Penduduk pulau Panama bersiap-siap meninggalkan rumah leluhur.
Bagi penduduk pribumi Kuna yang telah tinggal ratusan tahun di pulau-pulau
di sebuah kepulauan lepas pantai barat laut Panama, dampak perubahan iklim
yang semakin hebat seperti angin yang lebih kencang, badai pasang yang lebih
tinggi sekarang membuat mereka tinggal dalam air setinggi mata kaki atau
lutut, acapkali terus berlaku selama berhari-hari.
Situasi mereka juga telah diperburuk dengan dipanennya dan pengasaman banyak
terumbu karang di lepas pantai, yang sebelumnya memberi perlindungan.
Kenaikan permukaan air laut hingga 59 sentimeter telah diramalkan oleh
Perserikatan Bangsa Bangsa yang akan terjadi pada akhir abad ini. Namun,
kalkulasi itu tidak memperhitungkan apa yang sekarang diketahui tentang
pencairan yang bertambah cepat dari lempengan es luas di Antarktika dan
Greenland, dan para ilmuwan baru-baru ini memperingatkan bahwa laut dapat
naik dua meter sebagai gantinya.
Jadi, dengan kemungkinan kondisinya memburuk saja, sekitar 32.000 penduduk
pulau-pulau itu telah mulai bersiap-siap untuk pindah ke daratan Panama.
Di wilayah lain di dunia ini, masyarakat di negara-negara kepulauan seperti
Papua Nugini, Vanuatu, dan Fiji sudah harus pindah karena akibat-akibat dari
kenaikan permukaan laut seperti penggenangan bangunan dan pencemaran tanaman
oleh air asin.
Hector Guzman, seorang ahli biologi laut di Institut Penelitian Tropis
Smithsonian di negara bagian Panama berkata, "Ini bukan lagi tentang seorang
ahli mengatakan bahwa perubahan iklim dan perubahan permukaan laut akan
membanjiri orang dan mempengaruhi mereka. Ini sudah terjadi sekarang di
dunia nyata."
Kami kirimkan doa agar penduduk Kuna di Panama diberi kekuatan dan ketabahan
di saat-saat sulit ini. Semoga kita semua memperhatikan tanda peringatan
dari sains dan alam seperti ini untuk segera bertindak dengan cara
berkelanjutan dan mencegah hilangnya daratan, budaya, dan kehidupan.
Di beberapa kesempatan, Maha Guru Ching Hai telah berbicara tentang efek
menghancurkan dari kenaikan permukaan laut dan bagaimana menghadapi masalah
mendesak ini, seperti pada konferensi video Oktober 2009 di Indonesia.
Maha Guru Ching Hai: Ancaman dari pemanasan global bukan saja berada
di ambang pintu; hal itu sudah terjadi di sini, seperti yang bisa Anda lihat
melalui banyak bencana, pergolakan, fenomena pengungsi iklim di seluruh
dunia. Kenaikan permukaan laut juga memaksa orang untuk kehilangan rumah
mereka, rumah leluhur mereka, pergi mengemis ke tempat lain, juga kehilangan
martabat mereka, kehilangan semuanya, bukan hanya harta benda fisik, tapi
juga orang-orang yang mereka kasihi.
Kita harus berubah selagi masih ada waktu. Jadi mohon, setiap orang,
tanamlah sayuran, jadilah vegan dan kita bisa bertindak hijau kelak ketika
kita telah selamatkan planet.
http://af.reuters.com/article/energyOilNews/idAFN1815479220100711?pageNumber=4&virtualBrandChannel=0http://www.care2.com/causes/global-warming/blog/paradise-denied-climate-change-refugees-in-panama-and-elsewhere-flee-to-mainlandExtra NewsKementerian Lingkungan Peru secara resmi menunjuk sebuah Program Nasional
untuk Konservasi Hutan demi Meringankan Perubahan Iklim.
http://www.andina.com.pe/ingles/Noticia.aspx?id=yo0S7YkfUDI= http://www.coolearth.org/306/news-32/rainforest-news-155/peru-creates-forest-conservation-scheme-to-mitigate-climate-change-1479.html Para ilmuwan Inggris menemukan bahwa obat anti depresi tingkat tinggi
seperti Prozac yang larut ke dalam perairan pantai, menyebabkan perubahan
kelakuan hewan laut seperti udang yang juga menjadi lebih rentan terhadap
bahaya.
http://www.thaindian.com/newsportal/enviornment/british-prawns-contain-anti-depressant-drugs_100392204.htmlhttp://www.abc.net.au/news/stories/2010/07/07/2947409.htm?section=justinSebuah kajian baru menemukan bahwa wabah jamur chytrid pembawa malapetaka di
wilayah El Copé di Panama telah menyebabkan kepunahan 30 spesies ampibi
setempat, lima di antaranya lenyap bahkan sebelum mereka diidentifikasi
secara resmi.
http://news.nationalgeographic.com/news/2010/07/100720-amphibians-lost-species-extinct-panama-science-environment/ http://rainforestportal.org/shared/reader/welcome.aspx?linkid=174224