Para Ilmuwan dalam Perubahan Iklim
 
Peringatan Bahaya Perubahan Iklim Bagian ke-2   
Play with windows media ( 77 MB )


PERINGATAN BAHAYA PERUBAHAN IKLIM
Bagian ke-2


PERINGATAN PENTING:
Dr. James Hansen, kepala Institut Goddard untuk Studi Luar Angkasa NASA AS, memperingatkan bahwa bahkan target standar emisi CO2 tertinggi yang sekarang sedang berlaku perlu diturunkan untuk menjamin kelangsungan hidup  sistem planet. Dia berkata, “Apa yang kita temukan adalah bahwa TARGET YANG KITA SEMUA INGIN CAPAI ADALAH BENCANA – ADALAH BENCANA – DIJAMIN ADALAH SEBUAH BENCANA.”

Ilmuwan Australia Profesor Dr. Ross Garnaut memperingatkan, kita punya waktu dan pilihan yang terbatas untuk perubahan iklim. Penelitiannya menyerukan kepada Australia untuk mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 90% pada tahun 2050.

Lebih dari 600 ilmuwan dari seluruh Amerika Serikat menyampaikan surat kepada Kongres, mendesak segera diloloskannya undang-undang yang akan menurunkan emisi sebesar 65%. Dalam surat mereka, para ilmuwan mengatakan: “Pemanasan global mewakili, sejauh ini, ANCAMAN TERBESAR YANG PERNAH MENIMPA SUMBER KEHIDUPAN PLANET INI.”

Mantan Perdana Menteri Inggris Tony Blair mengatakan, kita perlu BERTINDAK AGRESIF DALAM DUA TAHUN KE DEPAN, sambil berkata, “Kita telah mencapai saat kritis untuk keputusan tentang perubahan iklim. Bahkan dalam penerapan yang paling ringan dari prinsip pencegahan, kegagalan bertindak terhadap perubahan iklim saat ini akan sangat dalam dan tidak bertanggung jawab serta tidak dapat dimaafkan.”

Pada pembukaan diskusi dua hari Majelis Umum tentang perubahan iklim, Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Ban Ki-moon mendesak negara maju untuk memulai gerakan untuk mengimbangi efek pemanasan global. Dia menyoroti perlunya untuk “mendorong jenis baru dari teknologi, industri, dan pekerjaan yang lebih bersih, dan menggabungkan risiko perubahan iklim ke dalam kebijakan dan praktik nasional.”

Dr. David Archer, Profesor Ilmu Geofisika di Profesor Ilmu Geofisika di Universitas Chicago di AS mengatakan: “Saya secara pribadi berpikir bahwa KITA SUDAH MELEWATI BATAS BAHAYA. Jumlah es di Kutub Utara telah berkurang selama bertahun-tahun tetapi lalu di TAHUN 2007 IA MENJADI HANCUR. Dan aktivitas gempa bumi dan percepatan es yang mengalir di Greenland, saya pikir ini adalah tanda bahwa kita sudah berada dalam wilayah yang bahaya.”

Mengamati konsekuensi dari tren pemanasan di AS yang mencakup KEBAKARAN HUTAN YANG LEBIH SERING, MATINYA POHON SECARA BESAR-BESARAN AKIBAT PENYERBUAN SERANGGA, MENCAIRNYA SUNGAI ES DI MONTANA DAN KEKURANGAN AIR YANG HEBAT di beberapa negara bagian, Stephen Saunders, presiden Organisasi Iklim Pegunungan Rocky, berkata, “Itu sudah dimulai. Kita sudah melihat efeknya, dan ilmuwan memberitahu kita bahwa itu akan menjadi lebih buruk.”

Ilmuwan Yunani Dimitris Lalas mengatakan, “Kita telah melihat sebuah KENAIKAN TEMPERATUR SELAMA MUSIM PANAS SEBESAR 6-7 DERAJAT CELSIUS selama beberapa tahun terakhir, sementara kenaikan rata-rata temperatur di bagian lain dunia adalah 3-4 derajat Celsius.”

