Para pemimpin Mongolia bertemu di Gurun Gobi untuk meminta perhatian terhadap perubahan iklim. Dua belas pejabat Mongolia menempuh perjalanan 15 jam
untuk mengadakan pertemuan kabinet di suatu tempat di Gurun Gobi, yang
dulunya adalah lahan suai tanam, dengan harapan untuk mengangkat
kesadaran akan urgensi pemanasan global untuk konferensi iklim
mendatang di Meksiko, Desember tahun ini.
Bersama
anggota kabinet lainnya, semuanya memakai topi yang bertuliskan
“Selamatkan Planet Kita”, Perdana Menteri Batbold Sukhbaatar menyoroti
efek signifikan perubahan iklim di Mongolia, termasuk cuaca dingin yang
mencatat rekor pada musim dingin yang lalu disertai dengan menurunnya
curah hujan keseluruhan, dan penggurunan yang kini mempengaruhi 70%
tanah Mongolia.
Dia berkata, “Lima tahun lalu,
biasanya ada banyak tanaman yang dapat dimakan di lembah ini dan ada
lebih sedikit bukit pasir. Sekarang lihatlah di sini. Lembah ini
seluruhnya tertutup pasir. Bukit pasir bergerak dan semakin luas setiap
tahun.”
Menurut Badan Meteorologi, Hidrologi,
dan Pemantauan Lingkungan Nasional Mongolia, penggurunan yang semakin
buruk di negara itu paling banyak disebabkan oleh penggembalaan ternak,
disusul oleh erosi dari pengolahan tanah untuk pertanian serta
penggundulan hutan.
Pujian penuh rasa kagum
dari kami, Yang Mulia, atas suara gigih Anda yang menyerukan tindakan
untuk menghentikan gerakan perubahan iklim. Semoga para pemimpin dunia
segera menyadari pentingnya untuk mengakhiri praktik merugikan seperti
pemeliharaan ternak dan mendukung makanan nabati yang ditanam secara
organik demi menyelamatkan Bumi bagi semua makhluk.
http://hosted2.ap.org/MOSTP/6c4f1c9b30804a70bc4ae998df74d877/Article_2010-08-29-AS-Mongolia-Cabinet-in-Desert/id-ccbb1af8d6a74a6d9d3809398f2adaf2http://english.donga.com/srv/service.php3?bicode=060000&biid=2010083177438Berita Tambahan Dengan kenaikan temperatur setinggi 51 derajat Celsius di area gurun
Aljazair, panas ekstrem itu telah menewaskan empat orang, sementara
Departemen Pertahanan Sipil negara itu memperingatkan bahwa para manula
terutama sangat rentan.
http://www.kuna.net.kw/NewsAgenciesPublicSite/ArticleDetails.aspx?Language=en&id=2108570 Kota Carolina Beach di North Carolina, AS, menanam rumput ‘sea oats’
sepanjang bukit pasir pesisir sebagai perlindungan terhadap gelombang
badai, dan pemilik lahan pribadi didorong untuk ikut serta dalam upaya
itu.
http://www.wect.com/Global/story.asp?S=13053332Para ahli pertanian India memberitahu para petani di negara bagian Goa
tentang teknik memperbaiki praktik pengelolaan tanaman yang membantu
mengimbangi kerugian akibat perubahan iklim.
http://timesofindia.indiatimes.com/city/goa/Climate-change-affecting-crop/articleshow/6390465.cms