Menghadapi perubahan iklim, petani India bercocok tanam organik tanpa bahan kimia & irigasi
Pertanian organik di India diterapkan untuk menghadapi dampak perubahan iklim. Sebanyak 5.000 wanita di Zaheerbad, India tengah mengembangkan beragam tanaman seperti bunga matahari, biji rami, kacang polong, beragam jenis gandum dll. Seluruhnya ditanam secara organik tanpa bahan kimia atau pengairan irigasi. Panel antarpemerintah untuk Perubahan Iklim (IPCC) PBB mendesak masyarakat dunia mengadopsi metode ini mengingat pola curah hujan yang tak menentu saat ini.
Para perempuan yang menjalankan pertanian ini menerima dukungan dari Lembaga Pengembangan Deccan (DDS), sebuah kelompok sosial yang membantu para perempuan India yang kurang diperhatikan. Direktur DDS, P.V. Satheesh mengatakan,”Dalam rangka perubahan iklim, sistem pertanian lahan kering berpotensi mengatasi gagal panen akibat peningkatan suhu.”
Terima kasih Deccan Development Society dan selamat untuk para perempuan Zaheerbad atas kemajuan ekologis dalam praktek pertanian Anda. Semoga trend ini terus berlanjut dengan panen berlimpah dan terciptanya harmoni dengan lingkungan.
Polandia mengubah rencana pembangunan jalan tol untuk menyelamatkan rawa
Polandia mengubah rencana pembangunan jalan tol untuk menyelamatkan daerah rawa. Rute yang baru akan dibuat mengitari, padahal sebelumnya direncanakan membelah lembah Rospuda yang merupakan salah satu dari kawasan rawa yang masih murni di Eropa, habitat banyak spesies tumbuhan dan binatang langka. Rute baru ini ternyata juga lebih murah dari sebelumnya. Rute ini juga akan menghubungkan Polandia dengan Finlandia. Ini tentunya sangat membantu mengurangi kemacetan di kota Augustow.
Terima kasih banyak untuk pemerintah Polandia atas revisi rencananya yang menyelamatkan ekologi dan mengurangi biaya. Berkat menyertai segala perhatian Anda untuk sesama mahluk hidup di bumi ini, dan semoga pencapaian teknologi juga membawa kebaikan bagi seluruh manusia.
Kolam-kolam air asin ‘mungkin ada di Planet Mars’
Air asin mungkin ada di Mars. Peneliti telah mengamati titik-titik embun yang mungkin berasal dari air asin. Titik embun ini menempel pada penyangga metal dari pesawat ulang-alik Mars Phoenix Lander, NASA. Pengamatan yang dikombinasikan dengan temuan garam perchlorat di tanah Mars yang bisa menyimpan air pada suhu minus 70 derajat Celsius, mengarah pada kesimpulan adanya kemungkinan keberadaan kantong-kantong air di planet ini. Para ilmuwan misi Phoenix & profesor dari Universitas Michigan Dr. Nilton Renno mengatakan, ”Air adalah unsur yang esensial bagi kehidupan. Penemuan ini punya implikasi penting bagi banyak aspek dari eksplorasi planet, termasuk kelayakan planet Mars untuk dihuni.”
Selamat untuk Dr. Renno dan para ilmuwan yang turut serta dalam temuan menakjubkan ini! Kami seperti biasa, sangat tertarik untuk mempelajari lebih jauh tentang planet tetangga yang luar biasa ini.
Melalui pengetahuan rohani dan komunikasi telepatik dengan penghuni Mars, Maha Guru Ching Hai beberapa kali sempat berbicara tentang masa lalu Mars-bagaimana planet ini mengalami kehancuran massal 40 juta tahun yang lalu. Berikut adalah diskusi dengan Maha Guru Ching Hai tentang Mars yang diadakan bulan Januari 2009 dengan staf Supreme Master Television di California, AS.
Konferensi video Maha Guru Ching Hai dengan staf Supreme Master Television
Tanggal 18 Januari 2009 di California, AS
Supreme Master TV: Apakah saat ini penduduk Mars bekerja untuk memulihkan kondisi planet mereka seperti semula?
Maha Guru Ching Hai: Mereka tak bisa. Ini bukan tugas manusia untuk memulihkan keadaan dari bencana besar yang pernah merusak planet ini. Tapi Mars akan memulihkan dirinya melalui proses alami. Dan itu butuh waktu 1 juta tahun, tambah1 juta tahun lagi dan Mars siap dihuni. Semak-semak kecil akan mulai tumbuh, lalu alang-alang dan rumput, barulah pohon berbuah dll, dll. Sungai-sungai, kali dan laut akan mulai terbentuk lagi. Dan perlahan manusia dan binatang akan mampu menetap di permukaan Mars lagi.
Obama tanda tangani rancangan undang-undang yang melindungi 2 juta hektar hutan
Presiden AS memandatangani rancangan undang-undang perlindungan hutan. Presiden AS Barrack Obama telah mengesahkan Rancangan Undang-Undang Lahan Publik Omnibus 2009 sebagai undang-undang untuk melindungi 2 juta hektar hutan di seluruh wilayah AS. Aturan baru ini melestarikan monumen nasional, jalan-jalan setapak, dan sungai dan untuk menghadapi perubahan iklim serta menjaga sumber-sumber air, juga menjamin air bersih bagi 80.000 penduduk suku asli Navajo. Setelah meratifikasi undang-undang tersebut, presiden berkata, ”Kita memiliki berkah yang jauh lebih besar dari sekedar luas dan beragamnya dataran yang membentang di benua kita ini. Yang dibutuhkan dari hadiah ini sebagai balasannya, adalah kebijaksanaan dan tanggung jawab kita dalam mengelolanya.”
Salut untuk langkah hijau Presiden Obama dan para pembela lingkungan di AS, yang telah membuka jalan bagi terciptanya harapan baru akan lingkungan yang alami dan terjaga. Dengan berkat Tuhan, semoga upaya ini bisa melestarikan beragam bentuk kehidupan dan keindahan di bumi.