Penelitian terbaru oleh Greenpeace telah menyimpulkan bahwa kenaikan permukaan air laut, berkurangnya pasokan air, dan musim hujan yang berubah-ubah karena perubahan iklim dapat mengakibatkan 125 JUTA PENDUDUK DI ASIA TENGGARA MENJADI TUNA WISMA.

Perdana Menteri Australia Kevin Rudd dan Sekjen PBB Ban Ki-moon sependapat bahwa kemajuan yang dibuat akan perubahan iklim adalah terlalu lamban.

Komisi Eropa mengidentifikasi RISIKO TSUNAMI SECARA LANGSUNG BERHUBUNGAN DENGAN PERUBAHAN IKLIM di Maroko, Norwegia, Islandia, Spanyol, dan Mediterania Timur, dan Mediterania Timur, dan sedang mengembangkan sistem peringatan dini untuk melindungi penduduk.

Dr. Ted Scambos, ahli gletser utama di Universitas Colorado, AS mengatakan, “Di kutub, siapa pun yang bekerja dalam bidang kutub, tidak ada orang yang bertanya apakah kita berada dalam dunia yang panas, KITA DALAM MASALAH, karena kita melihatnya di bidang kita setiap hari. Dan LEMPENGAN ES YANG TELAH BERADA DI SANA SELAMA 10.000 TAHUN, sejak berakhirnya zaman es terakhir, TELAH HILANG, karena iklim menjadi begitu panas, dan hanya selama 20 atau 30 tahun terakhir ia menjadi begitu panas.”

Berbicara tentang garis pantai Skotlandia yang terkikis ke laut dikarenakan perubahan iklim, Richard Lochhead, sekretaris kabinet untuk masalah pedesaan dan lingkungan hidup, mengatakan, “Ini sedang terjadi saat ini dan kita harus mengambil tindakan.”

Para ahli perubahan iklim percaya bahwa Inggris, Prancis dan Eropa Utara lainnya akan mengalami 20-30% LEBIH BANYAK HUJAN DENGAN CURAHAN YANG BESAR yang mengakibatkan peluang yang meningkat akan BANJIR HEBAT.

TITIK KRITIS :
Akademi Sains Nasional Kerajaan Inggris mengidentifikasi sembilan wilayah di planet yang terancam paling kritis oleh ketidakstabilan iklim, dan mereka semuanya mengalami tekanan hebat. Titik kritis utama mencakup: 1. Mencairnya kantong es di Kutub Utara 2. Mencairnya lapisan es di Greenland 3. Runtuhnya lapisan es di Antartika Barat 4. Matinya hutan hujan di Amazon dikarenakan penggurunan 5. Gagalnya hujan pada musim panas di India 6. Matinya Hutan di Boreal utara.

TITIK KRITIS 1-3 : Laut di Kutub Utara, lapisan es Greenland dan Antartika lenyap pada laju yang berbahaya, lenyap pada laju yang berbahaya, bahkan melebihi skenario kasus terburuk:

Dari data pada waktu mencair di musim panas 2007 di Laut Kutub Utara, kelompok ilmuwan yang terus bertambah telah menyimpulkan bahwa es laut dapat hilang kira-kira antara musim gugur 2008 dan 2012, tiga puluh tahun lebih cepat daripada perkiraan sebelumnya yang agresif. Ilmuwan yang membuat ramalan ini meliputi Dr. Jay Zwally, seorang Ilmuwan Proyek Sistem Pengamatan Bumi di NASA, Dr. Louis Fortier, direktur ilmiah dari jaringan penelitian Kanada ArcticNet, dan Dr. Olav Orheim, kepala ilmuwan di Sekretariat Tahun Kutub Internasional di Norwegia. Ilmuwan di Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) mengumumkan bahwa es Kutub Utara yang lebih tua, lebih tebal sekarang membentuk hanya 30% dari kantong es kutub, mewakili berkurangnya 30% selama 20 tahun terakhir. Ilmuwan di Universitas Bern yang mempelajari contoh inti es dari Greenland dan Antartika memutuskan bahwa PEMANASAN GLOBAL SEPANJANG ABAD YANG LALU ADALAH YANG TERBESAR dibandingkan dengan 22 milenium terakhir dengan laju yang terus meningkat. Pada bulan Maret, Antartika Barat mengalami KEHANCURAN BETING ES TERBESAR 15 TAHUN LEBIH CEPAT DARI PERKIRAAN, mengagetkan ilmuwan dengan kecepatan dimana ia jatuh ke dalam lautan.

