Lapisan es di Antartika Barat kembali mencair
Lapisan es di Antartika Barat runtuh. Tim riset dari Selandia Baru, Amerika, dan Eropa akhir-akhir ini merampungkan dua studi yang menunjukkan bahwa lapisan es di Antartika Barat secara periodik runtuh di masa lalu. Dengan hanya kenaikan suhu 5 derajat Celsius di lautan, maka permukaan air laut meningkat sekitar 5 meter dan menenggelamkan seluruh negara. Para ilmuwan menyatakan bahwa perubahan iklim karena ulah manusia mempercepat siklus alami keruntuhan ini. Rekan penulis Dr. David Pollard di Universitas Negeri Pennsylvania memperingatkan,”… Ini harus kita pikirkan, Anda tidak bisa mengabaikannya sebab ini juga terjadi ribuan tahun yang lalu.”
Terima kasih ilmuwan internasional atas pemberitahuannya mengenai keadaan yang mengerikan di planet ini. Mari kita beralih secepatnya menuju gaya hidup sadar-lingkungan, yang sangat diperlukan untuk mengurangi dampak pemanasan global, dan menyelamatkan segala kehidupan yang berharga di muka Bumi.
Dalam konferensi video dengan anggota Asosiasi di Kanada pada tanggal 24 Agustus 2008, Maha Guru Ching Hai berbicara mengenai mencairnya es sebagai pertanda penting bagi manusia untuk bertindak cepat.
Konferensi video dengan Maha Guru Ching Hai, Center Vancouver, Kanada, 24 Agustus 2008
Maha Guru Ching Hai: Sebagian besar waktu lenyapnya es juga berarti peringatan bahaya pada planet. Tentu saja akan menjadi lebih baik bila kita menyelamatkan planet sebelum es mencair. Tetapi karena sudah terjadi, kita hanya bisa melakukan yang terbaik dan berusaha memberitahukan kepada setiap orang untuk menyelamatkan diri mereka dengan menjadi vegetarian.
Jika es mencair lebih cepat, maka tentu saja kita memiliki lebih sedikit waktu untuk menyelamatkan planet. Tapi karena orang-orang mengikuti diet vegetarian, maka akan ada perbaikan dan toleransi waktu. Kemudian kita bisa mengatur penyelamatannya. Tidak seluruhnya, dan tidak sebanyak yang kita harapkan jika kita mempunyai lebih banyak waktu, tetapi masih lebih baik daripada tidak sama sekali.
Gagal panen di daerah pedalaman karena perubahan iklim
Udara dingin mengakibatkan gagal panen di Sri Langka. Departemen Pertanian dan Stasiun Riset di Seetha-Eliva menyatakan bahwa periode dingin yang panjang dan tidak biasanya terjadi menggagalkan beberapa panen di negeri tersebut. Para petani melaporkan kerusakan pada kentang, bit, bawang prei, dan tanaman teh. Pada bulan Pebruari ini, cuaca dingin berlangsung 14 hari, dibandingkan dengan tahun lalu yang berlangsung normal selama 5-6 hari, dan ilmuwan menyatakan perubahan iklim sebagai penyebab di balik pola-pola cuaca yang aneh.
Kami berdoa semoga petani Sri Langka yang menderita segera pulih kembali dari kerugian panen, dan semoga kejadian ini mengingatkan kita semua agar lebih menjaga keseimbangan yang harmonis dalam ekosfer kita.
Korps remaja membantu Kalifornia tetap hijau
Untuk membantu remaja bertindak hijau, melalui kolaborasi dengan beberapa organisasi nirlaba seperti Hijau untuk Semua, negara bagian Kalifornia membentuk Korps Kalifornia Hijau untuk remaja yang berumur 16 sampai 24 tahun.
Kami menghargai inisiatif ramah-lingkungan dari pemimpin dan warga Kalifornia. Semoga teladan mencerahkan Anda menginspirasi kita semua agar lebih ramah terhadap sesama dan lingkungan, sehingga planet kita dilimpahi kesehatan dan kelimpahan.
Gunung api lumpur Mars dapat menyembunyikan kehidupan
Gundukan yang terlihat di Mars mungkin memiliki aktivitas gunung berapi. Penemuan terbaru berupa asap metana di Mars membawa pada dugaan ilmiah bahwa gas tersebut mungkin diproduksi oleh mikroba yang hidup di bawah permukaan tanah dimana suhu mungkin cukup hangat sehingga air mungkin dapat ditemukan. Sekarang, analisis foto yang diambil oleh kendaraan luar angkasa Mars Odysey milik Badan Penerbangan dan Luar Angkasa Nasional AS telah menemukan tempat-tempat potensial berupa gunung berapi yang memuntahkan lumpur. Jika aktivitas tersebut masih terjadi, berarti terdapat hawa panas yang dihasilkan dari suatu tempat di bawah permukaan tanah, sebagai penegasan lebih lanjut bahwa satu jenis kehidupan mikrobial mungkin tersisa dari biosfer yang pernah hidup di Mars.
Benar-benar penelitian yang membangkitkan minat, Badan Penerbangan dan Luar Angkasa Nasional AS! Kami tidak dapat menunggu untuk mendengar lebih lanjut mengenai penemuan ilmiah dan tanda-tanda kehidupan dari planet tetangga kita.
Maha Guru Ching Hai berbagi wawasan dari perenungan mendalam dan komunikasi telepatis dengan makhluk di Mars, pada tanggal 18 Januari 2009 selama konferensi video dengan staf Supreme Master Television di California, AS. Beliau berbicara dengan seksama mengenai sejarah Mars, sebuah planet yang telah melewati perubahan iklim mirip dengan yang sedang dialami oleh Bumi saat ini.
Konferensi video Maha Guru Ching Hai dengan staf Supreme Master Television Los Angeles, California, AS
18 Januari 2009
Supreme Master TV (L): Apakah berita terakhir mengenai penemuan NASA mengenai metana ini terkait dengan orang Mars yang hidup di bawah tanah?
Maha Guru Ching Hai: Mungkin, mungkin. Ya. Karena mereka harus memompa gas metananya dari kegiatan mereka di bawah tanah ke permukaan Mars sehingga mereka dapat mengeluarkan racun dan menjernihkan udara yang mereka hirup.
Supreme Master TV (L): Sejak berapa lama bangsa Mars tinggal di bawah tanah?
Maha Guru Ching Hai: Setelah kehancuran masal di Mars. Kemudian mereka mulai tinggal di bawah tanah.
Supreme Master TV (L): Dan bangsa Mars saat ini tinggal di bawah tanah, apakah mereka menyadari apa yang terjadi pada sejarah planet mereka?
Maha Guru Ching Hai: Mereka telah diberitahu. Pengetahuan mengenai apa yang terjadi pada planet mereka telah disampaikan turun-temurun kepada anak-cucunya, walaupun hal itu terjadi 40 juta tahun lalu. Mereka menyimpan sejarah kejadian itu, jadi keturunannya mengetahui bagaimana cara menjaga hal yang mereka miliki dan bukannya menjadi acuh tak acuh, dan tidak bersifat destruktif lagi, tetapi lebih bajik dan spiritual. Mereka harus hidup seperti itu.