Supreme Master TV: Pemirsa penuh wawasan, selamat datang di acara Hidup Sehat minggu ini, dimana kami akan membahas efek berbahaya dari organisme rekayasa genetika (GMO) dalam pasokan makanan kita. GMO di produksi dengan memindahkan gen dari satu spesies ke kode genetik lainnya. Makanan GM belum pernah terbukti aman secara ilmiah. Sadar akan bahayanya, beberapa negara telah melarang semua tanaman GMO, terutama Swiss dan Bulgaria. Diseluruh Eropa ada oposisi konsumen yang luas pada produk GMO. Di Jepang, makanan yang direkayasa secara genetik tidak ditanam secara komersial. Di India, pemerintah nasional melarang penanaman terong GM pada tahun 2010 setelah menteri lingkungan menyimpulkan ada kurangnya data yang menunjukkan bahwa tanamannya aman untuk konsumsi manusia atau lingkungan Untuk tahu lebih lanjut tentang proses yang secara inheren berbahaya dari memproduksi GMO, pertama-tama mari dengar dari Jeffrey M. Smith, seorang ahli dalam bidang tersebut dan juga pendiri dari Institut untuk Teknologi Bertanggungjawab yang ada di AS yang memberitahukan para pembuat kebijakan dan publik tentang risiko dari makanan yang direkayasa secara genetik.
Jeffrey Smith: Anda mengambil suatu gen; katakanlah Anda ingin membuat tanaman jagung yang memproduksi pestisidanya sendiri. Jadi Anda mengambil gen dari bakteri tanah Bt (Bacillus thuringiensis) dan Anda membuat jutaan salinan dari gen itu dan Anda masukkan dalam pistol dan Anda menembak pistol itu ke satu lempeng jutaan sel, berharap bahwa beberapa dari gen itu masuk ke dalam DNA dari beberapa sel-sel tersebut. Lalu Anda klon sel-sel itu ke tanaman. Sekarang proses penyisipan ditambah kloning menyebabkan jaminan kerusakan besar dalam DNA tanaman itu. Dua sampai empat persen adalah berbeda; bisa ada ratusan atau ribuan mutasi. Dan ada juga efek holistik. Ketika Anda menyisipkan gen tunggal, hingga lima persen dari gen alamiah ke tanaman dapat mengubah tingkat ekspresi mereka dan kemudian menghasilkan terlalu banyak atau terlalu sedikit protein. Jadi, apa yang dilakukan ini, saat Anda ubah sebanyak itu pada DNA, adalah bahwa RNA dapat berubah, protein dapat berubah, dan produk sampingan metabolisme bisa berubah. Jadi Anda bisa mendapat penambahan tingkat dari alergen, meningkatkan tingkat racun atau karsinogen atau alergen dan racun dan karsinogen yang benar-benar baru yang belum pernah ada di tanaman itu sebelumnya. Sekarang hal-hal ini tidak dievaluasi.
Supreme Master TV: The American Academy of Environmental Medicine telah memberi peringatan mendesak masyarakat hindari makanan GM dan tambahkan “Terdapat lebih dari hubungan secara kebetulan antara makanan GM dan efek yang merugikan kesehatan. Ada sebab-akibat. " Bukti keseluruhan semakin bertambah mengarah pada hasil kesehatan yang berbahaya dari GMO, seperti penuaan dini, disfungsi kekebalan tubuh, kanker, beberapa kerusakan organ dan gangguan reproduksi. Kelompok lingkungan nirlaba yang dihormati Greenpeace International juga menentang keras budidaya tanaman rekayasa genetik.
Bapak Anantha: Saya pikir, pertama, adalah salah bermain sebagai Tuhan. Tetapi tentu saja, seseorang menunjuk bahwa semua sains sedikit banyak seperti itu. Kita menghargainya, kita tidak anti-sains. Tapi dalam bidang pertanian, bermain sebagai Tuhan melangkah terlalu jauh, karena Anda melepaskan organisme itu ke dalam lingkungan. Mereka tidak di laboratorium; mereka akan ada di lingkungan. Mereka berinteraksi dengan spesies lainnya. Mereka berinteraksi dengan lingkungan. Jadi, secara potensial ada efek yang tak dapat diubah. Juga ada efek kesehatan dari mengkonsumsi tanaman pangan modifikasi genetik. Kita tidak memerlukannya. Sudah cukup ada teknik organik dan teknologi yang tersedia untuk menghasilkan makanan untuk memberi makan dunia.
