Video-video tentang Perubahan Iklim
 
Riset Terbaru Efek Pemanasan Global Pada Arktik, Antartika, dan Gletser   
Play with windows media ( 62 MB )


RISET TERBARU EFEK PEMANASAN GLOBAL PADA: ARKTIK, ANTARTIKA, DAN GLETSER

Menurut para peneliti AS yang khusus mempelajari Antartika, benua yang berusia 30 juta tahun dan hampir terisolasi ini paling banyak terpengaruh oleh perubahan iklim di dunia ini, dengan peningkatan hampir 10 derajat Fahrenheit sejak 1950.

Sebuah studi oleh Pusat Riset Atmosfer Nasional AS (NCAR) menemukan bahwa rekor pencairan es laut Arktik musim panas lalu meluas 1.000 mil ke pedalaman ke area permafrost yang khas membeku sepanjang tahun.

Citra satelit pada Agustus 2008 menunjukkan pencairan dua gletser terbesar di Greenland, mempercepat kenaikan permukaan laut yang telah terjadi dari pencairan Greenland selatan.

Ilmuwan satelit AS berkata, hilangnya es Arktik pada 2008 dapat melampaui 2007, dengan perkiraan akan segera lenyap seluruhnya, yang akan menyebabkan hilangnya kemampuan Arktik untuk memantulkan panas surya kembali ke luar angkasa.

Gletser dataran tinggi Tibet telah mundur 82% akibat pemanasan yang cepat, yang dapat lebih jauh mengganggu pola cuaca di Asia dan membahayakan persediaan air untuk miliaran orang.

Pemanasan rekor tertinggi menyebabkan gletser mencair dan banjir serta penutupan Taman Nasional Auyuittuq Kanada, yang sebelumnya dikenal sebagai “Daratan yang Tidak Pernah Mencair”.

Sekelompok ahli gletser terkemuka di dunia memperingatkan laju pencairan gletser Andes di Peru yang mengkhawatirkan.

Pemanasan global membuat terlepasnya 8 mil persegi lembaran es dari Pulau Ward Hunt di Arktik Kanada, sementara beting es yang sebelumnya utuh seluas 3.500 mil persegi di Pulau Ellesmere yang berdekatan, menyusut menjadi 5 beting es kecil total hanya 400 mil persegi.

Para ilmuwan di kapal riset Rusia sepanjang pantai Siberia baru-baru ini menemukan area lautan yang luas yang melepaskan metana sebesar 100 kali ukuran normal area itu, menimbulkan ancaman percepatan pemanasan global.

Para ilmuwan Swedia menemukan jumlah metana yang signifikan di atas dan di dalam perairan lepas pantai timur Siberia akibat kondisi pemanasan yang menyebabkan metana dilepaskan dari lubang-lubang kecil di dalam permafrost di bawah dasar laut.

Para Ilmuwan di Universitas Bremen, Jerman telah menyimpulkan lintasan barat laut di Kanada dan lintasan timur laut di Rusia telah mencair, berarti bahwa pelayaran mengelilingi selubung es Arktik sekarang mungkin dilakukan untuk pertama kalinya dalam perkiraan 125.000 tahun.

Para ilmuwan Inggris menegaskan bahwa es Arktik sekarang mencair bahkan di musim dingin.

Institut Riset Air dan Atmosfer Selandia Baru Atmosfer Selandia Baru melaporkan bahwa 2,2 miliar ton metrik es permanen lenyap dari gletser negara itu antara April 2007 dan Maret 2008.

Para ilmuwan di Universitas Jawaharlal Nehru di New Delhi, India, mengatakan bahwa pemanasan global membuat gletser Gangotri mundur sejauh 850 meter dan terus berlanjut pada laju 17 meter setiap tahun.

Menurut kepala perusahaan air Chile, gletser Echaurren dan gletser di sekitarnya menyusut dengan laju 12 meter per tahun, yang akan menyebabkan kekeringan pada sungai yang menyediakan 70% air untuk ibu kota negara itu, Santiago.

Sebuah penelitian oleh Program Lingkungan Perserikatan Bangsa-Bangsa dan Dinas Pemantauan Gletser Dunia menemukan bahwa 35-40% dari total area gletser di rangkaian pegunungan Tien Shan di Kyrgyzstan telah lenyap pada abad yang lalu.

