Rene Jorgensen dari Denmark adalah pendiri NDE Light,
organisasi nirlaba dengan misi menyebarkan informasi dan penelitian
tentang pengalaman dekat kematian (NDE) kepada masyarakat. Di tahun
2000, Bapak Jorgensen mendapat pengalaman luar biasa ketika ia
meninggalkan tubuh fisiknya dan memasuki dimensi ruang yang berbeda. Ia
memasuki cahaya cemerlang yang mengisi seluruh jiwanya dengan cinta
kasih tanpa batas.
Rene Jorgensen: Saya sebenarnya seorang
pebisnis biasa, mungkin sedikit egois, mementingkan diri sendiri –
layaknya seorang modern, sampai saya melakukan perjalanan ke India dan
saat itulah saya mendapat kesadaran spiritual. Saya mendapat pengalaman
rohani yang mendalam dan mengubah cara pandang dan seluruh hidup saya.
Sejak saat itu, hidup saya telah berubah. Saya memulai perjalanan
spiritual, dan ketika saya mengalami pengalaman dekat kematian saya
menyadari bahwa hal itu sebenarnya sangat mirip dengan pengalaman
spiritual saya.
Supreme Master TV: Rene Jorgensen kemudian
terinspirasi untuk mendalami ilmu pengetahuan, filsafat agama dan
fenomena pengalaman dekat kematian. Berdasarkan hasil risetnya ia sudah
menulis tiga buku tentang NDE, yang berjudul Awakening After Life,
Behind 90 Minutes in Heaven, dan The Light Behind God. Dia juga secara
rutin melakukan ceramah publik dan memberi wawancara tentang isu-isu
ini. Mari kita sekarang pelajari lebih jauh tentang peristiwa
transformasi Bpk Jorgensen di India.
Supreme Master TV: Anda menyebutnya pengalaman spiritual, jadi seperti apa rasanya?
Rene Jorgensen: Pengalaman yang amat kuat
hingga membuat saya meninggalkan tubuh saya. Dari atas saya bisa
melihat ke bawah dan melihat diri saya, tubuh saya sendiri. Kemudian,
saya mengalami cahaya yang pada dasarnya disebut pengalaman dekat
kematian, cinta kasih dan suka cita ini, adalah damai yang sering
diimpikan oleh banyak orang.
Saya juga mengalami apa yang disebut "resensi
hidup"- saya melalui semua dilema kehidupan dimana saya sering
menyakiti orang lain. Saya sering mendapat masalah ketika saya marah
kepada ibu saya, saya akan mengalaminya, dan saya kemudian akan
menerima akibat kemarahan tersebut, saya akan berada dalam diri ibu dan
merasakan kesedihannya, jadi saya akan mengalami akibat dari tindakan
saya. Saya juga pernah kembali pada masa kelas empat SD dimana saya
pernah mengejek seorang gadis kecil dan peristiwa sudah saya lupakan
sama sekali. Dia adik kelas saya, dan mungkin saat kami kelas dua atau
tiga saya pernah mengejeknya. Dia membelakangi dinding dan saya panggil
namanya. Tapi sekarang, saya berada dalam tubuhnya dan saya merasakan
tindakan saya sendiri. Tidak hanya merasakan kesedihannya, tapi juga
melihat ke masa depan dimana dia kemudian menjadi seorang yang agak
pemalu dan tertutup sebagai akibat dari tindakan saya. Dan tidak hanya
itu saja, saya merasakan kesedihan orangtuanya, yang menyadari bahwa
anaknya akan menjadi seorang yang pemalu dan tertutup. Jadi saya pada
dasarnya akan mengalami konsekuensi penuh dari tindakan saya.
Supreme Master TV: Banyak tradisi spiritual
dan agama yang membicarakan tentang hukum universal sebab-akibat atau
karma. Dalam Alkitab, dinyatakan dan ditulis dengan indah, "Apa yang
kau tabur, itulah yang kau tuai." Sebab-akibat juga dikenal dalam dunia
ilmiah yang dikenal sebagai hukum alam.
