Enam faktor yang memicu keruntuhan global.
Baru-baru ini di situs berita AS Huffington Post, ahli bertahan hidup
darurat Amerika sekaligus pengarang Matthew Stein menulis sebuah artikel
yang berjudul “Badai Sempurna: Enam Hal Penyebab Keruntuhan.”
Di dalamnya, ia menjelaskan enam faktor utama yang dihadapi umat manusia,
dimana masing-masing dapat menjadi apa yang ia sebut “bom besar peradaban”,
tapi saat dilihat keseluruhan, akan membawa menuju keruntuhan global dalam
proporsi tak terbayangkan.
Bom besar peradaban ini termasuk tercapainya produksi maksimum BBM;
pembabatan hutan yang tak dapat dipulihkan; krisis pangan global;
pertumbuhan populasi; keruntuhan ikan dan lautan, dan pemanasan global.
Ahli mesin penuh bakat yang telah mendesain rumah dan mesin untuk menahan
bencana, Bapak Stein, juga pemanjat gunung solo yang ulung serta penulis
panduan bertahan hidup, “Ketika Teknologi Gagal: Panduan untuk Bergantung
pada Diri Sendiri, Bertahan, dan Berusaha Hidup di Masa Darurat Panjang.”
Dalam wawancara baru-baru ini, ia menjelaskan ancaman hidup manusia saat ini.
Matthew Stein – Pengarang "Ketika Teknologi Gagal": Kita mengonsumsi
sumber daya alam di planet ini lebih cepat daripada mereka dapat perbarui.
Ini seperti membebankan US$100.000 di kartu kredit Anda dan
membayarnya US$20.000 setiap tahun; Anda hanya dapat bertahan beberapa lama
lalu Anda akan bangkrut. Jadi intinya, kita hidup meminjam waktu saat ini.
Supreme Master TV: Dalam ikhtisarnya tentang keenam kriteria itu,
Bapak Stein merujuk pada penelitian Institut Teknologi Massachusetts (MIT)
bahwa bahkan dengan batasan emisi gas rumah kaca, iklim Bumi kemungkinan
tetap memanas 6,3 derajat Celsius dalam satu abad. Dia juga mengutip temuan
bahwa 11 dari 15 industri penangkapan ikan utama di dunia berada di tepi
atau dalam kehancuran; bahwa lebih dari separuh hutan di planet ini telah
lenyap; dan bahwa ketahanan pangan untuk sepertiga populasi global sudah
terancam karena kekeringan berkepanjangan di India dan China saja. Namun
demikian, ilmuwan itu menekankan dengan harapan, bahwa kita masih dapat
mengatasi tendensi buruk ini.
Matthew Stein: Jika kita tidak membalik tren ini, dijamin 100% bahwa
masing-masing secara individu akan menyebabkan keruntuhan, dan secara
kolektif, tidak ada peluang. Peluangnya ada dalam melakukan perubahan. Kita
harus mengubah cara kita melakukan bisnis di planet kita.
Pada konferensi video Oktober 2009 di Indonesia, Maha Guru Ching Hai
menegaskan kembali, seperti yang sering kali ia lakukan, cara tercepat untuk
membalik krisis Bumi kita saat ini, dengan menyoroti penyebab yang
ditimbulkan oleh manusia dan solusinya.
Maha Guru Ching Hai: Kita harus berubah selagi masih ada waktu, jika
tidak, kita akan menghadapi konsekuensi bencana dan kita mungkin kehilangan
seluruh dunia, hidup kita semua. Bumi kita terus memanas akibat pemanasan
global, yang dikatakan para ilmuwan terutama disebabkan oleh gas rumah kaca
yang dihasilkan oleh peternakan untuk industri ternak. Aktivitas pembunuhan
hewan untuk daging ini telah tumbuh sangat pesat, menyebabkan penderitaan
sangat besar terhadap tak terhitung banyaknya hewan, disertai polusi tanah
dan air, penggundulan hutan besar-besaran, dsb. “Produksi daging” juga
berarti ikan. Setelah miliaran hewan air ini telah direnggut dari rumah
mereka dan dibunuh secara besar-besaran, lautan kita sekarang sangat tidak
seimbang. Dampak kumulatif dari semua aktivitas yang merusak ini benar-benar
di luar takaran. Menghentikan konsumsi daging dan susu dan ikan, unggas –
semua produk hewani – adalah cara tercepat dan terefektif untuk
menyelamatkan planet kita dan menghentikan perubahan berbahaya ini.
