Dampak ekonomi perubahan iklim dijumpai di AS. Dalam pertemuan tahunan baru-baru ini, ahli panen AS mengungkapkan keprihatinan bahwa pemanasan global telah menyusutkan hasil panen bagi pengekspor pangan terbesar dunia tersebut melalui kekeringan yang semakin buruk dan temperatur ekstrem.
Dengan kenaikan tak biasa pada temperatur siang hari dan terutama malam hari di wilayah-wilayah di seluruh dunia, tomat dan buncis, misalnya, tidak dapat lagi ditanam di AS selatan selama musim panas.
Ekonom Gerald Nelson dari Lembaga Riset Kebijakan Pangan Internasional menyatakan, “Saat temperatur naik, kita akan mendapat kesulitan mempertahankan hasil panen yang telah kita dapatkan.” Tidak hanya kenaikan temperatur, tetapi juga kejadian cuaca ekstrem di Amerika Serikat menyulitkan wilayah-wilayah seperti Midwest AS, yang dikenal sebagai sumber utama biji-bijian negara itu, dan daerah pertanian lainnya, seperti dijelaskan oleh ilmuwan iklim AS Dr. Donald Wuebbles dari Universitas Illinois di Urbana Champaign.
Dr. Donald Wuebbles – ilmuwan iklim AS, ketua pengarang IPCC: Tahun ini sesungguhnya tahun terburuk dalam rekor untuk bencana alam di AS. Lebih dari US$35 miliar kerusakan. Setiap bagian AS telah mengalami peningkatan selama 50 tahun terakhir dalam 1% badai teratas untuk daerah tertentu itu. Di Midwest, telah ada lebih dari 30% peningkatan dalam 1% badai teratas. Dan lebih banyak curah hujan datang sebagai kejadian lebih besar. Ya, itu artinya lebih banyak banjir. Saat mereka mendapat hujan, masih cenderung untuk datang sebagai kejadian lebih besar daripada biasanya, tapi mereka tidak mendapat hujan sebanyak sebelumnya. Jadi, itulah kenapa di Texas pada tahun ini, kita mendapatkan problem besar dengan kekeringan yang benar-benar parah. Ada sangat sedikit tanaman yang hidup saat ini karena kekeringan ini sangat parah.
Supreme Master TV: Sementara ahli agronomi AS khawatir akan dampak ekonomi perubahan-perubahan ini dan ketidakmampuan untuk memenuhi permintaan pangan, Dr. Wuebbles menekankan perlunya segera mengatasi pemanasan global.
Dr. Donald Wuebbles: Biaya untuk tidak bertindak jauh lebih besar daripada biaya bertindak. Jauh lebih baik melakukan sesuatu sekarang daripada menunggu karena biaya yang ekstrem. Kita bisa mengalami penurunan 20% dalam produk domestik bruto di seluruh dunia pada akhir abad ini jika perubahan iklim terus terjadi pada laju saat ini. Kita bicara tentang jumlah biaya sangat besar dari dampak potensial terhadap masyarakat jika kita tidak melakukan sesuatu terhadap masalah ini.
Supreme Master TV: Penghargaan kami, Dr. Donald Wuebbles dan para ahli panen AS, untuk menyiagakan kita terhadap ancaman nyata pemanasan global terhadap produksi pangan. Semoga kita bertindak cepat menyejukkan planet kita serta menerapkan praktik pertanian yang ramah iklim untuk memastikan makanan dan keselamatan bagi semua.
Pada konferensi video Juni 2011 di Meksiko, Maha Guru Ching Hai mengungkapkan keprihatinan terhadap perubahan iklim dan kerawanan pangan, sementara ia menunjuk pada cara vegan organik untuk secara efektif mengatasi kedua hal tersebut.