SUMBER DAYA ALAM

Permintaan air di Namibia diperkirakan melebihi suplai di tahun 2015 di negara Afrika sub-Sahara yang terkering ini.

Sebuah laporan baru oleh ilmuwan-ilmuwan top Australia meramalkan bahwa negara itu harus bersiap menghadapi kekeringan berlipat ganda dan peningkatan 10 kali gelombang panas akibat perubahan iklim.

Dr. Semih Ekercin di Universitas Aksaray memperingatkan bahwa danau yang dulunya terbesar kedua di Turki telah menyusut 85% akibat perubahan iklim dapat lenyap di tahun 2015.

Panen gandum Suriah menurun 40% dibandingkan tahun 2007 akibat kekeringan di kawasan timur lautnya, mengancam swasembada pangan di negara itu.

Dana Margasatwa Dunia (WWF) Inggris melaporkan bahwa sistem Sungai Thames akan berkurang airnya, tetapi dalam ancaman banjir yang lebih besar akibat perubahan iklim.

Pohon ek, beech, dan ash yang asli dari zaman kuno di Inggris  mati karena tidak dapat menahan kondisi cuaca yang ditimbulkan oleh perubahan iklim.

Pohon cedar dari Lebanon, beberapa berusia ribuan tahun, terancam bahaya akibat pemanasan global.

Di tengah rendahnya rekor curah hujan, temperatur di negara bagian Victoria dan Tasmania di tenggara Australia telah mencapai rekor tertinggi.

Para ilmuwan di Universitas Vermont, AS, menemukan bahwa pohon cuaca dingin di Pegunungan Hijau di negara bagian itu telah bergerak 400 kaki ke atas hanya dalam 40 tahun.

Lembaga Penelitian Luar Angkasa Nasional melaporkan bahwa 60% atau 4.820 km² Amazon telah lenyap dalam satu tahun, menyebutkan alasan utamanya karena permintaan akan daging dan kedelai, 74% darinya untuk makanan ternak.

LAUTAN

Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) Perserikatan Bangsa-Bangsa melaporkan bahwa perubahan temperatur lautan yang terkait perubahan iklim berpengaruh buruk terhadap metabolisme, laju pertumbuhan, reproduksi, dan kerentanan ikan terhadap penyakit.

Para peneliti pada Simposium Riset Karang Internasional (ICRS) di Fort Lauderdale, Florida, AS, menemukan bahwa hampir sepertiga dari lebih dari 700 spesies karang yang dinilai secara global kini terancam punah akibat perubahan iklim dan pengasaman lautan.

Sebuah penelitian baru oleh para ilmuwan Australia dan AS telah mengungkapkan bahwa lautan di dunia telah memanas 50% lebih cepat dalam 40 tahun terakhir daripada yang sebelumnya dipahami dari laporan IPCC 2007.

Ahli oseanografi Profesor Steven DiMarco dari Universitas A&M Texas, AS menyatakan bahwa peningkatan limpasan pupuk bermuatan nitrat dari banjir baru-baru ini di AS mungkin menyebabkan zona mati Teluk Meksiko seluas 7.900 km² menjadi semakin luas.

Perserikatan Konservasi Alam Internasional (IUCN) yang berpusat di Swiss melaporkan bahwa padang rumput laut yang penting sebagai perlindungan dan makanan bagi spesies laut, berkurang akibat pemanasan global.

Desa-desa di bagian selatan negara bagian Gujarat India terancam oleh terkikisnya garis pantai akibat kenaikan air laut terkait pemanasan global.

Di seluruh 25 kilometer persegi Pulau Weizhou di China, pantai, garis pantai, dan hutan penyangga terbenam pada saat pasang naik hingga ke jendela di luar rumah sejumlah warga dari 15 ribu rumah yang ada.

Sebuah studi baru oleh tim geolog Universitas Wisconsin, melaporkan bahwa lembaran es Greenland, yang mencair akibat pemanasan global, dapat menaikkan tinggi air laut hingga sepertiga inci per tahun.

Sebuah laporan dari Dana Margasatwa Dunia (WWF) mengungkapkan sumber daya seperti air dengan jumlah sangat banyak dikonsumsi sebagai biaya lingkungan dari produksi daging.