Rene Jorgensen: Bagaikan rantai akibat, bukan
hanya karena saya mengejek anak itu dan dia menjadi sedih, tapi juga
kesedihan orangtuanya karena setiap orang memiliki harapan dan kasih
bagi anak-anaknya. Mereka ingin anak-anaknya tumbuh dan berkembang jadi
saya mengalami siklus itu sepenuhnya, rantai akibat dari aksi saya.
Jadi sungguh, itulah yang saya alami. Anda akan memahami sepenuhnya
akibat dari tindakan Anda dan akan memahami tentang hal apa saja yang
merugikan dan menyakitkan bagi orang lain.
Supreme Master TV: Jadi, apa kesimpulan Rene Jorgensen tentang perjalanannya ke dunia lain?
Rene Jorgensen: Kemudian saya kembali lagi ke
dalam cinta kasih dan cahaya ini. Dan saya melihat visi masa depan saya
sendiri. Saya akan berbuat baik, penuh kasih dan berupaya berbagi cinta
kasih kepada dunia di seumur hidup saya. Peristiwa itu amat menyadarkan
saya. Sebelumnya saya seorang ateis dan saya selalu berkata "Jika Tuhan
itu ada maka buktikan pada saya!" Jadi bisa dikatakan bahwa pengalaman
ini bagi saya berdampak amat sangat kuat. Ini benar-benar membangunkan
saya.
Supreme Master TV: Pelajaran berharga lainnya
yang Bapak Jorgensen pelajari dari perjalanannya ke alam lain, yaitu
semua makhluk adalah satu, yang menjadi prinsip umum lainnya bagi semua
agama di dunia. Pengalaman ilmiah juga menunjukkan kesatuan mendasar
dari alam semesta.
Rene Jorgensen: Segala hal saling terhubung
satu sama lain. Itulah yang kami pelajari dalam agama dan spiritualitas
bahwa segala hal adalah satu dan kami memiliki prinsip yang sama dalam
mekanika kuantum. Partikel, walaupun mereka terpisah di ruang angkasa,
mereka masih terhubung. Inilah ilmu pengetahuan kuantum yang saling
terhubung. Disebut juga non-lokalitas. Cara kerja kuantum terhubung
adalah dengan menghubungkan dua partikel yang terpisah dan ilmuwan
mengatakan partikel ini berkomunikasi namun tidak berkomunikasi pada
kecepatan cahaya, tapi partikel ini sebenarnya berkomunikasi secara
instan, yang berarti mereka dapat berkomunikasi melampaui ruang dan
waktu. Dan mereka menyimpulkan bahwa partikel ini memang saling
terhubung. Itulah mengapa disebut saling terhubung, yaitu karena semua
partikel di alam semesta sebenarnya tidak terpisah. Mereka mungkin
terlihat terpisah secara fisik, tapi nyatanya, semuanya tetap saling
terhubung. Semuanya masih terhubung.
Supreme Master TV: Lebih dari 10 tahun lalu
Rene Jorgensen telah melakukan penelitian ekstensif mengenai pengalaman
dekat kematian, termasuk menyelidiki catatan sejarah dari peradaban
kuno yang menjelaskan tentang NDE.
Rene Jorgensen: Jika melihat pada sejarah,
pengalaman dekat kematian sudah tercatat pada sekitar tahun 2700 SM
dalam kisah kepahlawanan Gilgamesh. Anda bisa melihat sebuah kisah,
tentang seorang raja yang meneliti kehidupan abadi. Dia melalui gunung
ini, sebuah lorong panjang dimana ada cahaya pada ujung terowongan itu
dan dia kemudian tiba di kebun permata luar biasa yang suasananya
seperti melambangkan firdaus atau surga. Anda juga akan menemukan kisah
tentang Ur, seorang prajurit yang meninggal dalam perang dan setelah
meninggal selama 12 hari dia hidup kembali. Dia juga menjelaskan
tentang melihat cahaya ini, sebentuk cahaya dari Surga dan lain
sebagainya. Bahkan dalam Alkitab Anda bisa temukan kisah tentang Saul
yang jatuh dari tunggangan kuda dan dia juga melihat cahaya dari Surga.
Jadi saya percaya bahwa pengalaman dekat kematian – atau yang seperti
itu – benar-benar telah ada di sepanjang catatan sejarah.
