UNEP menghubungkan peternakan hewan sebagai penyebab kekurangan pangan global.
Dalam laporan terbarunya yang berjudul “The Environmental Food Crisis (Krisis Pangan Lingkungan)” Program Lingkungan Perserikatan Bangsa Bangsa (UNEP) menyatakan bahwa saat ini produksi daging telah memperburuk krisis pangan dan dampak perubahan iklim. Hal ini akibat dari tak tercukupinya permintaan energi, biji-bijian, dan air oleh peternakan hewan. Direktur Eksekutif UNEP Achim Steiner menjelaskan beberapa area yang muncul dalam perhitungan terbarunya.
Achim Steiner – Sekeretaris Di bawah Jendral PBB dan Direktur Eksekutif UNEP (L): Apa dampak peternakan, konsumsi daging ternak, meningkatnya penggunaan daging terhadap perubahan iklim sebagai contoh, dalam makanan kita? Peran kita adalah menginformasikan masyarakat dan juga memberikan peluang untuk mengubah gaya hidup mereka dengan informasi yang lebih baik.
SUARA: Laporan UNEP menyatakan, ”Dalam skala industri, produksi daging sangat boros energi dan merusak lingkungan. Dan penggunaan yang intensif dari panen untuk pakan ternak seperti jagung dan kedelai… dengan memberi sereal untuk ternak daripada untuk manusia, maka kehilangan kalori itu sebenarnya dapat diberikan untuk lebih dari 3,5 miliar orang. Badan Pangan dan Pertanian Dunia /FAO memperkirakan saat ini hampir 1 miliar orang menderita kelaparan. Dengan menerapkan gaya hidup tanpa produk hewani maka dapat dipastikan kasus kekurangan pangan dapat diakhiri.
Dr. Arab Hoballah, Kepala Cabang Konsumsi & Produksi Berkelanjutan dari UNEP optimis jika memperoleh informasi yang cukup, orang-orang akan mau menjalani pola konsumsi yang berkelanjutan.
Dr. Arab Hoballah – Kepala Cabang Konsumsi dan Produksi Berkelanjutan, Divisi Tekologi, Industri, dan Ekonomi di UNEP (M)
Tentu saja pola makan vegetarian sangat baik bagi kesehatan; sangat menyehatkan bagi planet ini. Daging, dalam kaitan dengan air, panen, kebutuhan yang membuat kita menghancurkan hutan demi memelihara hewan ternak adalah masalahnya. Tapi ini perlu analisa mendalam, dan perlahan mendidik masyarakat tentang manfaatnya. Jadikan mereka lebih bertanggung jawab, dan kita percaya kita bisa mengubah kebiasaan ini, dan akan merasakan dampak berkelanjutannya dengan segera.
SUARA: Kami berterima kasih kepada Dr. Hoballah, Direktur Eksekutif Steiner dan UNEP atas upayanya meningkatkan kesadaran melalui aneka informasi dampak lingkungan dari peternakan terkini. Mari kita bertindak secara bertanggung jawab dengan membuat aneka makanan vegan yang memenuhi kebutuhan seluruh masyarakat di planet ini.
Saat berlangsungnya konferensi video tentang perubahan iklim di bulan Februari 2009 yang dihadiri para tamu kehormatan dan masyarakat Meksiko, Maha Guru Ching Hai menyatakan dengan jelas bahwa mengganti peternakan hewan dengan tanaman vegan organik adalah solusi utama bagi krisis pangan dan pemanasan global.
Tikus air hidup kembali di Skotlandia
Sebagai bagian dari proyek konservasi daerah, Komisi Ilmu Kehutanan Skotlandia melepas 1.000 tikus air di wilayah tanah basah yang direhabilitasi. Hewan yang pernah berkembang biak ini sempat punah karena hilangnya habitat dan masuknya spesies asing. Menteri Lingkungan Roseanna Cunningham menekankan pentingnya hewan ini bagi ekosistem di wilayah tersebut, beliau mengatakan bahwa kehadirannya sekarang ini diharapkan mampu menyemarakkan lebih banyak keragaman hayati.
Salam hijau, Komisi Kementrian Skotlandia dan semua agen yang terlibat, atas usaha menakjubkan Anda untuk mengembalikan tikus air ke tempat aslinya. Semoga proyek penting Anda memberikan lebih banyak inspirasi bagi terjaganya keharmonisan sesama penghuni Bumi dalam ciptaan unik Tuhan.