Pembunuhan dalam Nama Keindahan   
Play with windows media ( 36 MB )


Gambar-gambar dalam acara berikut ini sangatlah sensitif dan mungkin mengganggu bagi pemirsa sebagaimana juga bagi kami. Namun, kami harus menunjukkan kebenaran tentang kekejaman terhadap hewan dan berharap Anda bersedia membantu menghentikannya.

Setiap hari kita menggunakan produk perawatan tubuh dan kosmetik seperti shampoo, sabun, pasta gigi, lipstik dan perias wajah untuk mempercantik diri sendiri. Tapi jika kita tahu darimana bahan-bahan dalam beberapa dari produk-produk ini berasal, kita akan jadi sangat terkejut, karena banyak diperoleh melalui pembantaian brutal dari sahabat-sahabat satwa kita. Hari ini kita akan memeriksa kebenaran berdarah dibalik pembuatan dari barang-barang tersebut. Hal pertama yang kita lakukan ketika bangun di pagi hari adalah menyikat gigi. Tidak menyakiti satwa, bukan? Salah. Banyak tidak sadar bahwa beberapa produsen menambahkan bahan disebut gliserin ke pasta gigi, yang bisa jadi berasal dari lemak satwa babi dan sapi.

Bahan Kosmetik #1 - Gliserin Perkiraan Asal : Lemak babi dan sapi

Gliserin terdapat dalam pasta gigi, shampoo, pelembab, krim tubuh, sabun, obat kumur dan permen karet memiliki sifat pelumas dan juga adalah bahan di rem mobil dan cairan penghantar. Untuk menghasilkan gliserin tubuh dari babi dan sapi yang sudah mati diangkut ke pabrik pembuatan, dimana mereka diletakkan di pot besar, bersama bagian tubuh satwa lain seperti kucing, anjing, sigung, rusa dan rakun. Daging supermarket yang ditolak juga bisa ditambahkan. Campuran kematian ini lalu dididihkan di bawah tekanan yang tinggi untuk mengekstrak lemak, dan adonan lengket yang dihasilkan bisa jadi digunakan dalam lipstik dan perias wajah. Maka, konsumen yang tidak curiga berakhir dengan lemak dari satwa yang mati di wajah mereka. Satwa yang dibunuh untuk dagingnya sering kali tubuhnya diproses untuk membuat kosmetik dan obat-obatan. Contohnya, darah, rahim dan paru-paru dari satwa yang mati bisa dibeli oleh industri kimia untuk digunakan dalam obat.

Bahan Kosmetik #2 - Keratin Sumber : Tanduk, kuku, bulu, rambut dari satwa yang dibunuh

Keratin adalah komponen pembangun utama rambut, sangat banyak perusahaan menambahkan protein ini ke produk rambut, namun kebenaran menjijikkan dari keratin adalah diekstrak dari tanduk yang digiling, kuku, bulu dan rambut dari satwa yang dibunuh dengan menggunakan air, panas dan asam. Perusahaan obat dan kosmetik tidak mempunyai alasan untuk kegunaan barbar dari bagian tubuh satwa ketika ada sayuran dan sumber sintetis yang bisa dengan mudah menggantikan bahan tambahan berdarah ini. Sekarang, sebelum kita bergerak ke produk sampingan satwa yang ada dalam kosmetik, mari cari tahu tentang apa yang terjadi pada sapi sebelum mereka dibunuh dengan brutal dan diproses.

Pertama, melahirkan anak, sapi betina digiring ke sebuah rak dan dengan paksa diinseminasi dengan suntikan logam. Setelah melahirkan anak, anak sapi diambil dari induknya sementara keduanya menangis memanggil satu sama lain. Anak sapi itu menghabiskan sisa hidupnya yang singkat dan menyedihkan di dalam kandang bersama ratusan bayi yatim piatu lainnya, yang dipaksa berdiri di atas air seni dan kotoran mereka. Selama masa ini satwa tak berdaya dicap untuk identifikasi dengan tongkat panas membara, yang mengakibatkan luka bakar tingkat tiga. Selain penyiksaan ini sapi muda juga dipotong tanduknya dan dikebiri tanpa menggunakan bius atau obat penghilang sakit. Prosedur kejam ini dilaksanakan oleh pekerja yang tidak terlatih dan tidak berkeahlian khusus tanpa latar belakang satwa atau keprihatinan satwa. Dalam lingkungan kotor dari kandang ini, infeksi adalah hal umum. Untuk kelangsungan hidup, sapi-sapi muda diberi makan jagung dicampur bahan, yang bisa termasuk potongan satwa lain yang digiling, seperti sapi yang lain.