Supreme Master TV: Bisakah Anda ceritakan beberapa kesamaan dari pengalaman yang dialami orang-orang dalam pengalaman dekat kematian?
Rene Jorgensen: Jika Anda menganalisa inti
kisah yang dialami mereka, akan terlihat bahwa mereka mengikuti pola
universal yang sama. Ini sangat menarik karena tidak masalah dari
budaya mana Anda berasal, pengalaman ini mengikuti pola universal yang
sama. Dimulai dengan meninggalkan tubuh fisik. Mereka melintasi ruang
angkasa dengan kecepatan cepat atau lewat terowongan. Mereka mengalami
apa yang disebut Cahaya. Inilah sejenis inti dari pengalamannya.
Setelah cahaya ini, beberapa akan mengalami lainnya, misalnya, meninjau
seluruh kehidupannya. Mereka akan melihat episode kehidupan mereka
dimana ada saat bahagia, dan tidak hanya saat sedih saja. Pemandangan
ini akan jelas dilihat setiap orang dan setiap budaya, namun elemen
meninggalkan tubuh fisik dan mengalami cahaya, serta mengalami suasana
menyenangkan atau tertekan, dan saat kembali ke tubuh dan seterusnya,
semua ini pada dasarnya amat universal dan ada di semua budaya.
Supreme Master TV: Bagaimana kita bisa membedakan antara pengalaman dekat kematian dan halusinasi?
Rene Jorgensen: Pertama kita sudah tahu dari
percobaan ilmiah yang diadakan di rumah sakit pada sekitar seperlima,
atau sekitar 20% orang yang jantungnya berhenti secara klinis atau
sudah mati dan kemudian ia kembali dengan selamat, dan mereka
melaporkan pengalaman dekat kematian. Ini sesuatu yang tidak bisa kita
ramalkan secara ilmiah. Tapi hal ini sering terjadi pada orang-orang.
Ada beberapa perkiraan bahwa di Amerika sendiri, setidaknya ada 8 juta
orang yang pernah mengalaminya. Jadi pengalaman ini cukup sering
terjadi. Jika kita perhatikan apa yang terjadi pada seseorang yang mati
secara klinis dan dikaitkan dengan teori menjadi berhalusinasi,
beberapa detik setelah jantung berhenti berdetak setelah ia
beristirahat, aliran darah ke otak akan berhenti sepenuhnya; ini
berarti tanpa darah yang mengalir ke otak, sehingga otak menjadi tidak
berfungsi. Otak memerlukan darah untuk menghasilkan pengalaman sadar.
pengalaman dekat kematian adalah pengalaman yang sangat jelas dan nyata
jadi Anda perlu hentikan aliran darah agar bisa merasakan pengalaman
itu. Setelah delapan hingga 10 detik, darah tidak akan mengalir lagi.
Pikiran jadi tidak bisa bereaksi, ketika darah tidak aktif, hingga
membuat halusinasi.
Supreme Master TV: Apakah orang yang mendapat pengalaman itu selalu ingat dengan jelas akan apa yang terjadi?
Rene Jorgensen: Ya. Beberapa dari teori
skeptis mengatakan "Itu hanya suatu halusinasi, itu sebuah mimpi, atau
suatu ilusi"; namun kita semua tahu bahwa di saat kita pingsan, dan di
saat kita kembali kita menjadi sangat bingung. Kita tidak ingat
saat-saat ketika kita sebelum pingsan, otak menjadi bingung karena dia
tidak mendapat cukup aliran darah. Di saat tidak ada cukup aliran
darah, otak menjadi sangat bingung. Ia jadi tidak bisa menghasilkan
pengalaman jelas dan terang. Tapi yang Anda alami saat pengalaman dekat
kematian adalah pengalaman yang sangat jelas dan terang. Ahli psikologi
telah menganalisa pengalaman itu dan mengatakan bahwa tidak ada
tanda-tanda skizofrenia atau halusinasi. Ini pengalaman masuk akal yang
amat jelas dan normal bahkan diingat orang tersebut beberapa tahun
setelah itu. Dan Anda akan menemukan ada orang yang berkata, "Saya
pernah mengalaminya 30 tahun yang lalu tapi saya masih ingat jelas,
seperti baru saja terjadi kemarin."
