Perubahan iklim mempengaruhi pengelolaan air di kota-kota AS - 23 Jul 2010  
email to friend  Kirim halaman ini buat teman    Cetak

Di sebuah wilayah Illinois, AS, yang memiliki pusat pengolahan air limbah terbesar di dunia dan tiga pusat pengolahan terbesar di negara itu, Reklamasi Air Metropolitan Distrik Chicago Raya melayani lima juta warga dan menerima pengunjung dari seluruh dunia sebagai model dalam pengelolaan air.

Namun, peningkatan frekuensi badai dan keganasannya terutama karena pemanasan global memunculkan tantangan yang merugikan tidak seperti yang terjadi sebelumnya.

Komisaris Frank Avila dari Dewan Komisaris Distrik itu berbagi pengamatannya dengan Supreme Master Television tentang dampak perubahan cuaca di kota ini.

Frank Avila – Dewan Komisaris, Distrik Reklamasi Air Metropolitan Chicago, AS; vegan: Perubahan iklim, saya telah melihat frekuensi badai di sini di daratan Chicago, dan intensitas hujan dalam periode waktu yang lebih pendek turun, yang menggenangi selokan-selokan lokal kami.

Pada bulan Juni di sini di Wilayah Cook, terjadi tiga badai dalam periode satu setengah minggu hingga dua minggu, dan angin pada badai terakhir berkecepatan sekitar 129 kilometer per jam. Setelah itu, badai besar datang dalam periode waktu yang lebih singkat dan sistem-sistem tidak dapat menanganinya, sehingga banyak ruang bawah tanah kebanjiran, menimbulkan banyak kerusakan bagi pemilik rumah.

Supreme Master TV: Komisaris Avila juga menyatakan bahwa pemanasan global mempertinggi kebutuhan konservasi suplai air yang terbatas di seluruh dunia. Menurut Survei Geologi AS, lebih dari 80% pemakaian konsumtif air tawar di negara itu digunakan untuk pertanian, dengan mayoritas untuk industri ternak. Satu peternakan dengan 30.000 sapi dapat menarik hampir satu juta galon air per hari dari persediaan air bawah tanah, menyebabkan sumur-sumur mengering dan mengancam produksi sayuran  dan buah-buahan lokal.

Sebagai seorang vegan serta produser dan pembawa acara TV tentang perlindungan lingkungan dan kesehatan publik, Komisaris Avila berbagi pendapatnya tentang solusi pola makan vegan bagi perlindungan lingkungan dan kesehatan.

Frank Avila: Saya seorang vegan, dan saya mengerti bahwa dengan menjadi vegan, kita akan menghemat banyak air yang langka. Mereka berkata, “Ya, kami mengalami kekurangan air.” Ya, alasan kita mengalami kekurangan air adalah karena kita menggunakannya untuk sumber daya yang lain. Kita menggunakannya mungkin untuk pemeliharaan ternak untuk daging. Dan kita menggunakan lebih banyak air berkenaan dengan itu. Tapi, dengan menjadi vegan, kita menggunakan lebih sedikit air, kita tidak membahayakan iklim, dan juga kita menjadi lebih sehat.

Supreme Master TV: Apresiasi dan hormat kami, Komisaris Frank Avila, atas upaya kepedulian Anda bagi lingkungan dan anjuran cara vegan untuk menghemat air dan menyetop perubahan iklim. Dengan perubahan gaya hidup yang simpel ini, semoga kita semua bertindak meredakan cuaca ekstrem seperti ini dan melindungi sumber daya alam yang berharga.

Pada konferensi video Maret 2009 di Amerika Serikat, Maha Guru Ching Hai membicarakan penyalahgunaan air dalam lingkungan kita yang semakin genting seraya menyoroti tindakan paling efektif untuk mengatasinya.

Maha Guru Ching Hai: Para ahli juga menghitung bahwa untuk memproduksi 1 kg daging sapi diperlukan 5.000 hingga 20.000 liter air. Tapi untuk 1 kg gandum hanya dibutuhkan 500 hingga 2.000liter air. Itu adalah 10% dari jumlah air untuk daging.

Pada suatu saat ketika kita mengalami kekurangan air dan semua waduk air mulai mengering pada tingkat yang berbahaya, kita sungguh merasa takut bahwa bahkan jika kita tidak mandi sama sekali, itu takkan membantu banyak karena jumlah semua air yang digunakan oleh manusia dan segala sesuatu semuanya hanyalah 30% dari air di seluruh dunia. Sedangkan air yang lainnya digunakan terutama untuk industri daging. Jadi jika kita sungguh ingin menghemat air bagi dunia agar bisa digunakan untuk kebutuhan sehari-hari, tak usah berbicara tentang generasi masa depan, maka kita harus beralih ke pola makan vegan, pola makan non-hewani.

http://apps.mwrd.org/commissioners/avila.pdf
http://mwrd.legistar.com/PersonDetail.aspx?ID=10644&GUID=56F7B063-9301-41AF-820C-B8E8EB6031DE&Search=
http://www.sustainabletable.org/issues/waterpollution
http://www.nytimes.com/gwire/2009/04/09/09greenwire-industrial-farms-could-leave-eastern-wash-with-10497.html