TITIK KRITIS 4: Hutan Hujan di Amazon berada dalam pengepungan.

Hampir 20% gas rumah kaca dunia berawal dari pembabatan hutan, dengan lahan yang sudah dibersihkan terutama untuk menggembalakan ternak, menanam pangan untuk hewan, atau bahan bakar nabati. Dr. Jose Maren dan kolega dari Brasil kolega dari Brasil telah menyimpulkan bahwa PERUBAHAN IKLIM MENGAKIBATKAN MUSIM KERING TERBURUK DALAM SEJARAH AMAZON SEPANJANG TAHUN 2005, MENINGGALKAN KEKERINGAN ANAK SUNGAI DI SUNGAI AMAZON YANG TERMASYHUR. Prakarsa Peternakan, Lingkungan Hidup dan Pembangunan dalam Organisasi Pangan dan Pertanian PBB memperkirakan bahwa 70% AMAZON TELAH DITEBANG UNTUK PRODUKSI DAGING .

TITIK KRITIS 5: Musim hujan di India telah meningkat dengan tidak teratur.

Banyak pola yang tidak diduga pada musim hujan di India telah mengakibatkan peristiwa malapetaka besar. Pada tahun 2005, hujan turun selama satu hari pada 26 Juli mengakibatkan banjir di Mumbai dengan catatan 944 milimeter dan 1.000 korban jiwa. Pada tahun 2006, kedatangan hujan pada musim hujan yang terlambat di wilayah Marathwada di negara bagian Maharashtra menyebabkan banjir yang menghanyutkan 400 desa dan mengakibatkan kehilangan 700 jiwa. Banjir yang membinasakan pada tahun 2007 mengakibatkan lebih dari 19 juta orang diungsikan dan kehilangan lebih dari 1300 jiwa di seluruh  India dan Bangladesh.

TITIK KRITIS 6: Lapisan es abadi yang mencair di hutan-hutan Boreal melepaskan karbon dioksida dan metana ke atmosfer, dan merupakan faktor yang saat ini belum diperhitungkan dalam ramalan perubahan iklim.

Program Lingkungan PBB (UNEP) menyerukan penelitian mendesak terhadap bahaya pelepasan gas metana akibat mencairnya lapisan es abadi, yang dapat mendorong perubahan iklim lebih cepat daripada perkiraan saat ini. Direktur Eksekutif UNEP Achim Steiner mengatakan, “Ketidaktahuan akan jumlah dan laju pelepasan metana akibat mencairnya Kutub Utara menjadikannya kartu liar ketika mempertimbangkan risiko perubahan iklim.”

Para ilmuwan mencemaskan BAKTERI DALAM TANAH dari wilayah yang dulunya membeku seperti Kutub Utara, AKAN MENINGKATKAN KARBON DIOKSIDA YANG DILEPASKAN KE ATMOSFER KARENA MEREKA MENJADI LEBIH AKTIF DALAM IKLIM YANG LEBIH HANGAT. Tanah menyimpan karbon dua kali lebih banyak dari atmosfer. Dr Eric Davidson, ilmuwan senior di Pusat Penelitian Woods Hole di Massachusetts, AS, berkata, “Ada semacam bom waktu, dalam pandangan saya, menunggu untuk meledak. Ada TIMBUNAN BESAR KARBON YANG TERSIMPAN DALAM LAPISAN ES ABADI, dan itu semua akan mengalami penguraian yang relatif cepat... jika lapisan es abadi mencair.