Rene Jorgensen: Pandangan lainnya yaitu orang
berkata Tuhan itu universal dan inklusif. Saat Anda menyurvei di
mayoritas masyarakat, lebih dari 90% akan berkata Tuhan itu inklusif,
dan selalu penuh kasih, serta Tuhan itu pada dasarnya universal. Pada
dasarnya semua orang akan berkata energi ini, adalah cahaya kasih. Saat
kami meninjau inti pengalaman mereka, 73% menyatakan bahwa cahaya
adalah inti sari dari pengalaman mereka. Delapan puluh persen dalam
penelitian saya menyatakan bahwa cahaya adalah Tuhan. Bahkan
mayoritasnya, 85% orang akan berkata bahwa cahaya itulah kasih, suka
cita, dan cita rasa kesadaran yang tertinggi. Pada puncak cita rasa
itu, orang-orang akan membangunkan kondisi kebudayaan mereka tak peduli
apakah mereka itu orang Kristen atau Buddha atau dari agama apa pun
yang diyakini mereka.
Banyak orang pada riset saya, mereka menyetujui
bahwa intinya adalah universal; yaitu inti sari dari pengalaman kasih
ini, adalah cita rasa kebahagiaan dan kesadaran yang tertinggi. Mereka
akan berkata itulah intinya, dan cita rasa ini tidak bisa ditekankan
pada satu interpretasi atau agama yang spesifik. Orang-orang akan
mengalami cita rasanya secara berbeda, dan mereka akan mendapat
berbagai proyeksi, dan gambar, tetapi intinya adalah: universal.
Berdasarkan pada fakta pengalaman dekat kematian, Tuhan sungguh
melampaui pemahaman kita, dan Tuhan begitu maha besar, lebih dari
pemahaman kita dan Tuhan juga inklusif. Tuhan itu sungguh mulia, tak
terbatas, tak terhingga dan kasih tanpa syarat.
Kami juga menemukan ini dalam agama, misalnya dari
agama rakyat Babilonia awal, "The Epic of Gilgamesh" hingga ke tanah
Mesir pada buku "Book of the Dead," dan dalam buku "Book of the Dead,"
di Tibet kami juga menemukan cahaya. "Book for the Dead" dalam bahasa
Tibet disebut dengan "The Clear Light Nature." Jadi kami menemukan
cahaya sebagai hal universal dalam semua agama. Cahaya yang dialami
mereka saat melewati kematian amat berhubungan dengan agama. Saya
bertanya kepada mereka apakah mereka percaya bahwa cahaya inilah yang
berada di balik semua agama di dunia. Ada lebih daripada 80% berkata
ya: mereka percaya bahwa apa yang mereka alami adalah inti sarinya,
hakikat yang kita miliki dalam semua agama di dunia, dan yang kita
temukan dalam spiritualitas.
Supreme Master TV: Jadi, apakah Anda akan mengatakan bahwa pengalaman ini bisa menjadi fakta kehidupan setelah kematian?
Rene Jorgensen: Ya, tentu saja. Saya telah
lama menelitinya dan melihat semua faktanya, hasilnya jelas sekali
bahwa mereka yang mati secara klinis dan kembali, mereka akan
menceritakan pengalaman ini dan ini amat serupa dengan yang kita
temukan dalam agama, dan spiritualitas. Itulah fakta terjelas yang bisa
kita peroleh. Dan tentunya, orang-orang skeptik akan berkata semua ini
halusinasi, tapi bila Anda berbicara dengan mereka yang telah
mengalaminya atau membaca sebagian kesaksian mereka, Anda akan
merasakan cita rasa keyakinan mereka. Kebanyakan keraguan akan sirna
terutama bila Anda seorang yang berpikiran terbuka, atau Anda seorang
rohaniwan atau religius.
Supreme Master TV: Apa dasar dari semua penelitian Anda?
Rene Jorgensen: Saya sudah menuliskan 15
halaman kesaksian yang amat mendalam saat saya mewawancarai mereka.