Supreme Master TV: Pada tahun 2009, Dr. Don Lotter, yang memiliki gelar Doktor dalam agroekologi, menulis sebuah artikel yang diterbitkan di Jurnal Internasional Sosiologi Pertanian dan Makanan yang berjudul “Rekayasa Genetik Makanan dan Kegagalan dari Sains.” Makalah itu membahas bahaya, kurangnya pengujian keselamatan dan kurangnya perlindungan konsumen terhadap GMO. Penulis menyatakan bahwa prinsip-prinsip yang mendasari penelitian oleh industri GM memiliki kelemahan, memberi contoh promotor virus- mosaic- kembang kol (CaMV 35S), yang digunakan untuk mengaktifkan gen luar yang dimasukan ke tanaman GM. Virus ini berbahaya karena itu tidak dinetralisir saat ia masuk ke sistem pencernaan manusia, tapi malahan memicu transfer dari gen dari GMO ke bakteri di sistem pencernaan yang bertanggung jawab untuk 80% dari fungsi sistem kekebakan kita. Jeffrey M. Smith amat khawatir bahwa GMO akan dengan serius melukai kesehatan manusia melalui transfer dari informasi genetik dari makanan yang modifikasi ke bakteri usus.
Jeffrey Smith: Nyatanya bahwa gen-gen pindahkan ke bakteri usus kita semakin buruk saat Anda berpikir tentang apa yang bisa dipindahkan. Jagung dan katun yang direkayasa genetik, ada beberapa jenis yang memproduksi pestisidanya sendiri, jadi jika gennya yang memproduksi pemindahan pestisida, mungkin mengubah bakteri pencernaan kita jadi pabrik pestisida hidup.
Supreme Master TV: Pestisida yang diproduksi di jagung dan kapas GM, disebut Bt toxin, telah memiliki efek menghancurkan pada mereka yang terekspos pada versi semprotan dari bakteri dan juga tanaman pertanian GM yang menghasilkan Bt.
Jeffrey Smith: Saat digunakan pada bentuk alaminya sebagai semprotan di Pasifik Barat laut. (AS), ratusan orang mendapat reaksi alergi atau gejala seperti flu; beberapa harus masuk rumah sakit. Jadi itu secara jelas pengaruhi manusia dan mamalia. Sekarang jika Anda melihat gejala dari orang yang disemprot di negara bagian Washington (AS) dan Anda melihat gejala dari pekerja peternakan di India yang memetik kapas yang di rekayasa genetika untuk memproduksi Bt toxin, mereka mengalami gejala yang sama. Mereka menderita ruam, reaksi pernafasan atas, demam, beberapa harus pergi ke rumah sakit.
Sekarang racun Bt yang ada di dalam tanaman, namun ribuan kali lebih pekat dibanding semprotan alami. Yang dirancang untuk lebih beracun, dan itu mengandung alergen yang dikenal. Dan itu juga tidak bisa dibersihkan dari tanaman, karena dia diproduksi oleh botol semprotan kecil dalam setiap sel tanaman, dalam setiap gigitan. Begitu banyak orang percaya bahwa racun Bt yang diproduksi oleh jagung dan katun yang direkayasa secara genetik sangatlah berbahaya. Dan gagasan bahwa kita memiliki pabrik pestisida (Ya) di dalam diri kita secara total sangat tinggi dalam faktor “menjijikkan” Akan saya beritahukan itu.
Supreme Master TV: Suatu studi terhadap sekelompok wanita hamil dan tidak hamil di Kanada menemukan bahwa 93% wanita hamil memiliki Bt toxin di darah mereka dan 80% ada di dalam darah tali pusar mereka, sementara racunnya terdeteksi di 69% darah wanita yang tidak hamil. Pemeliti percaya sumber dari Bt toxin adalah daging, telur, dan susu yang dimakan oleh peserta studi yang berasal dari ternak yang memakan jagung GM. Peneliti menyatakan di makalah yang diterbitkan di jurnal “Toksikologi Reproduktif ,” “Ini adalah penelitian pertama untuk menyorot kehadiran pestisida terkait dengan makanan direkayasa secara genetik di makanan dalam darah ibu, janin dan wanita non-hamil. "
Dokter Vandana Shiva: Toksin Bt adalah racun. Panenan toksin Bt bukanlah dengan hasil panen lebih tinggi. Itu adalah hasil panen dari racun. Hasil panen yang tahan herbisida akan melawan herbisida, oleh karena itu Anda dapat menyemprotkannya dengan dosis glyphosate yang lebih tinggi. Semakin banyak racun dalam kebun kita, bukan lebih banyak makanan Sampai saat ini, tidak terdapat satu GMO (organisme hasil modifikasi genetik) pun yang telah hasilkan lebih banyak makanan daripada panen serupanya.
