Ikan lumba-lumba yang terdampar diselamatkan di Tasmania, Australia.
Para penolong dapat mengembalikan 11 ikan lumba-lumba hidung botol ke air
yang terdampar pada hari Minggu, 11 April setelah terperangkap di mulut
sungai di Tasmania dimana sayangnya hampir 30 ekor tewas. Dari 11 mamalia
laut yang bertahan hidup ini, empat ekor terlihat kembali ke laut, sedangkan
sisanya menghilang ke hulu sungai.
Dr. David Pemberton, ahli biologi laut pada Departemen Industri Primer,
Taman, Air, dan Lingkungan berkata bahwa ini adalah yang pertama kalinya ia
menyaksikan kelakuan seperti itu dalam 25 tahun lebih, sedangkan ahli
ekologi laut yang sedang berkunjung, Chris Wilcox dari Organisasi Riset
Ilmiah dan Industri Persemakmuran (CSIRO) menyatakan bahwa ia telah melihat
ikan lumba-lumba yang tidak bahagia dan bermain-main beberapa hari yang lalu
yang tampaknya sakit keracunan.
Sebuah tambang bijih besi terbuka yang beroperasi di daerah itu membuang zat
kimia ke dalam sungai dan para ilmuwan berkata mereka akan memeriksa
keracunan yang mungkin menjadi penyebab kematian dari mamalia laut itu.
Berbicara melalui konferensi video Puasa Jus demi Perdamaian Maret 2009 di
California, AS, Maha Guru Ching Hai menunjukkan tanda-tanda penderitaan yang
dialami oleh sesama penghuni laut kita sambil memberi cara untuk mengurangi
tragedi seperti itu.
Maha Guru Ching Hai: Ketika lautan semakin hangat dan semakin asam,
ada lebih banyak racun di air. Ikan paus dan ikan lumba-lumba tergeser dari
lautan karena keadaannya bertambah buruk; hal itu membuat mereka mati lemas.
Kadang ada ratusan ekor pada suatu ketika, mereka mati di pantai karena
mereka tidak tahan lagi menghadapi racun di dalam air laut. Jadi, walaupun
ikan mungkin tidak mempunyai dampak karbon yang nyata seperti hewan lain,
tapi semuanya saling terkait. Dan kita tidak bisa mengatakan bahwa
mengonsumsi hewan ini menghasilkan tingkat karbon yang lebih rendah bagi
Bumi sama sekali. Kita tidak seharusnya membunuh apa pun. Kita tidak
seharusnya makan apa pun kecuali pola makan nabati.
Referensi:
http://www.google.com/hostednews/afp/article/ALeqM5jUCaE7rUfrjVxyI-upZSHa8EDhyg http://www.timesonline.co.uk/tol/news/world/article7096919.ece#cid=OTC-RSS&attr=797093http://www.abc.net.au/news/stories/2010/04/14/2871984.htm?section=justinBerita TambahanNegara-negara Karibia seperti Antigua dan Barbuda memperingatkan tentang
pasokan air yang hanya tersisa untuk beberapa minggu di bendungan regional
dan para pejabat mengeluarkan status siaga di seluruh kawasan itu serta
anjuran untuk mengaktifkan rencana managemen kekeringan.
http://www.jamaica-gleaner.com/gleaner/20100414/business/business7.htmlPemerintah Formosa (Taiwan) meluncurkan kampanye untuk menginformasikan
publik tentang efek merugikan dari penangkapan ikan yang berlebihan dan
polusi di kehidupan laut untuk mengangkat kesadaran akan perlunya
pelestarian.
http://focustaiwan.tw/ShowNews/WebNews_Detail.aspx?Type=aALL&ID=201004140036 http://content.usatoday.com/topics/article/Culture/Television/National+Geographic+Channel/03cG6bl4g979L/1Organisasi Konservasi Anjing Pemburu Cape di Zimbabwe bekerja sama dengan
komunitas lokal untuk melestarikan spesies yang terancam punah itu, yang
juga dikenal sebagai Anjing Liar Afrika, yang jumlahnya berkurang hingga
tinggal beberapa ribu.
http://www.nytimes.com/2010/04/15/opinion/15kristof.html?src=mvhttp://www.painteddog.org/Tokyo, Jepang mengalami temperatur dingin di luar musim dan salju musim semi
yang turun paling lambat sejak 1969, dan para petani diberitahu akan
kemungkinan kerusakan tanaman panen sementara suhu terdingin dalam 50 tahun
dicatat di seluruh negara itu.
http://www.japantoday.com/category/national/view/snow-falls-in-tokyo-matching-1969-record-for-seasons-latest-snowfallhttp://www.google.com/hostednews/afp/article/ALeqM5ggSunu0ZS2vX8lLKZaDPrxPjwHoA http://www.japantoday.com/category/national/view/tokyo-experiences-coldest-mid-april-day-in-nearly-50-years