Departemen Perubahan Iklim Australia menyatakan bahwa hingga 80% warga Australia terancam bahaya terbenam oleh kenaikan permukaan air laut, karena berada dekat dengan laut.

MANUSIA

Presiden Argentina Cristina Fernández de Kirchner menyatakan status darurat pada tgl 23 Agustus 2008 untuk lima provinsi dalam menanggapi kondisi kekeringan berbulan-bulan yang terburuk dalam 50 tahun.

Hampir dua juta warga di Bhola, sebuah pulau kecil di selatan Bangladesh, mengalami langsung efek perubahan iklim di mana setiap jam, 11 warga Bangladesh ini kehilangan rumah mereka akibat kenaikan air laut.

Menyusul kekeringan berkepanjangan yang diperkirakan tanpa akhir, lebih dari 15.000 orang Somalia dari area Galgadud meninggalkan rumah mereka dan pergi ke kamp pengungsian dengan harapan mendapatkan air dan bantuan.

Laporan PBB bahwa dengan menyusutnya gletser di Pegunungan Rwenzori di Uganda dan Himalaya di Nepal, danau-danau yang menguap di Mali, Chad, dan Etiopia, dan terkikisnya tanah akibat penggundulan hutan di Haiti, pengungsi di seluruh dunia naik sebanyak 3 juta.

Laporan riset di Belanda menyatakan bahwa kenaikan organisme patogenik akibat perubahan iklim akan menaikkan kondisi seperti asma dan alergi, serta kanker kulit dan penyakit Lyme.

Kekeringan parah di Jawa Barat pada Agustus 2008, dengan kegagalan panen lebih dari 4.000 hektar sawah di 12 wilayah, mempengaruhi 12.000 petani.

Survei Geologi India mengatakan bahwa keretakan tanah di Balasore yang menyebabkan orang-orang mengungsi, adalah akibat pemanasan global.

Sebuah konferensi di Afrika Selatan untuk anggota jurnalis dan media menyoroti hubungan antara perubahan iklim dan kegagalan panen.

Para ilmuwan AS menyebutkan kejadian pada sebuah peternakan susu di Minnesota, AS, menyebabkan warga di area sekitar harus meninggalkan rumah karena tingginya kadar hidrogen sulfida, suatu gas beracun yang dihasilkan oleh peternakan hewan yang intensif.

Perserikatan Bangsa-Bangsa mengumumkan pada Juli 2008 bahwa lebih dari 14 juta warga Afrika Timur butuh bantuan pangan darurat karena hilangnya panen akibat kekeringan dan naiknya harga pangan dan bahan bakar.

Iran kembali mengimpor gandum karena produksi negara itu turun 20% dari tahun lalu akibat penurunan 50% curah hujan tahunan.

Sebuah laporan pemerintah Australia menyimpulkan bahwa persediaan air negara itu tidak terjamin setelah 2009, sementara negara itu saat ini mengalami kekeringan paling parah dalam 100 tahun.

Tanah gambut di Alaska, AS mengering akibat iklim yang memanas, meningkatkan risiko timbulnya kebakaran dan melepaskan metana dan CO2 yang memerangkap panas ke dalam atmosfer.

MARGASATWA


Parlemen Australia mendesak perlindungan lebih besar dari penyakit bagi lebah madu negara itu, yang aktivitas penyerbukannya sangat penting bagi panen dan regenerasi tanaman lainnya.

Riset AS menunjukkan bahwa 30 spesies reptil dan amfibi bergerak ke tempat yang lebih tinggi untuk habitat yang lebih dingin, akibat pemanasan global.

Studi oleh ahli ekologi AS menunjukkan bahwa spesies dapat punah lebih cepat, dalam beberapa kasus 100 kali lebih cepat daripada yang diperkirakan sebelumnya.

Dr. Russell Mittermeier, kepala Perserikatan Konservasi Alam Internasional melaporkan bahwa hampir separuh dari seluruh spesies kera dan siamang terancam punah akibat aktivitas seperti penggundulan hutan dan perburuan daging hewan, kenaikan mengkhawatirkan hampir 10 persen dari studi yang dilakukan lima tahun lalu.

Para ilmuwan menemukan sembilan beruang kutub di Laut Chukchi, lepas pantai Alaska, AS, yang mencoba mencapai selubung es kutub yang telah mencair hingga 400 mil, yang terlalu jauh untuk kelangsungan hidup mereka.