Dengan suhu yang lebih panas yang MENCAIRKAN LAPISAN ES ABADI di wilayah mereka, warga Salluit di bagian utara Quebec, Kanada mempertimbangkan untuk MEMINDAHKAN KOTA MEREKA UNTUK MENGHINDARI TANAH LONGSOR DAN TERBENAMNYA GEDUNG-GEDUNG DAN JALAN-JALAN.

Penduduk asli Alaska di desa meminta pergantian kerugian dari perusahaan-perusahaan yang diketahui memproduksi gas rumah kaca dalam jumlah besar untuk membantu mereka MEMINDAHKAN DESA MEREKA, YANG BERADA DI ATAS LAPISAN ES ABADI YANG MENCAIR

Suhu di hutan-hutan boreal Siberia dan Alaska telah MENINGKAT DUA KALI LIPAT DARIPADA RATA-RATA KENAIKAN TEMPERATUR di bagian lain planet ini.

Dr. Katey Walter, Asisten Profesor Limnologi Asisten Profesor Limnologi di Universitas Alaska, menegaskan bahwa metana dilepaskan dari lapisan es abadi yang mencair dan menggelembung naik dari danau beku Kutub Utara. Dr. Walters mengatakan: “...Lapisan es abadi seperti bom waktu menunggu untuk meledak — sementara ia terus mencair, PULUHAN RIBU TERAGRAM METANA TERAGRAM METANA DAPAT DILEPASKAN DAPAT DILEPASKAN KE ATMOSFER, MENINGKATKAN PERUBAHAN IKLIM”. Ia juga menyatakan bahwa 950 gigaton gas karbon terperangkap di bawah lapisan es abadi di danau-danau Siberia, CO2 yang lebih banyak daripada yang ada di atmosfer saat ini.

Ahli iklim NASA Jim Hansen menyatakan, “Di era lampau, pelepasan metana dari lapisan es abadi yang mencair dan ketidakstabilan endapan di paparan benua mungkin bertanggung jawab atas sejumlah “PEMANASAN TERBESAR DALAM SEJARAH BUMI.

ISU KESEHATAN YANG TERKAIT DENGAN IKLIM
Setelah banjir yang melanda di Inggris musim panas lalu, para dokter hewan telah mengamati PENINGKATAN DRAMATIS DALAM KASUS PENYAKIT YANG MEMATIKAN pada hewan piaraan dan satwa liar. Mereka mengindikasikan bahwa manusia juga menghadapi risiko ini, karena beberapa penyakit dapat menular ke spesies lain. Para dokter dari Rumah Sakit Anak-anak di Toronto, Ontario melaporkan bahwa jangkauan habitat PEMBAWA PENYAKIT seperti kutu dan nyamuk akan segera MELUAS KE SELURUH AREA KANADA YANG BERPOPULASI PADAT YANG DISEBABKAN OLEH PEMANASAN GLOBAL. Laporan yang dikeluarkan oleh Universitas Stanford di California, AS telah menegaskan adanya HUBUNGAN LANGSUNG ANTARA KENAIKAN TINGKAT CO2 DI UDARA DAN BERTAMBAHNYA TINGKAT KEMATIAN MANUSIA. Sebuah laporan baru Badan Kesehatan Dunia menyatakan bahwa cuaca yang keras dan bencana alam dapat mendorong timbulnya berbagai masalah mental akibat stres dan bahkan bunuh diri. Menteri Kesehatan Indonesia Siti Fadilah Supari menyatakan bahwa 150.000 orang meninggal setiap tahun di negara itu akibat penyakit yang berkaitan dengan perubahan iklim. Dr. Jeffrey Demain dari Universitas Alaska menjelaskan bahwa perubahan iklim mulai mempengaruhi kesehatan masyarakat di negara bagian paling utara di AS dengan semakin banyaknya penyakit yang disebarkan melalui hewan. Laporan terbaru dari dokter-dokter di Asosiasi Kedokteran Inggris (BMA) menyatakan bahwa PEMANASAN GLOBAL DAPAT MENIMBULKAN PENYAKIT SEPERTI MALARIA di Inggris serta penyakit kanker kulit dan penyakit akibat sengatan matahari yang disebabkan oleh peningkatan gelombang panas. Para dokter untuk Lingkungan Australia telah mengeluarkan laporan yang menjelaskan efek serius perubahan iklim terhadap kesehatan manusia, dari penyakit terkait panas dan cuaca yang ekstrem hingga peningkatan alergi dan penyakit yang disebarkan oleh nyamuk.

