Lautan Kutub Utara dikelilingi oleh air yang membeku dan dingin, berada
di tepi Utara benua Eropa, Asia, dan Amerika. Terlihat dari satelit
sebagai selubung salju yang cemerlang di atas Planet Bumi, tertutup
oleh lapisan salju dan es-laut yang tebal. Telah lama menjadi impian
untuk menggunakan laut Kutub Utara sebagai jalan pintas antara Lautan
Atlantik dan Pasifik, setidaknya selama musim panas yang singkat.
Pada tahun 1906, Roald Amundsen membuktikan dirinya sebagai pelaut dan
penjelajah ketika ia memakai kapal berukuran 70-kaki melintas di
sepanjang Terusan Barat Laut. Perjalanan itu berawal dari Atlantik
Utara melalui Kepulauan Kutub Utara Kanada, lalu menelusuri sepanjang
pantai utara Amerika Utara, mencapai Lautan Pasifik di Selat Bering
setelah perjalanan panjang selama 3 tahun yang kebanyakan merupakan
pertarungan menaklukkan es.
Selama 100 tahun terakhir Terusan Barat Laut jarang terbuka untuk waktu
yang singkat di musim panas. Tetapi, dalam 3 tahun terakhir, semakin
banyak pelayar petualang yang melintasi terusan ini tanpa menjumpai
bongkahan es bahkan dengan perahu dua lambung sekecil 7,5 m seperti
ini: Jelaslah ekologi Kutub Utara yang paling rapuh dan terpengaruh
oleh perubahan temperatur yang kecil.
Kami meminta ilmuwan peneliti Dr. Greg Flato, dari Pusat Peragaan dan
Analisa Iklim Kanada, untuk berbagi pandangan beliau tentang mencairnya
es laut Kutub Utara yang amat cepat dan akibatnya terhadap wilayah lain
dari planet ini. Pusatnya berlokasi di Pulau Vancouver dekat pantai
Pasifik di Kanada. Fokus utama dari penelitian Dr. Flato adalah
memperagakan iklim global, dinamika dan termodinamik dari es-laut dan
peranan dari kriosfer yang berarti di daerah lapisan es di Bumi,
terhadap iklim. Beliau telah mempublikasikan sekitar 50 artikel jurnal
dan buku tentang es-laut dan peragaan iklim global, dan beliau adalah
penulis utama dari sebuah bab dalam Laporan Penilaian Keempat dari
Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim (IPCC) Perserikatan
Bangsa-Bangsa.
Supreme Master TV: Hari ini kami akan berbincang tentang es, es
laut. Tentu saja dalam kaitannya dengan pemanasan global. Banyak orang
sependapat bahwa kita sedang memasuki suatu masa perubahan iklim.
Terutama di Kutub Utara, dimana es abadinya mencair, gletser menyusut
dan es laut juga mulai menghilang, hal itu menjadi proses yang paling
dramatis. Bisakah Anda perkenalkan kepada para pemirsa kita bagaimana
sesungguhnya proses ini terlihat saat ini, berapa banyak es yang
hilang, katakanlah dalam 50 tahun terakhir dimana pengamatan dilakukan
dengan amat akurat?
Dr. Flato: Oke, mungkin saya bisa mulai terlebih dahulu dengan
membicarakan tentang bagaimana iklim berubah, bagaimana perubahan yang
terjadi di Kutub Utara, dan apa penyebab dari perubahan-perubahan yang
kita lihat dari es. Salah satu hal yang penting untuk disadari adalah
iklim memanas karena kita melepaskan lebih banyak gas rumah kaca ke
dalam atmosfer, atmosfer dekat permukaan menjadi panas tetapi pemanasan
itu tidak merata di seluruh planet. Garis lintang tinggi, khususnya di
Kutub Utara lebih panas daripada garis lintang yang lebih rendah karena
es laut dan salju pada garis lintang tinggi sangat reflektif,
memantulkan sinar matahari untuk mendinginkan iklim sedangkan pada
garis lintang yang lebih rendah permukaannya lebih gelap.
Jadi, saat iklim mulai memanaskan maka permukaan cemerlang itu, es dan
salju itu mulai mencair dan menyikap permukaan gelap di bawah, baik
lautan maupun daratan. Permukaan gelap itu menyerap lebih banyak
radiasi matahari, mengakibatkan iklim yang semakin panas sehingga lebih
banyak es mencair. Itu yang kita sebut sebagai umpan balik positif.
Umpan balik positif itu meningkatkan pemanasan pada garis lintang
tinggi.
Dr. Flato:Jadi kita lihat temperatur pada garis lintang tinggi,
khususnya di Kutub Utara, lebih panas dibandingkan dengan garis lintang
yang lebih rendah. Lalu salju mulai berkurang dan es laut juga
berkurang.
Dari pengamatan langsung sejak akhir tahun 1970-an ketika kita memiliki
pengukuran satelit yang amat akurat terhadap es laut, kita melihat
bahwa selubung es di Kutub Utara terus menyusut tahun demi tahun.
Kami memiliki pengamatan yang amat bagus pada area yang diselubungi
oleh es karena kami dapat melihat secara langsung dari satelit. Kami
melihat wilayah tersebut terus menyusut secara perlahan dalam 30 tahun
terakhir ini. Tingkat penyusutan rata-rata tahunan telah mencapai
sekitar 3% per dasawarsa.