Saya mewawancarai 16 orang yang telah mengalami dekat kematian dan saya
menanyakan mereka pertanyaan yang sama. Saya coba telusuri apa yang
dapat dijelaskan dalam sejumlah keyakinan tertentu tentang pengalaman
mereka - dan menemukan konsensus bahwa dari mayoritas orang yang pernah
mengalaminya, katakanlah 70%, 80% atau 90% orang menjawab serupa
terhadap hal-hal atau suatu jawaban tertentu. Saya sedang mencari
konsensus dalam mengartikan pengalaman mereka. Itulah pada dasarnya
yang sedang saya upayakan dalam riset ini. Saya berupaya mempelajari
lebih banyak tentang hal itu dan berusaha menjelaskan apa yang bisa
disampaikan secara tingkat keyakinan dari segi pandang objektif
bukannya hanya sekedar bergantung pada seseorang. Saya berusaha untuk
melihat secara lebih luas, dan lebih obyektif untuk melihat apa
konsensusnya.
Supreme Master TV: Tinjauan kehidupan mungkin
menjadi satu komponen dalam pengalaman dekat kematian, dan individu
tersebut akan meninjau sebagian atau seluruh kehidupan seseorang dalam
momen yang amat cepat. Banyak yang telah melaporkan mereka merasa sedih
saat melihat sebagian dari tindakan masa lalu mereka.
Rene Jorgensen: Seratus persen dalam riset
saya mengatakan bahwa Tuhan tidak marah. Tuhan tidak menghukum, dan
Tuhan tidak marah terhadap apa pun. Tak satupun visi yang menyatakan
Tuhan pernah atau akan marah. Saya kira itulah pesan yang sangat
penting untuk disampaikan. Ada banyak akibatnya. Kami setuju dengan
ulasan mereka ini dimana saat seseorang mengalami saat sulit, atau
mendapat akibat dari menyakiti orang lain atau karena melanggar Aturan
Emas, mereka akan merasakan menjadi terpisah dari Tuhan. Tapi jelas
sekali itu bukan Tuhan yang menghukum.
Kita mempunyai kehendak bebas, itu pilihan kita
sendiri sehingga kita mengalami akibatnya sendiri. Tuhan tidaklah
marah, dan menghukum, dan saya kira itu kesimpulan yang sangat penting
dari riset ini. Ada banyak kasus dimana mereka melihat ulasan kehidupan
mereka dan melihat apa akibatnya saat mereka berlaku kejam terhadap
hewan. Sangat jelas bahwa cahaya itu adalah jiwa, itu ada di semua
kehidupan juga ada dalam hewan. Jadi jika Anda kejam pada hewan, Anda
pasti akan mengalami kekejaman itu.
Dan kembali lagi ke agama para pribumi bahwa kita
harus menghargai semua kehidupan, karena semuanya saling terhubung,
seperti alam dan iklim, semuanya saling terhubung. Ini juga ada satu
kesimpulan ilmiah yaitu melalui teori keterikatan kuantum, yang disebut
non-lokalitas, ternyata semuanya terhubung dan saling berhubungan.
Sebagian orang berkata bahwa pengalaman dekat kematian adalah suatu
aksi membangunkan, panggilan evolusioner. Saat kita berkembang kita
akan belajar menghormati lebih banyak hakikat kehidupan, dan saya yakin
termasuk semua kehidupan. Karena semua kehidupan memiliki hakikat ini.
Semua memiliki jiwa, jadi kita perlu menghormati jiwa-jiwa lain itu.
Supreme Master TV: Pengamatan penting lainnya
dari hasil wawancara NDE yaitu dengan berada dalam kehadiran Tuhan atau
Surga ini sungguh luar biasa dan tidak bisa diungkapkan dalam bahasa
manusia. Di satu sisi melampaui pemahaman manusia. Orang-orang akan
berkata bahwa mereka meninggalkan tubuh mereka, dan pergi ke seberang,
dan mendapat pengalaman ini, saat itu mereka akan sadar bahwa: itulah
kasih, dan belas kasih. Tapi saat mereka kembali mereka akan kesulitan
mengungkapkannya. Mereka akan mengatakan bahwa Tuhan lebih besar dari
yang bisa kita pahami.
