Pemanasan
global mempengaruhi tanaman pangan pokok
Sebuah riset dilakukan oleh sekelompok ilmuwan
di Univeristas Monash di Melbourne,
Australia untuk
mengevaluasi tanaman panen seperti singkong yang banyak tumbuh di Afrika dan
merupakan sumber karbohidrat utama ketiga di seluruh dunia.
Para ilmuwan menanam
singkong di bawah beberapa skenario perubahan iklim lalu mengevaluasi berbagai
tingkat CO2 pada hasil tanaman itu dan nilai nutrisinya. Mereka menemukan bahwa
pada tingkat CO2 atmosferik yang berlipat dua dari saat ini, hasil singkong
turun lebih dari 50 persen, terlebih lagi dalam kondisi ini, daun tanaman itu
menghasilkan lebih banyak zat kimia beracun yang disebut glikosida sianogenik
yang dapat membahayakan manusia.
Apresiasi tulus kami, para ilmuwan Universitas
Monash atas upaya Anda yang mendorong kita semua untuk bertindak. Mari kita
kembalikan keseimbangan planet ini melalui tindakan sehari-hari kita yang
berkelanjutan.
Maha Guru Ching Hai sering kali memberikan
wawasannya untuk menghadapi masalah genting terkait pemanasan global. Pada
konferensi video bulan Februari 2009 di Formosa (Taiwan) dengan Presiden Filipina
ke-12 Bapak Fidel Ramos, Beliau berbicara tentang cara tercepat mengurangi CO2
di dunia serta cara menjamin pangan dunia.
Maha
Guru Ching Hai: Studi ilmiah menemukan bahwa pertanian organik bukan saja
mengurangi pemakaian energi dan menghasilkan lebih sedikit CO2 yang membantu
pengurangan gas rumah kaca, tapi ia juga memungkinkan tanah menyerap emisi CO2.
Sebelum kita menemukan teknologi apapun untuk
mengurangi CO2, atau sebelum mengurangi semua kendaraan dan transportasi, tapi
jika kita menjadi organik kita sudah mengurangi 40% dari CO2 yang saat ini ada
di udara.
Jika kita mengurangi peternakan hewan, lalu
kita bisa mengurangi semua gas beracun yang ada di udara saat ini. Dan jika
kita menjadi vegan organik, maka segala sesuatu akan kembali normal seperti
sebelumnya, bahkan lebih baik.
Kelaparan
karena iklim telah mengakibatkan malapetaka
Pada hari Senin, organisasi kemanusiaan Oxfam
mengeluarkan laporan rinci tentang kerusakan yang ditimbulkan oleh perubahan
iklim kepada orang yang tergantung pada panen mereka. Seiring pola cuaca yang
semakin tak teratur dan ekstrem, para petani menjadi lebih miskin dengan
gagalnya panen dan kelaparan yang semakin meluas.
Oxfam mengingatkan bahwa tanpa campur tangan
dari semua pihak, upaya 50 tahun terakhir untuk mengakhiri kemiskinan dapat
berputar balik. Mereka menanti pembicaraan PBB tentang iklim yang akan datang.
Juru bicara Oxfam Julianne Richards berkata: "Tanpa tindakan segera untuk
mengurangi emisi kita maka kelaparan karena iklim dapat menjadi tragedi
kemanusiaan abad ini."
Oxfam, kami menghargai peringatan tepat waktu
ini tentang isu mendesak pemanasan global yang sedang mempengaruhi segala aspek
kelangsungan hidup manusia. Diberkahilah semua usaha yang membantu mereka yang
sedang memerlukan seiring kita berusaha keras melakukan perubahan berarti yang
menjamin masa depan berkelanjutan bagi semua penduduk di Bumi kita.
Baru-baru ini, lebih dari 33.000 orang petani
masing-masing menerima dua hektar tanah hutan gundul, dengan setengahnya untuk
ditanami pohon dan setengah lainnya untuk pertanian. Tanah yang diberikan
berlokasi di dataran tinggi dan area hutan bakau di pesisir. Prakarsa ini
bertujuan untuk menciptakan 52.000 lapangan kerja dan mengembalikan jutaan
hektar hutan.
Menteri Lingkungan Joselito Atienza berkata,
"Kesempatan seperti ini akan membantu kita meningkatkan ketahanan ekonomi
keluarga dalam menghadapi dampak krisis keuangan global saat ini dan
memungkinkan mereka untuk berperan aktif dalam melawan pemanasan global."
Kami turut memuji Yang Mulia dan warga
Filipina atas ide yang membantu tanah, masyarakat, dan lingkungan ini. Semoga
lebih banyak negara terinspirasi oleh contoh hijau Anda demi memulihkan Bumi
kita yang berharga dan penghuninya.
Kelompok lingkungan internasional Dana
Margasatwa Dunia (WWF) mendesak para pemimpin negara Kelompok Delapan (G8)
untuk melakukan pembatasan peningkatan suhu rata-rata global di bawah dua
derajat Celsius.
Tiga minggu mundurnya musim monsun di Nepal tahun ini
dapat mengakibatkan panen yang rendah atau rusak bagi para petani padi dan
kekurangan pangan yang menjadi ancaman menakutkan.
Koran online Amerika, Examiner.com menunjukkan
bahwa peralihan ke pola makan vegan dapat melindungi lautan dunia dari 'zona
mati' yang disebabkan oleh emisi metana yang memanaskan planet ini serta
polutan-polutan air yang keduanya merupakan limbah dari industri daging.