Penelitian mengangkat keprihatinan terhadap penyimpanan karbon dioksida.
Laporan yang baru-baru ini diterbitkan dalam jurnal “Nature Geoscience”
memperingatkan bahwa walaupun proposal saat ini oleh pemerintah untuk
menginvestasikan miliaran dalam teknologi untuk memperlambat pemanasan
global, penyimpanan karbon dapat berisiko yang jauh melebihi manfaatnya.
Ditulis oleh Profesor Gary Shaffer dari Pusat Sains Sistem Bumi Denmark,
studi itu mempertanyakan keefektifan dan dampak jangka panjang metode
penangkapan karbon dan penyimpanan karbon (CCS),
baik di lautan maupun di bawah tanah.
Laporan itu meninjau bahwa penyimpanan karbon di lautan dapat meningkatkan
keasaman dan risiko bocor yang tinggi karena arus lautan dan badai.
Praktik ini juga dapat menimbulkan zona mati luas serta mengganggu rantai
makanan dan mempengaruhi kehidupan laut dalam.
Di sisi lain, penyimpanan bawah tanah dapat dibahayakan dari bocoran yang
terjadi sebagai akibat bencana alam seperti gempa bumi.
Profesor Shaffer menyerukan kepada masyarakat untuk membatasi sumber emisi
karbon daripada hanya mengandalkan CCS, “Bahaya pengasingan karbon adalah
nyata dan pengembangan CCS tidak boleh digunakan sebagai cara pembenaran
emisi bahan bakar fosil yang terus tinggi.”
Mari kita segera menerapkan cara-cara berkelanjutan yang memastikan
pemulihan keselarasan dan keseimbangan di Bumi.
Maha Guru Ching Hai sudah sering kali mengingatkan bahwa solusi bagi
pemanasan global hanya memerlukan pilihan gaya hidup cinta kasih daripada
kemajuan teknologi, seperti pada wawancara yang diterbitkan di Irish Sunday
Independent edisi 12 Juli 2009.
Maha Guru Ching Hai: Lanskap alami padang rumput dan hutan lebih
efektif menyerap CO2 daripada teknologi penangkapan karbon, menurut Program
Lingkungan PBB. Di samping itu, hal itu penuh risiko. Hal itu belum teruji.
Bagaimana jika karbon itu bocor dan masuk ke atmosfer lagi dalam tingkat
konsentrasi seperti itu? Ketika kita menangkap mereka tahun demi tahun,
dekade demi dekade, dan kemudian terjadi sesuatu, dan terjadi kebocoran,
lalu kita harus bagaimana? (Ya.)
Jadi, dengan pola makan vegan, kita mengonsumsi apa yang terbaik bagi
kesehatan kita, bagi hewan-hewan itu, bagi lingkungan, dan alam akan
mengerjakan selebihnya untuk memulihkan keseimbangan dan selamatkan dunia
kita.
http://www.france24.com/en/20100627-carbon-storage-faces-leak-dilemma-study http://www.lowcarboneconomy.com/community_content/_low_carbon_blog/10151/ccs_should_not_be_used_to_justify_emissions http://www.abc.net.au/news/stories/2010/06/28/2938732.htm?section=worldBerita TambahanPara insinyur di Institut Teknologi SMS di Uttar Pradesh, India, merancang
mesin motor yang memakai udara terkompresi untuk menghasilkan daya listrik,
yang mereka katakan dapat tersedia bagi pelanggan dalam setahun, mengurangi
emisi gas rumah kaca dan polusi udara.
http://trak.in/tags/business/2010/06/24/compressed-air-motorcycle/ http://www.ecoworld.com/transportation/cycle-powered-compressed-air-proposed.htmlMenyusul musim semi yang kering, sungai-sungai di Wales, Inggris berada pada
tingkat terendah dalam puluhan tahun, menyebabkan kesusahan dan penurunan
populasi ikan.
http://news.bbc.co.uk/2/hi/wales/south_east_wales/10462485.stm http://www.walesonline.co.uk/news/wales-news/2010/07/01/river-fish-rescued-after-the-driest-six-months-for-years-91466-26762421/Setelah mengumpulkan sampel inti es di Indonesia dari gletser satu-satunya
di Pasifik barat, ahli glasiologi dari AS Profesor Lonnie Thompson
menyatakan bahwa hujan turun setiap hari di gletser itu selama kunjungannya,
memperkirakan bahwa itu akan lenyap dalam lima tahun.
http://news.asiaone.com/News/Latest%2BNews/Asia/Story/A1Story20100702-224999.html http://www.google.com/hostednews/ap/article/ALeqM5hrsOoy_T6J97QRnyOc_I2UAGuEqwD9GM3TTO0