Ketika pabrik ternak dengan 5.800 babi pindah ke
kotanya di Kanada, Ibu Joanne Dion Richilieu dan para
tetangganya mulai menderita akibat dampaknya yang datang
seketika.
Selain masalah kesehatan yang baru dan bau busuk
yang memaksa keluarganya tinggal di rumah mereka, limbah cair
babi yang sangat banyak di sekeliling ladang telah melepaskan
bakteri serta gas beracun yang membahayakan lingkungan.
Dion Richilieu – Tetangga peternakan babi:
Ini adalah campuran yang sangat asam, baunya seperti gas sulfur
dan semacam itu. Jika turun hujan, semua itu masuk ke sungai.
Setiap kali hujan, sungai di sini berubah warna. Saya telah
mengukur koliform (bakteri fekal) di dalam air setelah hujan,
dan sungai tidak dapat direnangi lagi.
PEMBICARA: Tak seperti pabrik industri, peternakan
di banyak negara dibebaskan dari undang-undang lingkungan dari
polusi yang dihasilkannya. Ibu Richilieu berusaha membentuk grup
warga dan memohon kepada legislator dan media untuk menghentikan
masuknya peternakan baru, tapi dirintangi oleh kepentingan
ekonomi dan politik yang besar dari perusahaan yang memiliki
pabrik ternak itu.
Joanne Dion Richilieu: Beberapa teman lama
kini bermusuhan karena hal itu. Itu telah menimbulkan konflik
dan tidak hanya masalah lingkungan, tetapi masalah sosial. Hanya
berbicara tentang itu sudah sangat sulit bagi saya. Sangat
menjijikkan, dan saya tahu saya tidak sendirian.
PEMBICARA: Di seluruh Kanada dan tentunya di
Amerika Utara serta belahan dunia lainnya, pabrik ternak babi
juga mengganggu individu dan komunitas dengan cara yang serupa –
sementara pada saat yang sama dibayar oleh warga mereka sendiri.
Joanne Dion Richilieu: Walaupun ekonomi
babi sangat buruk, ia merupakan industri yang banyak disubsidi.
Jadi, ada banyak uang warga masuk ke dalam industri yang membuat
polusi ini.
PEMBICARA: Pabrik ternak babi juga menjadi pusat
penyebab kerugian sosial parah lainnya – pandemi flu babi.
Hingga hari ini, virus itu terus merenggut jiwa, dan baru-baru
ini diumumkan kematian di India naik menjadi 1.206 dan Mesir
248, sementara Siprus, Rumania, dan Amerika Serikat juga telah
melaporkan kematian baru akibat flu babi.
Walaupun ada jauh lebih banyak kasus daripada yang
dihitung, kematian global yang terbaru telah melebihi 28.510.
Apresiasi dan dukungan dari kami, Ibu Richilieu
dan semua individu lain yang dengan berani berusaha mendapatkan
kembali kualitas hidup mereka dalam masyarakat yang terkena
dampak dari pabrik ternak. Dengan rasa duka bagi keluarga di
seluruh dunia yang terkena penyakit terkait praktik peternakan
seperti ini, kami berdoa agar semua masyarakat berlindung dalam
gaya hidup vegan organik yang sehat dan berkelanjutan.
Referensi:
http://netindian.in/news/2010/01/27/0005053/10-more-swine-flu-deaths-india-toll-rises-1206 http://www.sis.gov.eg/En/Story.aspx?sid=46111http://english.hotnews.ro/stiri-top_news-6850007-seven-new-swine-flu-cases-and-one-death-the-last-24-hours.htm