Maha Guru Ching Hai: Jadi, lihatlah, perubahan iklim mempengaruhi kita dalam berbagai cara, bukan hanya panas, kekeringan, banjir, penyakit, kekurangan pangan, dsb., tetapi bahkan cuaca dingin. Dan perubahan iklim – melalui kekeringan dan banjir yang merusak tanaman – tentu saja menyebabkan harga pangan yang tinggi dan kerawanan pangan. Jadi,cuma satu perubahan ini, perubahan sederhana, perubahan kecil: mengubah pola makan kita ke vegan organik. Ini akan membantu semua pemerintah di dunia untuk sanggup membayar mitigasi perubahan iklim dan lestarikan keragaman hayati. Itu juga akan membantu kita melindungi ketahanan pangan dan melestarikan air. Apa gunanya bagi kita memuaskan citarasa kita dengan daging sekarang ini bila kita tahu dengan pasti bahwa di masa mendatang anak-anak kita akan kelaparan, dunia kita akan runtuh? Apa gunanya itu? Betapa pun enaknya daging, kita harus pertimbangkan pilihan ini dan mengubahnya sehingga dunia bisa terus bertahan dan maju pesat dalam kelimpahan dan kebahagiaan dan sehat.
http://www.reuters.com/article/2011/10/24/us-climate-crops-idUSTRE79N07420111024 http://www.newsdaily.com/stories/tre79n074-us-climate-crops/http://www.care2.com/greenliving/13-trillion-lost-from-environmental-damage.htmlPara peneliti dari Dinas Kehutanan AS dan Universitas Negeri Oregon di Oregon AS, melaporkan pada tanggal 24 Oktober 2011, bahwa penampakan musang kecil Amerika di gunung Sierra Nevada, AS barat, telah menurun sebesar 60 % sejak tahun 1980 karena menghilangnya hábitat.
http://www.physorg.com/news/2011-10-marten-california-forest-linked-decline.htmlhttp://www.upi.com/Science_News/2011/10/24/American-martens-seen-less-often/UPI-67691319494010/?spt=hs&or=sn Dalam riset pertama dari sejenisnya, ahli iklim Dr. Svante Björck dari Universitas Lund di Swedia, menganalisis perubahan iklim selama 20.000 tahun lalu dan menetapkan dalam sebuah studi yang dilaporkan pada tanggal 24 Oktober 2011, bahwa ini adalah pertama kali iklim Bumi berubah di kedua belahannya, baik di utara maupun selatan, sejak Zaman Es terakhir.
http://www.enn.com/enn_original_news/article/43444?utm_source=feedburner&utm_medium=feed&utm_campaign=Feed%3A+EnvironmentalNewsNetwork+%28Environmental+News+Network%29http://news.discovery.com/earth/north-south-warming-since-last-ice-age-only-now-111024.htmlMenurut laporan yang dipublikasikan di jurnal Environmental Research Letters pada tanggal 25 Oktober 2011, kenaikan temperatur yang signifikan telah dicatat di 77% dari 111 stasiun cuaca dataran tinggi di seluruh China selatan antara tahun 1961 dan 2008, mengakibatkan pencairan es yang cepat, dan kehilangan massa es yang besar, serta meluasnya danau di bawah gletser Himalaya di negara itu.
http://www.france24.com/en/20111025-chinas-glaciers-meltdown-mode-studyhttp://www.theaustralian.com.au/news/world/chinas-himalayan-glaciers-melting-away/story-e6frg6so-1226176157808 http://www.huffingtonpost.co.uk/2011/10/25/chinese-glaciers_n_1030311.html Daily News Sri Lanka pada tanggal 24 Oktober 2011 melaporkan bahwa ribuan ikan mati ditemukan mengambang di pinggir danau Beira, yang berlokasi di jantung Ibu Kota Kolombo, dengan kematian yg mungkin disebabkan oleh tingkat oksigen yang rendah dalam air, akibat meningkatnya pertumbuhan ganggang.
http://www.dailynews.lk/2011/10/24/news03.asp