Kawanan
paus terdampar di Tasmania, Australia. Dari
total 45 ekor paus sperma yang secara misterius ditemukan terdampar di pantai Tasmania, 38 ekor
diantaranya tewas. Tim penyelamat berupaya menyelamatkan 7 ekor yang masih
hidup termasuk yang masih balita, dengan menyiramkan air laut ke kulit mereka
yang mulai mengering, sambil menunggu ombak besar menyeret mereka kembali ke
laut.
Penyebab
terdamparnya mereka masih belum diketahui. Menanggapi situasi sulit kawanan
paus ini, juru bicara TasmanianParks and Wildlife, Liz
Wren mengatakan,”Sangat sulit bagi mereka untuk bangun karena tubuh yang berat
memberikan tekanan pada organ internal.” Kami sangat sedih dan merasa
kehilangan rekan-rekan migran yang cntik ini. Doa kami mengiringi paus yang
selamat agar mereka bisa mencapai tujuannya. Semoga kemuliaan mereka bisa
diraih berkat kesadaran manusia untuk menghargai segala mahluk hidup.
Selama
Seminar internasional bulan Agustus 2008, Maha Guru Ching Hai menjelaskan kepada
anggota Asosiasi tentang pentingnya menjaga keseimbangan ekosistem bagi mahluk
laut:
Maha Guru Ching Hai: Banyak ikan
paus dan lumba-lumba yang mati terdampar di pantai. Banyak sekali daerah
berbahaya di lautan. Dan itu mencekik mereka, makanya mereka harus berenang ke
luar dari air yang penuh dengan gas beracun yang terlepaskan.
Mereka
tak bisa menahannya, mereka tak bisa bernapas. Makanya mereka harus ke luar
dari air. Hhidup mereka di dalam air, tapi airnya penuh racun, tak heran kan jika mereka ke luar.
Tapi jika mereka ke luar, mereka akan mati. Karena mereka tak akan bertahan
hidup tanpa air.
Berada
di lu mereka mati, ke luar dari sanapun mati. Tak ada pilihan buat mereka.
Inilah hal paling kejam dari manusia yang tak peduli terhadap lingkungan, dan
membiarkan mahluk hidup lainnya binasa. Apa sih susahnya menjadi vegetarian?
Bahkan lumba-lumba saja berusaha berenang ke luar dari laut, karena mereka
pikir bisa selamat, meski harus mempertaruhkan nyawanya. Jadi mengapa kita
tidak berusaha mengubah diet kita menjadi vegetarian?
Para
pemimpin dunia bahas energi terbarukan
Abu Dhabi siap menyambut masa
depan yang hijau. Pada acara 2nd World Future Energy Summit minggu
ini, yang merupakan bagian dari program inisiatif MASDAR, kotaAbu Dhabi dari
Uni Emirat Arab menjadi tuan rumah lebih dari 10.000 peserta dari seluruh
dunia. Acara ini membahas energi terbarukan dan pembangunan sebagai solusi
menghadapi masalah perubahan cuaca. Konferensi tahun ini juga menjadi yang
pertama kalinya mempersembahkan Hadiah Tahunan Zayed Future Energy Prize.
Pemenang tahun ini adalah Dipal Chandra Barua dari Bangladesh, untuk upayanya membawa
energi surya bagi penduduk pedesaan serta pengembangan teknologi ramah
lingkungan.
Bpk. Barua memperoleh hadiah
senilai US$ 1,5 juta dari Yang Mulia Sheikh Mohammad Bin Zayed Al Nahyan, putra
mahkota Abu Dhabi, setelah melalui seleksi dari tim yang diketuai Dr. Rajendra
Pachauri dari Zayed Future Energy Prize. Maki sangat bersyukur atas komitmen Abu Dhabi atas
lingkungan. Ucapan selamt juga kami berikan untuk Barua untuk prestasinya.
Semoga Allah memberkati pertemuan ini dengan hasil gemilang untuk para peserta
agar tercipta keseimbangan harmonis pada lingkungan kita.
Shelby
memperkenalkan mobil listrik tercepat di dunia
Shelby SuperCars akan
memproduksi mobil listrik tercepat di dunia. Setelah baru-baru ini merilis
mobil tercepat di dunia, Shelby SuperCars (SSC) yang bermarkas di AS
mengumumkan rencananya tahun ini untuk membuat versi mobil tercepat di dunia
dengan tenaga listrik. Mobil ini bernama Ultimate Aero EV. Mobil ini sangat
istimewa karena dirancang dengan menerapkan Nanotechnology Rechargeable
Lithium-Ion Battery pack yang bisa diisi ulang dalam 10 menit dari outlet
listrik standar 110 volt. Mobil ini bisa melaju sejauh 200 mil sebelum isi
ulang selanjutnya. Lebih jauh SSC menjelaskan Ultimate Aero EV “bebas polusi”,
sebuah keajaiban rekayasa teknologi, dengan desain exterior super car yang
eksotis.“Inilah penemuan berwawasan
hijau yang mengagumkan! Dengan inovasi Ultimate Aero EV ini, kita bisa
menyongsong masa depan cerah, penuh gaya
dan berkelanjutan.
Konferensi video tentang
Pemanasan Global diselenggarakan di Mongolia
Acara berjudul “Konferensi
Global Warming Internasional: Solusi Menyelamatkan Kehidupan” ini diadakan
tanggal 27 Januari di Central Palace of Culture, Ulaanbaatar,
ibu kotaMongolia. Konferensi yang diadakan
rekan-rekan inisiat ini menampilkan makalah dari ilmuwan terkemuka Mongolia. Maha
Guru Ching Hai diundang sebagai tamu kehormatan.
Dengan kemurahan hatinya,
Beliau menerima undangan tersebut & siap memberikan pandanganNya menanggapi
masalah perubahan iklim, termasuk yang terjadi di Mongolia. Pada kesempatan ini juga
diadakan perayaan untuk peluncuran buku terlaris dunia “The Birds in My Life”
karya Maha Guru Ching Hai dalam bahasa Mongol dan Rusia. Acara ini diakhiri
dengan konser “Save Mother Earth” yang menampilkan para musisi berbakat Mongolia.
Konferensi dan konser ini akan disiarkan secara langsung oleh televisi nasional
Mongolia di saluran TV9, dan
radio FM 105.5 diseputar kotaUlaanbaatar.
Acara ini dimulai pk.3 sore
waktu Mongolia,
atau pk.8 pagi waktu Eropa Tengah hari Selasa, 27 januari. Kami mengucapkan
terma kasih pada Maha GuruChing Hai atas kesediaanNya berbagi wawasan dan
pesan-pesan bernilai. Semoga acara ini memberi inspirasi untuk menyusun
langkah-langkah efektif dan penting untuk menyelamatkan planet bumi. Konferensi
ini juga akan disiarkan ulang dalam acara Words of Wisdom di Supreme Master
Television dengan terjemahan multi bahasa.