Situs batu di Mars dapat membawa bukti ada kehidupan di awalnya. Para ilmuwan yang berkolaborasi dari beberapa fasilitas
penelitian yang berbasis di AS – Laboratorium Fisika Terapan
Universitas Johns Hopkins di Maryland; Institut Pencarian Kecerdasan
Luar Bumi (SETI) di Kalifornia, Laboratorium Gaya Dorong Jet dari Badan
Penerbangan dan Antariksa Nasional, dan Institut Penelitian Gurun di
Nevada, serta Universitas Negeri Campinas di Brasil telah menemukan
keberadaan bebatuan kuno di Mars yang dapat menyimpan sisa-sisa fosil
kehidupan awal.
Laporan mereka, yang
diterbitkan dalam majalah "Warkat Ilmu Bumi dan Planet", menyatakan
bahwa batu-batu dari wilayah Nili Fossae di Mars mengandung karbonat,
satu senyawa yang ditemukan dalam kehidupan awal fosil.
Para
peneliti juga mencatat kemiripan yang sangat dekat antara bebatuan di
Mars dengan yang ada di wilayah Pilbara di Australia, yang telah
menunjukkan beberapa bukti awal kehidupan di Bumi. Tim itu yakin bahwa
proses hidrotermal yang sama yang mengawetkan kehidupan di Pilbara bisa
terjadi di Mars.
Terima kasih semua ilmuwan
yang terlibat dalam temuan baru yang menarik ini! Semoga wawasan kita
tentang planet-planet yang berdekatan senantiasa terus memotivasi kita
menuju perluasan penghargaan dan perlindungan terhadap semua kehidupan
di Bumi.
Dalam konferensi video pada bulan
Oktober 2009 di Hong Kong, Maha Guru Ching Hai membahas kesamaan antara
Mars, Venus, dan Bumi dimana selain kondisi yang mendukung kehidupan,
menyebabkan sejumlah perubahan iklim mereka yang fatal.
Maha Guru Ching Hai:
Menurut para ilmuwan antariksa, Mars dan Venus dahulu mungkin mirip
dengan planet Bumi; mereka memiliki atmosfer yang nyaman, temperatur
yang lebih hangat, lautan dan banyak air. Terdapat bukti bahwa keduanya
mengalami perubahan iklim yang ekstrem. Jadi saat ini kita melihat
bahwa di permukaan Mars tampak seperti pernah ada lautan, gunung, dan
sungai terukir di dalamnya, meskipun hampir tidak ada atmosfer
kehidupan yang tertinggal.
Saya
telah mampu menghubungi orang di Mars; nenek moyang mereka itu adalah
orang yang bertahan hidup dari bencana pemanasan global. Mereka telah
berbaik hati mengizinkan kita berbagi pengalaman sedih masa lalu yaitu
pola makan daging mereka, kebiasaan lain mereka yang tidak
menyenangkan, produksi ternak mereka yang mengeluarkan terlalu banyak
gas panas dan beracun, yang memicu pelepasan gas rumah kaca lainnya
dari simpanan besar di bawah tanah dan laut. Jadi secara tragis,
mayoritas orang di Mars tewas dalam waktu singkat, bersama dengan hewan
dan kehidupan tanaman. Planet kita segera akan menghadapi nasib yang
sama juga.
Jika
kita semua menjadi vegan dan hidup saleh serta berbelas kasih, itu
takkan terjadi. Planet kita takkan mengikuti nasib Mars dan Venus, dan
sebaliknya akan diselamatkan dan tumbuh pesat di setiap sudut.
http://www.examiner.com/x-61538-Baltimore-Science-News-Examiner~y2010m8d1-Life-on-Mars http://www.bbc.co.uk/news/science-environment-10790648 http://www.msnbc.msn.com/id/38494792/ns/technology_and_science-space/ http://www.dailymail.co.uk/sciencetech/article-1298897/Mars-site-hold-buried-life-Do-planets-rocks-contain-evidence.htmlBerita TambahanKomisi Eropa menanam 5.000 pohon untuk mengimbangi emisi karbon yang
disebabkan oleh kantornya, Wisma Umoja, di Dār as-Salām, Tanzania
dengan janji untuk melanjutkan penanaman 5.000 pohon per tahun.
http://allafrica.com/stories/201008031177.html Untuk menghormati ulang tahun Yang Mulia Ratu Sirikit dari Thailand,
lebih dari 750 penyu hijau antara usia 3 dan 6 bulan dilepaskan ke laut
dari Pusat Konservasi Penyu Laut Angkatan Laut Kerajaan Thailand, yang
secara khusus dibentuk untuk melindungi para penghuni laut yang
terancam.
http://www.3news.co.nz/779-endangered-green-turtles-released/tabid/1160/articleID/170164/Default.aspx http://www.youtube.com/watch?v=tqLvHNziH3o&feature=related http://english.ntdtv.com/ntdtv_en/ns_asia/2010-08-11/072457875666.html