Supreme Master TV: Selama tahun 1980-an 37 orang di Amerika Serikat meninggal dan 5.000 orang menderita sakit setelah minum supplemen makanan yang mengandung bakteri GM. Dalam kasus ilustratif lainnya terhadap mengapa itu tidak bijaksana untuk merusak alam adalah bahwa orang yang alergi terhadap kacang Brasil ditemukan memiliki reaksi setelah memakan kedelai GM yang memiliki gen kacang Brasil di dalamnya.
Dokter Vandana Shiva: Rekayasa genetik sangat kasar dan teknologi yang amat kejam. Salah satu kebohongan terbesar yang diberitahu di semua tempat, terutama dalam konteks krisis makanan, adalah GMO bisa menyelesaikan masalah kelaparan. Mereka tidak karena teknologi tidak dirancang untuk meningkatkan produksi. Teknologi dirancang untuk menaruh lebih banyak racun pada tanaman. Benih rekayasa genetika tidak menyelesaikan kelaparan. Mereka tidak membawa kesejahteraan pada petani. Mereka membunuh para petani kita. Dan pertanian tanpa GMO adalah pertanian yang damai. Pertanian bebas GMO adalah pertanian yang makmur. Pertanian bebas GMO adalah satu-satunya cara yang harus ditempuh umat manusia di masa depan.
Bapak Anantha: Solusinya tentu saja adalah pertanian berkelanjutan. Pertanian berkelanjutan dalam bentuk, yang menjaga tanah, makhluk hidup yang bergantung padanya. Jutaan, sebenarnya, ratusan juta orang (India) tergantung pada pertanian demi penghidupannya. Jadi, sebuah sistem pertanian yang menjaga tanah, merawat orang-orang, tidak memakai bahan kimia, dan makanya bagus bagi konsumen, yaitu pertanian berkelanjutan. Tentu saja ada sejumlah penghalang. Misalnya, salah satu penghalang terbesar di India adalah pemerintah memberi subsidi yang besar pada pupuk. Jadi, hampir 1/10 dari pengeluaran pemerintah digunakan untuk pupuk yang disubsidi. Sekarang, jika uang itu diambil dan digunakan untuk pertanian organik, kita akan melihat perubahannya. Jadi, inilah hal yang akan dikampanyekan oleh Greenpeace. Jadi, itu yang akan kita lakukan demi pertanian berkelanjutan.
Supreme Master TV: Maha Guru Ching Hai telah berbicara pada berbagai kesempatan mengenai efek berbahaya dari GMO.
“Saat ini, banyak orang berusaha melakukan ini makanan direkayasa secara genetik, jadi kadang kita makan makanan vegetarian dan kami bahkan tidak tahu bahwa ada zat hewan di dalamnya. Bicara secara ilmiah, daging dihubungkan pada penyakit berbagai jenis - dengan kolesterol, obesitas, penyakit jantung dan stroke. Jadi, jika kita menaruh daging atau zat hewani di sayuran, lalu kita juga akan memiliki efek yang sama, kurang lebih. Saya kira kita tidak boleh main-main dengan alam dan Tuhan. Apapun yang telah diberikan kepada kita, itu cukup bagus. Mungkin akan ada lebih banyak penyakit yang tidak dapat diobati berasal dari GMO yang kita bahkan tidak tahu apa yang akan terjadi. Saat ini, bahkan jika kita hanya makan daging normal dan kita punya begitu banyak penyakit yang tidak dapat diobati, jika kita mencampurnya dengan sayuran, mungkin kita akan memiliki lebih banyak penyakit yang tidak bisa diobati dan penyakit yang aneh yang bahkan kita tidak tahu bagaimana menghadapinya di masa depan. Jadi, lebih baik memiliki metode pertanian vegan organik”.
Kita sebagai konsumen bisa menghentikan industri GMO untuk lebih jauh merusak kesehatan dan planet kami. Petama, kita bisa menolak membeli produk GM. Saat berbelanja, kita bisa memilih membeli sayuran dan buah organik, yang diproduksi lokal. Kedua, kita bisa menulis pada pejabat pemerintah kita untuk menyuarakan oposisi kita pada GMO. Ketiga, kami bisa menyebarkan berita tentang risiko tinggi dari tanaman rekayasa genetik pada teman-teman dan keluarga kita. Langkah-langkah ini, bersama dengan pertanian vegan organik, akan membantu memastikan kita memiliki masa depan bebas GMO untuk anak-anak kita.
Untuk informasi lebih lanjut tentang bahaya makanan GMO, silahkan kunjungi halaman web berikut: Institut untuk Teknologi Bertanggung Jawab:
www.ResponsibleTechnology.org Greenpeace International:
www.Greenpeace.org Navdanya:
www.Navdanya.org