Ketika mereka mencapai bobot tertentu sapi-sapi dikumpulkan dengan tongkat listrik dan dipisahkan dari kawanan lainnya, menyebabkan rasa takut dan trauma hebat. Satwa-satwa ini lalu dipaksa naik tanjakan menuju truk penuh sesak dengan tidak ada ruang gerak dan tanpa makanan minuman. Perjalanan melelahkan menyeberang negara atau ke negara lain panjang, dan karena pegerakan truk, sapi bisa jatuh dan melukai diri mereka sendiri atau satu sama lain, tapi tanpa perawatan dokter hewan mereka harus mengalahkan rasa sakit dan juga kondisi cuaca yang ekstrem. Banyak sapi terlalu lemah untuk selamat dari perjalanan melelahkan  dan bisa mati atau pingsan sebelum mencapai rumah jagal. Mereka yang jatuh atau terluka digiring diluar truk dengan traktor dan rantai.

Sewaktu hewan yang sakit dan ketakutan digiring menuju rumah jagal mereka bisa mendengar teriakan dari sapi lain yang sedang dibunuh dan dipenuhi dengan rasa teror dan kepanikan. Sapi-sapi ini lalu dibawa ke tempat yang disebut “kotak pengejut” dimana mereka ditembak di kepala dengan baut logam untuk membuat mereka pingsan; namun proses ini bisa diulang selama beberapa kali karena sering kurang efektif. Lalu rantai logam diikat di kaki belakang sapi, dan mereka diangkat secara terbalik ke ban berjalan, dimana leher mereka disayat dengan kejam hingga kehabisan darah. Selama tahap ini sapi bisa kembali sadar karena rasa sakit dan bisa tidak sengaja tersedak darahnya sendiri. Setelah proses pembunuhan ini, bagian tubuh dikirim ke pabrik pengolahan.

Bahan Kosmetik #3 - Asam Stearat Perkiraan Asal : Lemak sapi dan babi yang diolah

Mari kita lihat produk lain dan bahan yang berasal dari satwa dalam pembuatannya. Seperti halnya gliserin, asam stearat dan produk derivatifnya  stearamide dan stearat bisa jadi berasal dari lemak sapi, babi dan satwa lain yang diolah, termasuk anjing yang dieuthanasia. Asam stearat sering ditemui dalam deodoran ketiak, pembersih wajah, krim, kosmetik, kondisioner rambut, semprot rambut makanan dan obat-obatan. Ada berbagai variasi sumber tumbuhan dan sintetis dari asam stearat, maka tidak ada alasan di masa sekarang untuk melanjutkan tradisi kejam menyiksa satwa-satwa dan membantai mereka untuk bahan ini.

Bahan Kosmetik #4 - Kolagen, elastin Perkiraan Asal : jaringan tubuh dan tendon satwa

Bahan satwa lainnya yang ditemukan dalam produk kecantikan adalah kolagen dan elastin, yang dikatakan dapat mengencangkan kulit. Namun, tidak ada bukti nyata memperlihatkan mereka bermanfaat. Malah mereka bisa jadi merugikan karena membentuk lapisan lemak yang mencegah racun keluar dan nutrient masuk ke dalam kulit. Kolagen dan elastin  diperoleh dari jaringan penghubung satwa dan tendon. Ada banyak alternatif tanpa kekejaman untuk keduanya seperti minyak almond untuk kolagen dan bahan sintetis untuk elastin.

