Penganiayaan hewan terkait penyakit bawaan
makanan
Dengan jumlah kematian akibat flu babi saat ini
meningkat menjadi 195 di Mesir, 82 di Rumania, 85 di Israel, 265
di Prancis, dan 355 di Inggris, total kematian global sedikitnya
mencapai 21.547, walaupun jumlah kasus dan kematian yang
sebenarnya jauh melebihi angka yang dikonfirmasikan.
Sementara itu, seorang pasien kritis di Australia
meninggal dan menjadi kasus pertama flu babi yang kebal
antivirus di negara itu. Para ahli di seluruh dunia mempertegas
gelombang ketiga pandemi ini dan kembali muncul pertanyaan
tentang faktor-faktor yang menyebabkan kemunculan penyakit
menular baru semacam itu – yaitu kondisi peternakan hewan modern
yang teramat kotor, bersesakan, dan penuh tekanan.
Perlakuan kejam terhadap hewan telah menghasilkan
pengembangan infeksi bakteri dan penyakit virus seperti flu babi.
Walaupun beberapa negara berusaha memastikan kesehatan
peternakan hewan melalui pemeriksaan, para ahli seperti Dr. Gary
Steiner, guru besar filsafat di AS yang penemuannya tentang
etika terhadap hewan disoroti baru-baru ini oleh New York Times,
menyatakan bahwa praktik-praktik ini tak pernah dapat
membenarkan pembunuhan dan pengonsumsian hewan pada pokoknya.
Dr. Gary Steiner – Profesor Filosofi, Vegan:
Jika kebanyakan orang tidak memakan atau memakai hewan untuk
menjalani gaya hidup yang benar-benar sehat, apalagi untuk
bertahan hidup, maka tidak ada pembenaran untuk menimbulkan
penyiksaan mengerikan seperti di pabrik ternak.
PEMBICARA: Melalui riset historis yang luas, Dr.
Steiner menemukan bahwa kebudayaan tradisional Barat percaya
bahwa hewan secara moral lebih rendah daripada manusia karena
mereka tampaknya kurang dalam kemampuan rasional serta
kecerdasannya.
Dr. Gary Steiner: Fakta bahwa ada orang di
luar sana yang lebih cerdas daripada saya, tapi itu bukan
berarti mereka lebih bermoral dari saya. Saya lebih cerdas
daripada kucing saya, Pindar, tapi itu tidak berarti saya berhak
untuk memperlakukannya seperti mainan atau barang atau sesuatu
seperti itu.
Jika kita tahu bahwa kesadaran dan kemampuan
kognitif adalah hal yang penting, maka kita tidak boleh
mengatakan bahwa hidup saya lebih berarti daripada hidup Pindar.
Karena hidup Pindar berarti bagi dirinya dan hidup saya berarti
bagi saya. Dan tidak ada yang di luar dua sudut pandang itu yang
dapat memutuskan seberapa banyak hidup seseorang berarti.
Jadi, sejak awal, saya kira hal pertama yang harus
kita lakukan adalah jangan mencelakai hewan, jangan melakukan
kekerasan terhadap mereka. Dan cara yang paling langsung adalah
dengan menjadi vegan dan tetap menjadi vegan.
PEMBICARA: Kami berterima kasih kepada Dr. Steiner
dan New York Times yang berbagi wawasan tentang hubungan moral
dan tanggung jawab kita terhadap spesies lain. Seraya kami
berdoa bagi para korban pandemi flu babi bawaan hewan, mari kita
beralih ke gaya hidup vegan yang menyelamatkan hidup demi
pemulihan vitalitas dan kedamaian semua makhluk.
Referensi:
http://www.nytimes.com/2009/11/22/opinion/22steiner.html?_r=2&pagewanted=1
http://news.xinhuanet.com/english/2010-01/11/content_12787492.htm
http://www.setimes.com/cocoon/setimes/xhtml/en_GB/newsbriefs/setimes/newsbriefs/2010/01/10/nb-06
http://theyeshivaworld.com/news/General+News/44618/Swine+Flu+Victim+Was+Vaccinated.html
http://www.6minutes.com.au/articles/z1/view.asp?id=508962
http://www.meatinternational.com/news/fvo-states-belgium-should-improve-pig-welfare-id2230.html