Anda akan temukan ini juga dalam Alkitab atau dalam
sebagian filsafat bahwa faktanya Tuhan adalah sesuatu yang lebih besar
dibanding pemahaman kita. Jadi mereka hanya berkata: "Karena Anda tidak
bisa sepenuhnya paham pengalaman ini, sehingga Anda tidak bisa memahami
bagaimanakah Tuhan itu. Kita tidak bisa berkata bahwa Tuhan hanya
begini atau kita tidak bisa katakan bahwa Tuhan hanya begitu. Kita
tidak bisa membatasi Tuhan. Itulah pendapat manusia, kecenderungan
manusia yang berkata Tuhan hanya begini, Tuhan itu hanya di Alkitab
atau Tuhan cuma di agama. Kita tidak bisa membatasinya karena
pengalaman ini jauh lebih besar dibanding pemahaman kita. Jadi kita
tidak bisa membatasi itu hanya pada satu definisi atau penerjemahan
tunggal dalam bahasa manusia. Dia terlalu besar untuk itu.
Rene Jorgensen: Bila Anda tinjau apa yang
terjadi setelah pengalaman dekat kematian, ada yang disebut
efek-kemudian. Anda akan saksikan bahwa 80 hingga 90% dari mereka yang
kembali dari pengalaman dekat kematian akan melaporkan perubahan
kehidupan secara berarti atau radikal. Ada banyak penelitian dimana
kami menanyakan kepada mereka dan menganalisa perubahan seperti apa
yang terjadi setelah mereka mengalaminya. Ada 80% hingga 90% yang
melaporkan bahwa mereka menjadi lebih penuh kasih, lebih peduli, lebih
pemaaf dan berbelas kasih. Orang-orang berubah, dan menjadi lebih
positif. Ini menyiratkan sesuatu tentang hakekat cahaya ini. Yaitu
inilah kasih sejati, dan itulah alasan mereka menjadi makin penuh
kasih. Inilah reaksi pengalaman itu. Anda punya pengalaman kasih yang
mendalam kemudian Anda mengubah kehidupan Anda, dan menjadi semakin
penuh kasih. Itulah sebab dan akibatnya.
Saya akan bacakan sebagian kesaksian dari hasil
riset yang telah dilakukan pada pengalaman dekat kematian. Yang pertama
mengatakan: "Sebelum mengalaminya, saya selalu berpikir tentang
kematian, dan saya juga takut pada hal yang tidak dikenal. Tapi kini
saya tahu bahwa tidak ada rasa sakit. Sama sekali tidak ada permulaan
dan akhir dari satu halaman kehidupan ke kehidupan selanjutnya." Bagi
saya, ini berdasarkan pengalaman saya. Saat saya tinggalkan tubuh saya,
ada alam dimensi baru, dan ada dunia baru. Tidak perlu percaya tentang
adanya Tuhan atau tidak. Tapi Tuhan itu nyata. Karena saya mengalaminya
langsung melampaui keraguan saya bahwa Dia sungguh ada. Dan ini lainnya
yang juga menjelaskan tentang kematian, dan pergi ke alam seberang.
Orang ini berkata: "Pengalaman kematian saya sangat mengagumkan.
Kegembiraan besar, dan tiada ketakutan sama sekali. Saya dipenuhi
dengan kebahagiaan ini. Perasaan yang ingin saya jelaskan sebagai
kasih, suatu ledakan, sebuah sensasi kasih, kegembiraan, dan kedamaian
yang sangat kuat. Inilah yang dijelaskan mereka saat kembali, kembali
ke rumah mereka atau kembali ke jati diri mereka atau kembali kepada
Tuhan.
Supreme Master TV: Rene Jorgensen adalah salah satu dari mereka yang membuat perubahan berarti dalam kehidupan setelah kontak dengan Yang Ilahi.
Rene Jorgensen: Saya sungguh melihat keagungan
semua kehidupan dan saya berusaha menghormati semua kehidupan. Itulah
alasan saya menjadi vegan. Saya yakin kita dapat bertahan hidup; dan
makan dengan tanpa membunuh, tanpa merenggut nyawa hewan. Saya senang
sekali bila berpikir bahwa saya tidak membunuh hewan untuk itu.