James Hansen memperingatkan tentang kepunahan manusia dan pemiskinan global.
Dr. James Hansen, direktur Institut Goddard NASA Bidang Ruang Angkasa di AS menulis sebuah surat kepada perdana menteri Jepang. Dalam surat itu ia berterima kasih kepada Jepang atas kepemimpinannya dalam perubahan iklim, tapi memperingatkan bahwa untuk melindungi sebuah Bumi seperti apa yang kita ketahui sekarang ini, pemanasan global harus segera dibalik-arahkan. Guna menyerukan agar Jepang meneruskan sikap progresifnya, surat Dr. Hansen mengatakan, "Prospek untuk anak-anak, dan terutama orang miskin dunia saat ini, bergantung pada keberhasilan menstabilkan iklim. Pemikiran jernih dan kepemimpinan tegas dari masyarakat internasional sangat diperlukan di dalam 1-2 tahun mendatang untuk mengubah jalannya sejarah manusia."
Dr. Hansen, kami sampaikan rasa terima kasih kami yang terdalam atas usaha tekun Anda dalam menyelamatkan planet kita. Doa sungguh-sungguh kami untuk para pemimpin global dunia agar sama-sama terdorong ke arah perubahan untuk melestarikan Bumi kita yang indah.
http://udongo.org/letter-to-minister-yasuo-fukuda-to-g8-james-hansen/
Penyelidikan menemukan bahwa gas nitrogen tri-flouride dari TV HD 17.000 kali lebih potensial daripada CO2.
Para ilmuwan AS dan Australia telah menemukan bahwa televisi LCD dan HD yang dipopulerkan sebagian karena keefisienan energinya, dibuat dengan menggunakan nitrogen tri-fluoride (NF3), gas yang potensial menyebabkan pemanasan yang jauh lebih besar terhadap atmosfer daripada CO2. Meskipun saat ini emisi NF3 belum dimonitor sebagai gas rumah kaca, seorang pejabat pemerintah Inggris telah mengindikasikan bahwa pengaruh gas itu akan dievaluasi dan dipertimbangkan di dalam rapat pakta perubahan iklim Perserikatan Bangsa-bangsa tahun depan.
Kami angkat topi, para ilmuwan dan orang-orang yang berusaha meningkatkan kesadaran kita akan banyaknya faktor yang harus dipertimbangkan demi kesehatan lingkungan yang benar.
http://www.reghardware.co.uk/2008/07/03/nitrogen_trifluoride_tv/, http://newpaper.asia1.com.sg/news/story/0,4136,170014,00.html
Ketua IPCC mengeluarkan pandangan suram dan peringatan sebelum rapat G8.
Selagi menteri-menteri ekonomi puncak sedang bersiap-siap untuk bertemu minggu ini di Jepang, ketua Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim (IPCC), Dr. Rajendra Pachauri, bertemu dengan Uni Eropa untuk mendorong kepemimpinan dan tindakan cepatnya. Dr. Pachauri yang memperhatikan bahwa gelombang panas dan banjir dan temperatur yang semakin tinggi sudah memberi pengaruh menghancurkan terhadap gletser dan turunnya salju di dunia, berkata, "Target sangat bijak sebesar 2.0 [derajat Celsius, 3,6 Fahrenheit] yang ditentukan oleh UE perlu ditinjau sekali lagi, karena dampaknya ternyata lebih serius daripada yang telah kita perhitungkan sebelumnya."
Kami hargai dengan sungguh-sungguh peringatan penting Anda, Dr. Pachauri, dan berdoa agar semua orang memperhatikan rekomendasi tanpa henti Anda untuk menjadi vegetarian dan melakukan penghijauan sebagai jalan tercepat dalam mengurangi perubahan iklim.
http://timesofindia.indiatimes.com/Earth/Global_Warming/7_years_left_for_climate_control/articleshow/3198258.cms
Jumlah ngengat berkurang di Inggris.
Populasi ngengat telah menurun 50 persen di beberapa bagian Kerajaan Inggris. Spesies seperti ngengat macam yang luar biasa dan ngengat Cinnabar hitam dan merah menurun lebih dari 80 persen dalam waktu 30 tahun terakhir ini. Bapak Richard Fox, kepala proyek Perhitungan Ngengat pada acara amal Konservasi Kupu-kupu berkata, " Kami dengar jumlah tahun ini sangat menyedihkan." Termasuk sebagai penyebab dari penurunan populasi adalah penggunaan pestisida kimia yang meningkat, perubahan dalam pertanian, dan kebun yang lebih teratur yang memberi tempat yang lebih kecil bagi ngengat untuk menaruh telurnya. Perubahan iklim yang terkait pemanasan global seperti hujan lebat di musim panas yang lalu, juga menurunkan populasi makhluk elok ini.
Kami berdoa untuk kelangsungan hidup dari hewan sesama penghuni kita sehingga lebih banyak orang yang akan bisa menikmati kecantikan dan kemegahan ciptaan Tuhan yang menakjubkan itu.
http://www.dailymail.co.uk/sciencetech/article-1028089/Climate-change-pesticides-tidy-gardens--reasons-Britains-vanishing-moth-population.html
World cities share ideas on shaping sustainable urban environments.
The World Cities Summit 2008 held in Singapore focused on the topics of urban planning and good governance. City leaders from around the world this year placed special emphasis on climate change and sustainability.
Jeremy Harris, Former Mayor of Honolulu, Hawaii, USA: Global warming is indeed an urban challenge. And we’re not going to solve it unless we fix our cities. The successful cities are going to be the ones that have offered quality of life and well-being.
VOICE: One of the main challenges raised during the summit was for cities to account for the true costs of those things that are consumed through people’s activities and lifestyles.
Mayor Kerry Prendergast of Wellington, capital of New Zealand (F): But as a major food producer, 50% of our national greenhouse gas emissions come from the agricultural sector, primarily in the form of methane.
VOICE: Participant city mayors were joined by world financial institution members, academia and well as advisory groups such as the World Resources Institute, who pointed out that a healthy environment and a healthy economy can coexist – and in fact, go hand in hand.
Robert Bradley, Director, World Resources Institute’s International Climate Policy Initiative: One of the big drivers of the rise in food prices is, as the world gets richer everyone’s switching to more meat-rich diets. We really have to ask ourselves, is that an environment that we want to see? And in fact, there’s every reason to think that it’s not necessarily the most healthiest of diets.
VOICE: We congratulate the participants of the World Cities Summit 2008 for their genuine care and use of their capacities to improve the quality of life of all urban citizens.