email to friend  Kirim halaman ini buat teman   Jika anda ingin menambahkan video ini ke dalam blog atau website pribadi anda, silahkan klik link berikut untuk mendapatkan source code-nya.  ambil source code   Cetak

Forum Ekonomi Utama di Paris, Prancis

Selama pembicaraan iklim yang dituanrumahi Prancis, negara pengkonsumsi energi dan juga pengemisi gas rumah kaca terbesar ke-17 membuat kemajuan dalam persetujuan untuk membantu negara berkembang mengatasi perubahan iklim. Dengan membantu negara ini untuk beradaptasi dengan dampak-dampak yang terkait dengan pemanasan global seperti kenaikan air laut dan cuaca ekstrem akan menekan biaya sekitar US$100 triliun setahun. Perwakilan berencana untuk meneruskan diskusi mereka pada pertemuan bulan Juni di Meksiko, sebagai bagian dari rangkaian pertemuan sebelum forum perubahan iklim bulan Desember di Denmark.

 

Puji syukur kami, partisipan forum nasional atas pemikiran maju Anda untuk mengatasi perubahan iklim. Semoga rencana Anda cepat dikerahkan untuk memberi bantuan terbesar bagi penduduk seluruh dunia.

 

Referensi:

http://www.google.com/hostednews/ap/article/ALeqM5gamKFpfPBUXl2x85j_benvY8_1oQD98E41PG0

http://dotearth.blogs.nytimes.com/2009/05/27/obama-team-us-climate-effort-seismic/?hp  http://www.voanews.com/english/2009-05-26-voa48.cfm

Air diprediksi akan semakin langka

Para peneliti di Universitas Utah di AS melaporkan bahwa pemanasan iklim bergerak menjadi fenomena, seperti peningkatan badai pasir, dimana di wilayah pegunungan seperti Rockies AS pemanasan iklim menyebabkan butiran salju mencair dengan cepat. Oleh karena itu, fenomena itu membahayakan kelanjutan suplai air.

 

Juga, negara-negara seperti India dan China sedang menghadapi kekurangan air yang semakin parah sejalan dengan kebutuhan area itu yang meningkat. Prediksi saat ini oleh Peneliti Grail di AS mengindikasikan bahwa di tahun 2025, sekitar 3 miliar orang akan menghadapi kekurangan air.

 

Ilmuwan AS di Universitas Utah dan Peneliti Grail, terima kasih telah membuat kami semakin sadar akan ancaman ketidakseimbangan. Mari kita semua mengambil gaya hidup berkelanjutan yang lebih terjamin sehingga semua tercukupi dengan air yang penting dan pemberi hidup.

 

Pada bulan Juli 2008, selama konferensi video di Hollywood Barat, Kalifornia, AS, Maha Guru Ching Hai mengingatkan kita bahwa sumber air dunia akan terjamin jika setiap orang beralih ke pola makan vegan.

 

Maha Guru Ching Hai: Sekarang, kita mengeluh tentang kekurangan air di mana-mana di planet ini. Satu porsi daging sapi, kita gunakan 1.200 gallon air bersih yang baik, satu porsi ayam, 330 gallon air, yang bersih dan baik dan satu set makanan vegan yang lengkap, termasuk nasi atau roti atau tahu, yang penuh dengan protein, dan sayuran, ia menggunakan hanya 98 gallon air.

 

Jadi, Tuhan telah menciptakan air yang cukup untuk kita, makanan cukup untuk kita bahkan untuk bertahan  selamanya, jika kita tahu cara menghentikan penyalahgunaan kekayaan

Bumi dan pangan serta airnya

 

Kita tidak harus membunuh sesama makhluk untuk memuaskan keserakahan kita. Ini adalah titik utama masalah-masalah planet sekarang ini - pemborosan kita atas pahala moral kita dan kekayaan dunia.

 

Saat kita hanya berhenti makan daging, lalu kita punya 70% air lebih untuk digunakan. Cukup tinggalkan potongan daging itu dari diet Anda. Biarkan damai dimulai dari meja Anda.


 

Referensi:

http://www.treehugger.com/files/2009/05/water-shortages-rising-across-the-globe-but-especially-india.php
http://www.nytimes.com/gwire/2009/05/14/14greenwire-climate-change-water-shortages-conspire-to-cre-12208.html?pagewanted=1
www.grailresearch.com

 

Pangeran Charles mendesak perlindungan cepat hutan hujan demi keamanan global.

Saat berpidato di depan Simposium Penerima Nobel di Istana Santo Yakobus, Yang Mulia Pangeran Charles menyoroti keprihatinannya bahwa banyak orang tak menyadari kegentingan untuk mengatasi pemanasan global. Ia dengan keras mendesak perlindungan hutan hujan untuk menjamin keamanan pangan, energi, dan ekonomi dunia.

 

Menurut Greenpeace dan Perserikatan Bangsa-Bangsa, lebih dari 80 persen kegiatan pembabatan hutan Amazon disebabkan oleh pembukaan lahan merumput ternak. Sisanya sebagian besar dibabat untuk menanam kedelai dimana sebagian besar dari itu diekspor untuk pakan ternak.

 

Selama bincang-bincang telepon dengan Supreme Master Television, Profesor John Browder, penulis “Menanam  Benih Perubahan  di Abu Hutan Hujan”, membenarkan bahwa daging adalah pendorong utama pembabatan hutan Amazon.

 

Profesor John Browder – Penulis dan Profesor di Fakultas Perencanaan dan Kajian Perkotaan, Universitas Teknologi Virginia, AS (L): Apa yang kini mendorong  pembabatan hutan di Amazon ada tiga hal: pertama dan yang paling penting adalah perluasan sektor peternakan selama lebih dari sepuluh tahun terakhir. Dan peternakan maksud saya industri daging sapi.

 

PEMBACA BERITA: Karena pasar terbesar daging Amazon adalah di Eropa, Dr. Browder percaya laju pembabatan hutan secara langsung terkait dengan permintaan daging sapi yang tinggi di Eropa. Profesor Browder lebih jauh telah menghitung bahwa laju pembabatan hutan Amazon seterusnya akan bergantung  pada dua faktor:

 

Profesor John Browder (L): Pertama, harga produk daging sapi di pasar Eropa, dikalikan kepadatan penduduk distrik di dalam wilayah yang memproduksi suplai.  Ini betul-betul  menjadi elemen penting untuk daging sapi dan seberapa banyak lahan hutan berada dalam jangkauan transportasi.

 

PEMBACA BERITA: Penghargaan dalam kami, Profesor Browder, Yang Mulia Pangeran,  dan lainnya atas suara kepedulian Anda atas nama hutan hujan yang memukau dan penopang kehidupan. Semoga kesadaran kita akan kekuatan garpu menyadarkan kita semua bahwa kita dapat menyelamatkan planet dengan hanya mengubah pola makan kita.

 

Referensi:
http://www.timesonline.co.uk/tol/news/environment/article6373162.ece , http://www.guardian.co.uk/environment/2009/may/27/prince-charles-nobel
http://www.fao.org/docrep/010/a0701e/a0701e00.HTM  
http://www.greenpeace.org/usa/press-center/reports4/amazon-cattle-footprint-mato  
http://www.greenpeace.org/international/press/reports/eating-up-the-amazon