Penurunan cepat populasi burung di Amerika Utara dihubungkan dengan lenyapnya habitat akibat urbanisasi serta efek perubahan iklim.

Di negara bagian New York, AS, dua studi menunjukkan bahwa karena Bumi memanas, banyak burung memperluas batas jangkauan mereka ke utara, dan 90% pohon dan tanaman bergerak ke atas lebih dari 200 kaki.

Biro Area Perlindungan dan Margasatwa Filipina menyatakan bahwa 50% spesies hewan di negara itu terancam bahaya, dengan beberapa yang unik di wilayah itu nyaris punah.

Dana Margasatwa Dunia (WWF) melaporkan bahwa waktunya sangat sedikit sebelum tercapai titik ungkit yang tak dapat diubah lagi akibat penggundulan hutan dan efek perubahan iklim di hutan hujan Amazon.

Dengan Perserikatan Konservasi Alam Internasional (IUCN) mencatat bahwa hampir sepertiga dari hampir 6.000 spesies amfibi yang dikenal saat ini terancam punah, sebuah penelitian oleh Universitas Stanford dari California, AS, menyimpulkan bahwa pemanasan global adalah salah satu penyebabnya, dan pemakaian herbisida atrazine yang luas adalah penyebab lainnya.

Pemanasan global di Afrika dapat membinasakan margasatwa karena sungai dan danau mengering dan membahayakan lubang air.

Pemanasan global membahayakan lemming di Norwegia karena salju yang lebih basah akibat suhu yang menghangat menyebabkan keruntuhan habitat mereka.

Dengan jumlah spesies yang terancam bahaya berlipat tiga, Menteri Lingkungan Brasil Carlos Minc menegaskan upaya negaranya memperluas program perlindungan federal untuk menghentikan kehilangan lebih jauh.

Royal Society Inggris untuk Perlindungan Burung mencatat bahwa beberapa spesies telah berkurang lebih dari 85%, dengan penurunan lebih dari 50% pada pasangan burung tanah pertanian sejak 1960, yang bertepatan dengan dimulainya pemakaian bahan kimia pestisida dalam pertanian.

Dr. Parry dari Panel Antarpemerintah PBB tentang Perubahan Iklim menyatakan bahwa separuh dari seluruh spesies pohon di Amazon terancam punah akibat penggundulan hutan dan pemanasan global.

Dana Internasional untuk Kesejahteraan Hewan melaporkan bahwa penurunan populasi beruang kutub di Arktik Rusia sebagian besar karena mencairnya es akibat pemanasan global.

Kartu Laporan Arktik menunjukkan catatan temperatur musim gugur 5 derajat Celsius lebih tinggi di Arktik, mendorong penurunan beberapa spesies. Menurut laporan terakhir Menurut laporan terakhir Dana Margasatwa Dunia (WWF), temperatur Antartika yang lebih tinggi akibat pemanasan global mengancam kelangsungan hidup penguin.

Para ahli margasatwa menyatakan keprihatinannya terhadap penurunan drastis kura-kura darat Gurun Mojave di seluruh wilayah barat Amerika Serikat akibat perubahan iklim.

Sebuah studi yang dilakukan oleh ilmuwan Inggris dan China menyatakan bahwa kondisi yang dihasilkan dari perubahan iklim dapat menyebabkan sekitar 1.600 Panda Raksasa yang tinggal di alam liar harus berpindah tempat untuk mencari bambu makanan mereka.

Direktur Organisasi Fauna dan Flora Internasional Filipina merekomendasikan penerapan hukum untuk pelestarian hutan di Pulau Palawan.

Studi dari Wetland Internasional menunjukkan populasi burung migrasi melalui Afrika dan Eurasia turun 40% akibat pemanasan global dan perusakan habitat mereka oleh manusia.


Link yang Berhubungan
 
Peringatan Bahaya Perubahan Iklim Bagian ke-2
Play with windows media
 
Perairan Berhantu
 
Danau Chad Menghilang
 
Pesan Genting dari Maha Guru Ching Hai - V2
 
Berapa banyak uang yang kita hemat bila dunia berubah menjadi vegan?
Play with windows media
trackback : http://suprememastertv.tv/bbs/tb.php/sos_video_ina/153