KEKERINGAN YANG DISEBABKAN OLEH PERUBAHAN IKLIM, BAHAN BAKAR NABATI, DAN PERMINTAAN DAGING MENCIPTAKAN KERAWANAN PANGAN, KERUSUHAN, DAN KELAPARAN:

ALASAN-ALASAN: Surat kabar Inggris, The Guardian, menyatakan bahwa makan daging adalah penyebab utama kelaparan dunia dan kekurangan gizi. Dalam artikel “Mengapa Vegan Adalah Tepat Selamanya”, George Monbiot, seorang jurnalis penyelidik yang non-vegetarian, menjelaskan bagaimana permintaan akan daging oleh kaum kaya mendorong kenaikan harga biji-bijian yang terlalu tinggi bagi kaum miskin. Karena diperlukan lebih dari 5 pon biji-bijian untuk memperoleh 1 pon daging, setiap makanan termasuk daging secara langsung mengeluarkan makanan dari mulut kaum miskin. Ketua Panel Antarpemerintah untuk Perubahan Iklim (IPCC) Dr. Rajendra K. Pachauri, mengatakan bahwa perubahan iklim MEMBAHAYAKAN KETAHANAN PANGAN, sebagian disebabkan oleh pencairan sungai es. Lester Brown, Ketua Lembaga Kebijakan Bumi yang berpusat di AS, menyatakan bahwa permintaan akan bahan bakar nabati juga membuat kaum miskin tersingkir dari pasar, karena para petani menanam dan menjual tanaman untuk bahan bakar alih-alih untuk makanan. Dengan curah hujan yang menurun 20% dalam 35 tahun terakhir dan cadangan pada 10% kapasitas, pulau Siprus SEDANG MENGALAMI KEKURANGAN AIR YANG BERSEJARAH. STATUS SAAT INI: Negara penghasil beras India, China, Au Lac (Vietnam), dan Mesir menerapkan pembatasan ekspor terhadap beras, sehingga menaikkan harga beras bahkan lebih tinggi. Kerusuhan pangan meletus di seluruh dunia, dari Meksiko hingga Mesir, dari Mauritania hingga Haiti, dengan beberapa orang meninggal dalam antrian roti di Mesir. Di India, jutaan orang mengurangi makan dari dua menjadi satu kali sehari, dan di El Salvador, makanan saat ini kurang dari separuh, dibanding dua tahun lalu.