Bahan Kosmetik #5 - Gelatin Sumber : kulit, tendon, ligamen, tulang dari satwa

Gelatin, yang berasal dari kolagen, adalah bahan lain yang biasa dijumpai dalam produk kecantikan seperti masker wajah, dan juga di produk pencuci mulut dan permen  seperti marshmallow. Gelatin juga terdapat dalam suplemen dan kapsul obat-obatan dan dalam lapisan film fotografi. Produksi gelatin  mengerikan – kulit, tendon, ligamen dan tulang dari satwa yang dibunuh direndam dalam asam dan lalu kemudian dididihkan dalam air. Demikian banyak darah terlibat untuk menghasilkan gelatin, siapa yang ingin menyentuh produk yang menggunakan bahan itu?

Bahan Kosmetik #6 - Ambergris Sumber : Paus Sperma

Pernahkan Anda menggunakan parfum atau cologne? Yah, Anda bisa terkejut mengetahui produk menjijikkan yang digunakan agar Anda berbau harum. Satu bahan umum dalam parfum kelas atas adalah ambergris, yang diproduksi di usus halus Paus Sperma yang lembut. Ambergris digunakan sebagai bahan campuran parfum karena tingkat penguapan yang rendah. Produsen parfum mengklaim bahwa  ambergris diperoleh dari muntahan paus yang diambil oleh nelayan; namun ini hanya benar untuk 4% dari ambergris digunakan di seluruh dunia. Sisanya 96% dibeli dari industri ikan paus. Fakta bahwa ketika Anda menggunakan parfum dengan muntahan paus menjijikkan, tapi yang lebih mengganggu adalah perburuan dan pembunuhan paus-paus. Penangkap paus mengejar paus dan menembak mereka dengan harpoon berujung granat yang meledak ketika tertembus di dalam tubuh satwa malang itu. Proses ini menyebabkan perdarahan hebat dan trauma tapi jarang membunuh paus segera, karena sistem vaskuler mereka yang kompleks dan ukuran tubuh yang besar. Jadi penangkap paus beralih ke metode lain, menembaki mereka dengan senapan. Dengan pendekatan ini hingga 200 selongsong amunisi dapat digunakan untuk mengakhiri hidup seekor paus. Peluru yang tajam menembus daging satwa menyebabkan rasa sakit tak terhingga, pendarahan dalam parah dan kerusakan organ yang luar biasa.

Bahan Kosmetik #7 - Castor atau Castoreum Sumber : Berang-berang

Parfum bisa jadi mengandung castor atau castoreum, bahan seperti krim yang dieksresikan berang-berang sebagai campuran. Berang-berang diburu dan dibunuh untuk kelenjar anal dan castor, yang dipotong, dikeringkan, digiling dan dilarutkan dalam alkohol untuk mengekstrak castor. Untungnya castor tidak ada di dalam minyak castor, yang digunakan dalam makanan dan obat dan berasal dari kacang castor.

Bahan Kosmetik #8 - Musk Sumber: Rusa Musk, Musang Rase

Bahan lain yang dikenal sebagai musk sering digunakan sebagai dasar dan campuran dalam parfum. Musk telah lama diperoleh dengan membunuh Rusa Musk tapi sekarang juga diekstrak dari satwa lain seperti Musang Rase. Di beberapa Negara seperti Ethiopia, Musang disimpan dalam kandang dan “diperah” untuk musk, yang kemudian dijual ke rumah-rumah parfum di seluruh dunia. Proses memperoleh musk sangatlah menyakitkan bagi mereka dan membutuhkan beberapa menit, karena bagian genital digaruk, menyebabkan luka berdarah yang mengerikan. Bahan yang didiskusikan sekarang hanya mewakili bagian kecil dari material berasal dari satwa digunakan dalam kosmetik dan produk perawatan tubuh juga makanan dan obat. Jadi apa yang bisa kita lakukan untuk menghentikan penyiksaan dan pembunuhan sahabat satwa kita untuk memperoleh ekstrak ini?

Pertama, kita bisa berhenti membeli produk yang memiliki bahan yang berasal dari satwa atau diuji kepada satwa. Kemudian kita bisa memberitahu perusahaan yang membuat produk ini bahwa kita menolak eksploitasi, dan meminta mereka menggunakan bahan-bahan alternatif atau berasal dari tumbuhan. Akhirnya, kita bisa memberitahu teman-teman dan keluarga tentang bahan dalam produk tersebut hingga mereka juga menggunakan bahan ramah satwa.