Salju Kilimanjaro mungkin akan segera lenyap
Puncak gunung Afrika yang bersalju luas yang pernah menjadi legenda itu
telah menyusut sebesar 85% sejak tahun tahun 1912, dengan penyusutan 26%
dalam dasawarsa terakhir.
Menurut ketua ahli sejarah iklim Profesor Lonnie Thompson dari Universitas
Negara Ohio, AS, lenyapnya es itu dipercepat oleh proses yang disebut
sublimasi, atau penipisan karena perubahan cuaca terkait iklim yang
menyebabkannya menguap es langsung ke udara. Hal ini, digabung dengan
penyusutan akibat pencairan es langsung telah membuat para ilmuwan
memperkirakan bahwa salju di Gunung Kilimanjaro tersebut bisa lenyap
seluruhnya hanya dalam waktu 10 tahun.
Profesor Thompson dan tim, kami menghargai pengamatan Anda yang menyoroti
keadaan genting dari planet kita. Mari kita bekerja dengan cepat untuk
membalik kemunduran ini dengan menjalankan gaya hidup berkelanjutan dan
sadar lingkungan.
Dalam konferensi video Juli 2008 di Jepang, Maha Guru Ching Hai berbicara
tentang keprihatinannya atas penemuan riset semacam ini dan mengingatkan
urgensinya serta bagaimana cara mengatasinya.
Maha Guru Ching Hai: Menurut saya, kita lebih baik mengindahkan
peringatan ilmuwan karena kalau tidak, bukan hanya esnya yang mencair, kita
mungkin juga akan mencair. Saya harap tidak begitu. Dan kita sedang bekerja
habis-habisan untuk menyelamatkan planet ini. Jadi, jika kita bervegetarian,
karma baik kita karena menyelamatkan nyawa pada gilirannya akan menghadiahi
kita dengan jiwa kita terselamatkan. Itu saja yang bisa saya katakan.
Referensihttp://www.usatoday.com/weather/climate/globalwarming/2009-11-02-kilimanjaro_N.htm http://www.msnbc.msn.com/id/33588569/ns/world_news-world_environment/ http://www.nytimes.com/2009/11/03/world/africa/03melt.html?_r=1 http://www.sciencedaily.com/releases/2009/11/091102171209.htm
Dana Margasatwa Dunia (WWF) menemukan 163 spesies baru pada tahun 2008
Laporan terbaru Dana Margasatwa Dunia menyatakan penemuan total 100 tumbuhan,
28 ikan, 18 reptil, 14 amfibi, 2 mamalia, dan satu spesies burung yang baru,
semuanya ditemukan di wilayah Mekong Raya, Asia tenggara pada tahun lalu.
Kelelawar hidung tabung dan cecak berwarna yang dinamai Cat Ba yang
ditemukan di utara Au Lac (Vietnam) termasuk di antara banyak tumbuhan
dan hewan unik yang telah ditemukan.
Barney Long, kepala program Konservasi Spesies Asia WWF, berkata, “Kami
terus menemukan spesies baru... dan tak ada tempat lainnya yang memiliki
lebih banyak mamalia besar seperti yang telah ditemukan di wilayah ini. Dari
sudut pandang keanekaragaman hayati, masih ada banyak yang bisa ditemukan.”
Terima kasih banyak, Dana Margasatwa Dunia, atas penemuan luar biasa ini
terkait dengan teman-teman satwa kita! Mari kita berusaha keras memberi
perhatian yang lebih baik untuk melindungi semua makhluk hidup.
Referensi
http://www.cnn.com/2009/TECH/science/09/26/mekong.speciesBerita TambahanDalam penelitian tentang 36 spesies ikan, para peneliti AS menyatakan,
pemanasan air laut dan tekanan dari penangkapan ikan memaksa ikan liar
berenang lebih dalam dan lebih jauh ke utara, sementara mereka menghadapi
perubahan dalam pertumbuhan, reproduksi, dan mortalitas.
http://www.sciencedaily.com/releases/2009/11/091102172247.htmKementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Indonesia mengalokasikan US$84
juta untuk pembangkit listrik tenaga surya yang akan menyediakan listrik
bagi sekitar 200.000 rumah tangga di daerah pedesaan negara itu.
http://news.xinhuanet.com/english/2009-11/02/content_12371710.htm