SOLUSI 1: KURANGI METANA
Mengurangi JEJAK METANA kita mungkin merupakan langkah paling penting yang dapat kita ambil untuk dengan cepat menghentikan laju perubahan iklim dan memberi kita waktu untuk memulihkan lingkungan. Ahli iklim NASA Jim Hansen mengatakan bahwa kita dapat menyelamatkan es di laut Kutub Utara jika kita mengurangi metana. Dia menyatakan: Sangatlah penting untuk menyadari bahwa itu bukan hanya karbon dioksida. Dr. Hansen menjelaskan bahwa metana memiliki dampak yang lebih besar terhadap pemanasan Kutub Utara daripada CO2. Metana sedikitnya 25 kali lebih kuat daripada CO2. Badan Perlindungan Lingkungan AS (EPA) menuliskan SUMBER NOMOR SATU DARI METANA YANG DIHASILKAN MANUSIA ADALAH PETERNAKAN HEWAN UNTUK PANGAN, diikuti tempat pembuangan sampah, pertambangan batu bara, dan kebocoran sistem gas alam. Organisasi Pangan dan Pertanian PBB memperkirakan PETERNAKAN HEWAN MENYUMBANG 37% METANA YANG DIHASILKAN MANUSIA. Pelapor khusus PBB tentang hak pangan, Jean Ziegler, menyerukan penghentian produksi bahan bakar nabati generasi sekarang, mengatakan bahwa mereka adalah “kejahatan terhadap kemanusiaan” karena menyebabkan kekurangan pangan global dan mengarah ke kelaparan global. Sekjen PBB Ban Ki-Moon telah meminta untuk meninjau ulang bahan bakar nabati sebagai sumber energi alternatif, berkaitan dengan efek pemroduksian mereka terhadap harga pangan global. Hindari makan daging. Para ilmuwan Bumi di seluruh dunia menyatakan bahwa SATU LANGKAH TERBESAR YANG DAPAT DIAMBIL OLEH SETIAP INDIVIDU UNTUK MEMBALIK PEMANASAN GLOBAL ADALAH DENGAN BERHENTI MAKAN DAGING. Dr. Chris Rapley, Direktur Museum Sains London dan mantan kepala peneliti Antartika, menganjurkan VEGETARISME (VEGANISME) UNTUK MENYELAMATKAN PLANET INI, mengatakan bahwa itu memakai jauh lebih sedikit energi daripada pola makan berbasis daging. Karena itu, ASPEK KUNCI SOLUSI PERUBAHAN IKLIM ADALAH VEGETARISME (VEGANISME). Laporan Earthsave.orang “Bagaimana Para Ahli Lingkungan Mengabaikan VEGETARISME SEBAGAI ALAT PALING EFEKTIF UNTUK MELAWAN PERUBAHAN IKLIM dalam masa hidup kita”, menyatakan bahwa METANA harus diakui sebagai PENYEBAB PENTING PEMANASAN GLOBAL, yang dapat DENGAN MUDAH DIKURANGI JIKA ORANG-ORANG MENJALANI POLA MAKAN VEGETARIAN (VEGAN).

