Pabrik peternakan memperburuk dampak penyakit ternak.Di Korea Selatan, jutaan sapi dan yang paling banyak babi telah dikubur hidup-hidup secara massal di seluruh negara selama musim dingin dalam upaya untuk menghentikan penyebaran wabah hebat penyakit kaki dan mulut yang telah merusak industri ini sejak November.
Nam Sang-Hyun - Pemilik peternakan babi yang terserang penyakit: Saya berada di industri peternakan selama bertahun-tahun dan sekarang hal ini terjadi, saya tidak tahu apakah saya harus meneruskan atau berhenti. Tidak hanya saya, tetapi setiap peternak merasakan hal yang sama.
Supreme Master TV: Sementara itu, masyarakat merasa marah dan menyesalkan kekejaman penguburan 3,5 juta babi dan sapi hidup-hidup karena penyakit kaki dan mulut, serta hampir 80 juta lebih bebek dan ayam juga dikuburkan hidup-hidup selama musim dingin yang sama karena risiko flu burung. Presiden Serikat Vegetarian Korea, Bpk. Lee Won-Bok menyatakan ada lebih dari 15 dari 4.000 tempat pemakaman yang tersebar di seluruh negeri memiliki populasi penduduk yang padat.
Lee Won-Bok - Presiden Asosiasi Perlindungan Hewan Korea, vegan: Babi-babi menjerit, mengerang dan menjerit untuk kehidupan mereka. Saya tidak dapat tidur selama satu bulan karena saya dihantui oleh suara jeritan mereka. Tempat penjagalan itu sendiri benar-benar merupakan neraka yang mengerikan.
Supreme Master TV: Ahli lingkungan Bpk. Lee Hang-Jin, yang telah berhenti makan daging sejak pemusnahan atau pembunuhan secara masal, menjelaskan beberapa risiko pencemaran dari tempat-tempat penguburan itu.
Lee Hang-Jin – Pecinta lingkungan, Federasi Gerakan Lingkungan Korea – Yeoju : Saat ini baunya sangat buruk dan menyengat. Pencemaran yang tepat berada di depan kita, yaitu, meluapnya darah babi karena mereka membusuk. Darah membentuk genangan air di sini sehari sebelum kemarin ketika saya datang.
Ini akan menjadi masalah besar jika hewan liar mendekati tempat ini dan kemungkinan akan terinfeksi. Dan bila serangga bersentuhan dengan kebocoran polutan dari sini mereka akan menyebarkan polusi di mana-mana.
Park Byung-Sang - Direktur, Lab Ekologi Incheon: Karena cuaca menjadi semakin hangat, limbah itu akan mencemari air minum, dan tidak hanya mencemari air, tetapi sekali saja organisme mikroskopis menyebar, kita tidak bisa menanganinya lagi.
Supreme Master TV: Para ahli yang berhubungan dengan berjangkitnya penyakit kaki dan mulut untuk pabrik pertanian.
Lee Won-Bok – Presiden Asosiasi Perlindungan Hewan Korea; vegan: 99% dari ladang peternakan di Korea Selatan digunakan sebagai pabrik peternakan.
Chung In-Kwon, MD - Dokter, New Morning United Internal Medicine Hospital, vegan : Alasan munculnya wabah virus penyakit kaki dan mulut karena banyak orang yang mengkonsumsi daging sehingga menyebabkan permintaan pasokan daging yang tinggi. Kemudian berbagai antibiotik digunakan serta hormon pertumbuhan untuk mengembangkan hewan secara cepat.
Lee Hang-Jin – ahli lingkungan : Mereka tidak peduli tentang akibat buruknya dan mengembangkan hewan di pemukiman yang padat. Itulah alasan penyakit kaki dan mulut menjadi merajalela. Secara pribadi, saya berpikir kepada diri saya sendiri, "Sekarang saya harus berhenti, saya tidak ingin mengambil kehidupan lain untuk memperoleh kehidupan yang lebih baik bagi diri saya sendiri, saya tidak ingin memasukkan mayat-mayat hewan ini ke dalam tubuh saya."
Park Byung-Sang - Direktur, Lab Ekologi Incheon : Secara mendasar untuk menyingkirkan pabrik peternakan, permintaan harus dikurangi, kemudian mereka akan berhenti.
Chung In-Kwon, MD - Dokter; vegan : Cara terbaik dan jalan untuk melindungi kita dari penyakit mengerikan dan untuk melestarikan bumi sehingga generasi mendatang dapat terus hidup adalah dengan beralih ke vegan organik.
Supreme Master TV: Dengan kesedihan atas jutaan babi dan sapi yang menderita secara memilukan dan tewas, kami mengucapkan terima kasih kepada para ahli Korea Selatan yang bekerja untuk meningkatkan kesadaran akar penyebab masalah ini untuk mencegah hal itu terulang lagi. Semoga kita semua beralih ke kehidupan yang tegas dan bersih dengan gaya hidup vegan organik untuk mengakhiri penderitaan semua hewan dan juga kita sendiri.
Menanggapi laporan terbaru ini, Maha Guru Ching Hai mengungkapkan sakitnya perasaan beliau yang tidak tertahankan: "Melihat semua kekejaman yang biadab yang tidak dapat dipahami ini, saya merasa sepertinya hati saya meledak ... saya menjerit dengan penderitaan dan kesedihan yang mendalam, masih menangis setelah beberapa hari dan malam ... sambil berlutut, saya berdoa, 'Surga yang terkasih mohon ampunilah umat manusia sehingga mereka tidak harus mengalami perlakuan mengerikan yang sama seperti teman-teman hewan yang tidak bersalah oleh hukum sebab akibat, dan agar manusia menghentikan semua penyiksaan, mencintai semua makhluk dan beralih ke vegan '".
Selama konferensi video Mei 2008 di Korea Selatan, Maha Guru Ching Hai telah sering mendesak umat manusia untuk menghentikan penghancuran kehidupan dan lingkungan sebagai suatu cara untuk meredakan berbagai masalah planet kita mulai dari penyakit sampai perubahan iklim.
Kita telah membantai kehidupan hewan kita, dan kita telah menghancurkan lingkungan kita, dan menghancurkan air dan menghancurkan udara.
Jadi, untuk mengatasi masalah yang kita hadapi sekarang, kita harus mengubah tindakan kita. Kita harus baik kepada sesama penghuni. Sebagai ganti membunuh mereka, membantai mereka, mengorbankan mereka, kita harus merawat mereka.
Hanya menjadi vegetarian, menolak semua produk hewani, maka tidak akan ada seorangpun yang akan menyakiti hewan lagi, tidak seorang pun akan membunuh mereka lagi. Kemudian kita menghentikan dampak berbahaya peternakan hewan.
http://www.google.com/hostednews/afp/article/ALeqM5gENmnqAV_SVTEs2_Lczxlw0HXvww?docId=CNG.0f69b85278e292f4cec1b79291e88739.4f1
Berita TambahanSebuah studi oleh para peneliti dari Departemen Pertanian AS mengungkapkan bahwa musim alergi di Amerika Utara telah meningkat dua sampai empat minggu, seiring meningkatnya suhu yang menghasilkan musim serbuk ragweed-penyebab-alergi yang lebih lama.
http://www.ctv.ca/CTVNews/Health/20110222/ragweed-allergy-season-110222/
,
http://www.france24.com/en/20110221-global-warming-means-longer-allergy-seasons-study