanggar peraturan, atau menggunakan ginjal dari monyet hijau
Afrika. Jajak pendapat di Slovenia melaporkan, 83% penduduk menolak vaksinasi
flu babi, sementara itu jajak pendapat di Rumania menemukan bahwa kurang dari
50% yang berminat untuk mendapatkan vaksinasi.
Berdasarkan
hitungan resmi, flu babi telah merenggut 7.092 jiwa di seluruh dunia, walaupun
angka sebenarnya kemungkinan besar jauh lebih banyak. Di Ukraina, kematian naik
menjadi 316, sementara di Italia mencapai 53, dan di Skotlandia, Inggris, 38.
Sejauh ini, 530 orang meninggal di India akibat flu babi, sementara kematian di
Israel menjadi 49 dan Tunisia melaporkan dua kematian pertamanya. Dengan Jerman
mencatat kasus flu babinya yang berlipat ganda dalam seminggu, kita diingatkan
bahwa pandemi ini terus menyebar lebih cepat daripada yang pernah ada, dengan
kasus yang terlalu banyak untuk dihitung.
Doa
kami bagi keluarga-keluarga yang kehilangan orang terkasih akibat flu babi dan
mungkin juga akibat vaksinnya. Semoga dunia kita segera mengadopsi diet vegan
yang manusiawi, higienis, dan mendorong vitalitas demi mengakhiri ancaman
kesehatan publik dari penyakit zoonotik dan bawaan hewan.