SOLUSI 2: PEMERINTAH DAN MEDIA HARUS MENDORONG POLA MAKAN VEGETARIAN (VEGAN). PETERNAKAN HEWAN UNTUK PANGAN MENGHASILKAN LEBIH BANYAK EMISI DARIPADA GABUNGAN SEMUA TRANSPORTASI DI DUNIA.
Laporan yang diterbitkan oleh grup peternakan dalam Organisasi Pangan dan Pertanian PBB menemukan bahwa peternakan menyumbang 18% dari total emisi gas rumah kaca. Laporan lebih jauh menyatakan bahwa beternak hewan untuk makanan sangat merusak lingkungan sehingga pengurangan dampak mereka harus menjadi kebijakan lingkungan teratas dari semua pemerintah. Menurut jurnalis lingkungan, Andrew Revkin dari surat kabar AS The New York Times, “PEMILIHAN MAKANAN JUGA PADA DASARNYA MERUPAKAN PEMILIHAN ENERGI, hingga taraf tertentu. Dan sesungguhnya, dalam kaitan dengan vegetarisme ada nilai-nilai lainnya yang juga ada di sana. Ada banyak air, ada BANYAK POLUSI YANG DIHASILKAN DARI YANG DIHASILKAN DARI PETERNAKAN BERSKALA BESAR. Jadi, mengurangi rantai makanan adalah sesuatu yang dirasakan banyak ilmuwan merupakan hal yang penting dalam pertumbuhan populasi global.” Dr. Kirk Smith, profesor kesehatan lingkungan global Universitas California di Berkeley, anggota dari Panel Antarpemerintah PBB untuk Perubahan Iklim, menyatakan bahwa PEMERINTAH HARUS MENGENAKAN PAJAK DAGING UNTUK MENGURANGI KONSUMSI DAGING DAN MENURUNKAN TINGKAT METANA. Menteri Adminitrasi Perlindungan Lingkungan Perlindungan Lingkungan Formosa (Taiwan), Bpk. Winston Dang merekomendasikan bahwa ORANG-ORANG HARUS MENGURANGI MAKAN DAGING UNTUK MELINDUNGI PLANET INI DARI PEMANASAN GLOBAL, DAN UNTUK MELESTARIKAN AIR dan SUMBER DAYA ALAM. Legislator Jerman Renate Künast menganjurkan perubahan kebijakan pertanian untuk menghentikan perubahan iklim, termasuk pengurangan konsumsi produk susu dan daging. Senator Andrew Bartlett dari Queensland, Australia berkata: “Tidak ada hal yang lebih mudah, lebih murah, dan lebih cepat yang dapat kita lakukan untuk MENGURANGI SECARA BERARTI KONTRIBUSI PRIBADI KITA TERHADAP EMISI GAS RUMAH KACA daripada MEMOTONG JUMLAH PRODUK DAGING DAN SUSU YANG KITA KONSUMSI.” Dewan Kota Camden di London mengusulkan untuk MELARANG PENYAJIAN DAGING PADA KANTIN STAF SEBAGAI BAGIAN DARI UPAYA MENGURANGI EMISI. Jurnalis Kanada, Kate Heartfield, menyarankan agar provinsi-provinsi Kanada mulai mengenakan pajak daging untuk mengurangi emisi gas rumah kaca, mengatakan, “Kita bicara begitu banyak tentang karbon dioksida, kita lupa bahwa itu bukan satu-satunya gas rumah kaca, atau bahkan yang paling berbahaya. Perluasan peternakan melepaskan karbon ke atmosfer, khususnya melalui perusakan hutan (ternak memerlukan banyak lahan dan makanan). TETAPI TIDAK ADA YANG DAPAT DIBANDINGKAN DENGAN JUMLAH METANA DAN NITRO OKSIDA YANG MENAKUTKAN YANG DILEPASKAN TERNAK DAN KOTORANNYA.” Bpk. Pa Ousman Jarju, Direktur Sumber Daya Air di Gambia menyatakan:  “Pola makan kita juga harus berubah. Jika kita menjalani pola makan vegetarian, itu akan dapat memberikan kontribusi besar... untuk menyelamatkan planet ini.” Par Holmgren, ahli cuaca Televisi Swedia dan penceramah tentang masalah iklim menyatakan, “JIKA SEMAKIN BANYAK ORANG MAKAN LEBIH BANYAK DAGING, ITU AKAN MENCIPTAKAN MASALAH BESAR, karena menyangkut energi, karena kenyataan bahwa sejumlah HEWAN INI SESUNGGUHNYA MEMAKAN MAKANAN YANG DAPAT KITA MAKAN. Dan juga masalah yang ditimbulkan oleh HEWAN-HEWAN YANG MENGHASILKAN GAS RUMAH KACA.” Sebuah artikel New York Times yang ditulis oleh Mark Bittman, seorang non-vegetarian, menjelaskan biaya kerusakan akibat konsumsi daging terhadap planet dan kesehatan kita serta kaum miskin.

SOLUSI 3: MENERAPKAN STANDAR KARBON NIHIL
Dr. Arjun Makhijani, Ketua wadah pemikir Lembaga Energi dan Penelitian Lingkungan Washington DC, AS melaporkan bahwa suatu hal yang mungkin bahkan untuk negara dengan perekonomian besar seperti AS untuk menjadi karbon nihil dengan menggunakan teknologi yang ada. Dia menyatakan: “SASARAN MENUJU KARBON NIHIL PERLU UNTUK MEMINIMALKAN BAHAYA YANG TERKAIT PERUBAHAN IKLIM.” Harga energi angin saat ini sebanding dengan energi nuklir tanpa limbah beracun atau isu keamanan. Transportasi menyumbang 13% emisi gas rumah kaca global. Ahli lingkungan dan pendiri Step It Up Foundation, Bill McKibben menyatakan bahwa selain BERJALAN KAKI, NAIK SEPEDA, ATAU MENGGUNAKAN TRANSPORTASI UMUM, KENDARAAN LISTRIK, SKUTER, SEPEDA, SKUTER, SEPEDA, DAN KERETA API TAMPAKNYA MERUPAKAN SOLUSI YANG PALING RAMAH LINGKUNGAN dengan teknologi yang ada saat ini. Program ofset karbon melalui organisasi-organisasi seperti carbonfund.orang tersedia untuk membantu mengurangi emisi karbon. Monako menawarkan insentif uang kepada warganya untuk mendorong pembelian mobil hijau. Menghemat energi adalah cara termurah dan tercepat untuk menurunkan penggunaan energi, termasuk memasang jendela berkaca tiga, menutupi semua kebocoran dan mengisolasi rumah Anda. PASANGLAH PANEL SURYA UNTUK LISTRIK DAN PEMANAS AIR TENAGA SURYA.