Di Kutub Utara, jangkauan es berada dalam jumlah maksimum di waktu
musim dingin, lalu mencair kembali di musim panas, itu adalah siklus
tahunan yang normal. Jika Anda melihat tingkat terendah sewaktu musim
panas, area yang diselubungi oleh es berada pada tingkat terendah,
tingkat penyusutan berkisar 8% per dasawarsa dalam 30 tahun terakhir.
Dalam 5-10 tahun terakhir khususnya, tingkat penyusutan tampaknya telah
bertambah secara dramatis. Pada musim panas tahun 2007 yang lalu kita
melihat jangkauan es laut berada pada rekor minimum yang jauh lebih
rendah dibanding dengan tahun-tahun sebelumnya.
Supreme Master TV: Seberapa banyak? Karena peringatan bahaya baru mulai gencar pada tahun 2007.
Dr. Flato:Ya, kita memiliki berbagai foto, Anda bisa mendapatkan
foto-foto itu di internet untuk melihatnya. Saya memiliki 1 gambar di
sini yang menunjukkan hal ini, mungkin Anda tak bisa melihat terlalu
jelas di sini, tetapi itu adalah rata-rata musim panas [es] berkisar 9
juta kilometer persegi. Pada musim panas yang lalu turun hingga sekitar
5, sedikit di atas 5. Jadi, penyusutan tersebut amat dramatis, hampir
separuh.
Supreme Master TV: 40%, benar?
Dr. Flato: Ya, sekitar 40% penyusutan.
Supreme Master TV: Telah terbukti bahwa perubahan ekologi
bertambah cepat di Kutub Utara. Rata-rata selubung es laut pada bulan
September 2007 berkisar 40% di bawah tingkat rata-rata tahunan yang
diharapkan, berdasarkan data 20 tahun terakhir dan 23% di bawah rekor
terendah sebelumnya yang terjadi pada bulan September 2005.
Dr. Flato:Jadi saat Anda melihat foto-foto Kutub Utara, wilayah
yang luas dari bagian barat Kutub Utara telah benar-benar bebas es di
musim panas yang lalu. Kebanyakan di bagian Utara Kanada dan antara
Siberia Timur yang hampir bebas dari es pada musim panas ini dan lebih
cepat daripada yang diperkirakan lewat peragaan iklim tentang apa yang
akan terjadi. Sehingga para ilmuwan mempertanyakan mengapa jangkauan es
yang diamati di Kutub Utara menyusut jauh lebih cepat daripada yang
diperkirakan berdasarkan peragaan-peragaan iklim. Jadi ada kekurangan
pemahaman sekarang ini.
Supreme Master TV: Pernyataan yang menakutkan ini berasal dari
foto satelit NASA, dimana Anda baru saja mengatakan tidak ada model
yang bisa meramal, dan para ilmuwan seperti Jay Zwally misalnya, mulai
berpikir bahwa mungkin kita sedang mendekati titik kritis, dimana
segala fenomena menjadi dipercepat, mekanisme umpan balik positif yang
baru saja Anda uraikan, bekerja membawa bencana, dalam bentuk yang
menggerakkan diri sendiri, model itu, dimana masih agak berbanding
lurus, tidak bisa diprediksi.
Ada pernyataan bahwa sekitar tahun 2012 tak akan ada lagi es di Kutub
Utara. Jadi pertanyaannya adalah, apakah es itu bisa kembali lagi
dengan adanya beberapa musim dingin yang baik, atau jika sudah sampai
pada titik itu, sudah menjadi perubahan yang permanen yang mungkin
berlangsung ratusan atau ribuan tahun? Apa yang akan terjadi jika es
tidak kembali lagi?
Dr. Flato:Ya, itu masih merupakan suatu pertanyaan yang belum
terjawab. Musim panas lalu, seperti yang saya katakan, adalah tahun
dimana es laut berada pada tingkat yang luar biasa rendah. Ini adalah
kombinasi dari berbagai faktor yang menyebabkannya. Terjadi pemanasan
iklim yang menyeluruh. Secara alami begitu iklim memanas, jumlah es
akan menyusut. Tetapi di atas semuanya, tahun-tahun terakhir ini, angin
di Kutub Utara agak berbeda daripada sebelumnya. Es laut mengapung di
atas laut dan dibawa keliling oleh angin dan arus laut. Apa yang
terjadi selama beberapa tahun terakhir ini adalah banyak es telah
terdorong ke bagian Timur dari Kutub Utara dan keluar ke Atlantik
Utara. Jadi, itu adalah suatu kombinasi dari pemanasan dan sirkulasi
yang telah menyebabkan musim panas yang tidak lazim.
Dr. Flato:Sekarang pertanyaannya adalah seberapa banyak
diakibatkan oleh yang satu dibanding dengan yang lain. Seberapa banyak
angin dibanding dengan pemanasan. Apakah angin berkaitan dengan
pemanasan? Ini semua adalah pertanyaan yang tak terjawab pada saat ini.
Supreme Master TV: Jadi pada dasarnya kita tidak mempunyai alat untuk memprediksi pada tahap ini, begitu pencairan ini menjadi sangat luas.
Dr. Flato:Ya, kita berada dalam wilayah yang sungguh-sungguh belum pernah kita alami sebelumnya.