Negara-negara sub-Sahara di Afrika, Gambia, merasakan dampak
pemanasan global yang semakin kuat setiap tahunnya, terutama para petaninya.
Secara khusus masalah ini difokuskan pada produksi pangan.
Supreme Master Television mendapat kesempatan untuk
mendiskusikan masa depan pangan dan air di negara ini bersama Direktur Sumber
Air Gambia Bapak Pa Ousman Jarju dalam konferensi internasional perubahan
iklim di Bangkok yang berakhir pada hari Jumat yang lalu. Bapak Jarju adalah
mantan perwakilan Gambia untuk Badan Implementasi dan Kerangka Kerja
Konferensi Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Bapak Pa Ousman Jarju, Direktur Sumber Air di Gambia, Wakil
Gambia untuk Badan Implementasi dan Kerangka Kerja Konferensi Perubahan Iklim
Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Bapak Pa Ousman Jarju, Direktur Sumber Air di Gambia: Ibu kota
negara yang terletak 1 meter di atas permukaan air laut sangat rentan terhadap
kenaikan permukaan air laut. Dan kami juga merasakan dampak itu karena jika
Anda melihat pada catatan curah hujan selama 3 dekade terakhir, curah hujannya
telah menurun, suhu telah naik sampai 0,4 derajat per decade. Kami mengalami
musim hujan yang lebih pendek, dan indikasi kekeringan juga meningkat
tahun-tahun ini. Jadi kami merasakan dampak ini dan ini juga
mengarah pada kerawanan pangan.
Desember tahun lalu pemerintah Gambia mempresentasikan rencana
kerja nasional akhir kepada PBB yang menjabarkan cara-cara negara itu untuk
beradaptasi terhadap perubahan iklim di masa depan.
Bapak Pa Ousman Jarju, Direktur Sumber Air di Gambia: Salah satu
proyek itu adalah memiliki sistem peringatan dini yang akan memberikan
informasi kepada para petani tentang saat yang tepat untuk menabur dan saatnya
turun hujan. Kami adalah negara tropis, kami dilimpahi dengan cahaya matahari.
Jadi kami sedang menggunakan energi berkelanjutan untuk memompa air, untuk
menyediakan persediaan air, untuk menyediakan air bagi masyarakat pedesaan.
Saat ini kami mampu memiliki hampir 140 desa yang mendapatkan manfaat air
bersih melalui sistem pompa tenaga surya.
Sementara Gambia bekerja menyiapkan sektor pertaniannya untuk
menghadapi perubahan lingkungan, Bapak Jarju menekankan pentingnya semua warga
untuk membuat perubahan gaya hidup yang diperlukan dalam jangka panjang,
termasuk penyesuaian dalam pola makan.
Bapak Pa Ousman Jarju, Direktur Sumber Air di Gambia: Kita
sungguh harus mengubah cara hidup kita, karena hal inilah yang sebenarnya
menyumbang emisi terbesar bagi perubahan iklim. Sistem pola
makan kita juga harus berubah. Jika kita menjalankan pola makan vegetarian,
hal itu akan berkontribusi sangat besar. Kami siap untuk menyelamatkan Bumi.
Kami menghargai usaha-usaha Bapak Pa Ousman
Jarju dan semua delegasi di konferensi perubahan iklim PBB. Dengan kemurahan
hati Surga, kami berdoa agar Gambia dan semua negara-negara Afrika akan
menjalankan tindakan-tindakan untuk mengatasi perubahan iklim yang efektif
untuk melindungi warga mereka serta keindahan yang tak terkira dari benua itu.