SOLUSI 4: PENGHUTANAN KEMBALI.
300 ahli iklim dari seluruh dunia menandatangani deklarasi pada konferensi Perubahan Iklim PBB di Bali, menyatakan: “JIKA KITA KEHILANGAN HUTAN-HUTAN, KITA KEHILANGAN DAYA JUANG MELAWAN PERUBAHAN IKLIM.” Kurangi surat sampah. Rata-rata rumah tangga di AS menerima cukup banyak surat sampah dan katalog untuk dapat menggundulkan Taman Nasional Gunung Rocky sekali setiap empat bulan. Perusahaan-perubahan semacam www.greendimes.com membantu orang-orang mengurangi lebih dari 90% surat sampah dan menanam kembali satu pohon untuk setiap katalog yang dibatalkan. Di Owen Sound, Kanada, kelompok Trees Ontario mengajarkan orang-orang teknik menanam pohon dan memperkenalkan mereka kepada Program Insentif Pajak Pengelolaan Hutan, yang memberi potongan hingga 75% dalam pajak properti untuk penanaman pohon dengan tujuan imbangi pemanasan global.

Surat bertanggal 1 April 2008 dari Dr. James Hansen kepada Perdana Menteri Australia Kevin Rudd menyatakan: “Kita berada di satu titik di mana KEPEMIMPINAN YANG BERANI DIPERLUKAN, KEPEMIMPINAN YANG DAPAT MENGUBAH ARAH DARI SEJARAH MANUSIA... Pengembangan agresif teknologi energi yang efisien dan ramah lingkungan dalam jangka pendek penting sekali untuk meringankan krisis iklim yang mengancam. AKSI YANG MUNGKIN SAAT INI MASIH DAPAT MENGARAHKAN DUNIA KE ARAH YANG MEMINIMALKAN PERUBAHAN IKLIM.

SELAMATKAN BUMI INI. Jadilah Vegetarian (vegan). Bertindaklah Hijau.
Untuk info penting lainnya, kunjungilah http://www.SupremeMasterTV.com/ina

Maha Guru Ching Hai:
 “Kita harus menyelamatkan planet ini terlebih dulu, agar kita dapat tinggal. Karena jika semua es mencair, jika semua kutub mencair, maka lautan akan menjadi panas, lalu gas mungkin dilepaskan dari lautan, dan kita bisa keracunan. oleh gas dari lautan.”


Link yang Berhubungan
 
Belajar Dari Masa Lalu: Kepunahan Masal dan Pemanasan Global bersama Dr. Peter Ward
Play with flash player Play with windows media
 
Tinjauan Lebih Dekat tentang Mencairnya Antartika bersama Dr. Ted Scambos
Play with windows media
 
Ilmuwan Perubahan Iklim Dr. Stephen Schneider tentang Keadaan Planet Kita
Play with windows media
 
Dr. Rajendra K. Pachauri-Peringatan Global: Dampak Produksi dan Konsumsi Daging terhadap Perubahan Iklim
Play with windows media
 
Mencairnya Antartika: Wawancara dengan Profesor Peter Barrett
Play with windows media
trackback : http://suprememastertv.tv/bbs/tb.php/sos_video_ina/152