Sebuah laporan terbaru yang diterbitkan pada Berita Penelitian Lingkungan yang ada di AS menyatakan bahwa 530 gigaton es mencair ke lautan pada tahun 2010, lebih dari dua kali rata-rata tahunan yang sebesar 285 gigaton pertahun selama 30 tahun terakhir.

Dipimpin oleh Cr. Marco Tedesco dari Universitas City New York di AS, suatu tim ilmuwan internasional menemukan bahwa es menghilang pada tahun 2010 melampaui rekor pada tahun 2007.

Para peneliti setuju bahwa penyebab utamanya adalah perubahan iklim, dengan suhu Greenland pada tahun 2010 menjadi 3 derajat Celcius yang lebih tinggi dibanding rata-rata musim panas sebelumnya, dan ibu kota Nuuk mengalami musim semi dan musim panas paling panas sejak tercatat – yang dimulai sejak 1983. Daerah ini juga melihat kombinasi dari cuaca hangat dan lebih rendah dari rata-rata hujan salju dengan lapisan es tipis, yang lebih sedikit memantulkan cahaya dibanding salju dan maka akan menyerap lebih banyak panas dari sinar matahari. Berbicara mengenai cepatnya proses pemanasan, Dr. Tedesco menyatakan, “Segala hal mempertinggi kecepatannya.”

Terima kasih atas laporan ini, Dr. Tedesco dan rekan internasionalnya, yang menekankan ancaman masa depan Greenland dan garis pantai dunia. Semoga umat manusia tersadarkan pada pentingnya mengadopsi praktik pendingin Bumi untuk menjaga agar lingkungan kondusif demi keselamatan manusia.

Maha Guru Ching Hai telah seringkali memperingatkan bahaya yang tak terukur yang dihadapi oleh pencairan es terkait perubahan iklim, seperti pada saat konferensi video bulan Maret 2009 di Kalofornia, AS, dimana Beliau juga memberikan solusi paling efektif.

http://www.france24.com/en/20110121-record-melt-greenland-icesheet-2010,
http://www.nytimes.com/cwire/2011/01/21/21climatewire-greenlands-ice-feels-the-heat-in-record-sett-93789.html