http://www.huffingtonpost.com/shannyn-moore/sarah-palins-new-low-fune_b_579801.htmlBadak Hitam kembali ke rumah mereka di alam liar.
Dalam proyek US$6,8 juta yang didanai oleh Dana Singita Grumeti, enam Badak
Hitam Afrika Timur telah diterbangkan dari Afrika Selatan ke Cagar Alam
Nasional Serengeti di Tanzania. Spesies herbivora yang terancam punah ini
kini kembali ke tempat asal mereka setelah dievakuasi 46 tahun lalu untuk
dilindungi dari pemburu gelap.
Proyek tersebut, dikenal sebagai Proyek Repatriasi Badak Serengeti,
merupakan upaya kerja sama Cagar Alam Singita Grumeti yang berbasis di
Afrika Selatan, Masyarakat Kehewanan Frankfurt Jerman, dan Otoritas Taman
Nasional Tanzania.
Saat ini ada 33 Badak Hitam hidup di ekosistem Serengeti, yang menunjukkan
peningkatan yang lambat tapi stabil dari hanya dua di tahun 1991. Sekitar 30
badak lainnya direncanakan akan diterbangkan kembali ke Tanzania.
http://www.africagoodnews.com/environment/rare-black-rhinos-relocated-to-africas-serengeti.html http://www.csmonitor.com/World/Africa/2010/0521/After-half-century-absence-Black-Rhinos-fly-home-to-Serengeti http://www.csmonitor.com/World/Africa/2010/0520/Serengeti-homecoming-yes-Black-Rhinos-can-fly http://www.telegraph.co.uk/news/7756380/Black-rhinos-released-in-Tanzania-in-most-ambitious-relocation-of-mammals-ever.htmlBerita Tambahan
Survei terbaru dari Ernst & Young di AS menemukan bahwa 70% eksekutif
perusahaan global di seluruh 18 sektor industri yang berbeda berencana
meningkatkan investasi yang berkaitan dengan iklim selama dua tahun ke depan.
http://www.businessgreen.com/business-green/news/2263620/nearly-three-quarters-firms http://www.greenbiz.com/news/2010/05/25/nearly-three-quarters-firms-plan-boost-climate-investmentsWakil Menteri Pertanian dan Irigasi Yaman Mohammed al-Ghashm bertemu dengan
direktur Perusahaan Sun Zone Solar Power China untuk membicarakan tentang
penggantian pompa irigasi berbahan bakar fosil dengan versi tenaga surya
sebagai cara untuk memberikan kepada petani sumber energi berkelanjutan
sekaligus menghemat uang mereka.
http://www.sabanews.net/en/news215203.htmhttp://www.26sep.net/news_details.php?lang=english&sid=64227Laporan terbaru PBB menyerukan bagi “revolusi hijau” di Afrika yang akan
memberikan kepada ribuan petani kecil inovasi dan teknologi berkelanjutan
yang dapat diadaptasikan sesuai kebutuhan mereka, demi jaminan yang lebih
baik bagi suplai makanan yang stabil di seluruh benua itu.
http://www.un.org/apps/news/story.asp?NewsID=34751&Cr=africa&Cr1= http://allafrica.com/stories/201005191323.htmlMenyatakan bahwa hutan di seluruh enam negara bagian New England timur laut
sedang menyusut, peneliti di Universitas Harvard, AS menyerukan bagi
pelestarian 70% wilayah itu sebagai tanah berhutan.
http://www.sciencedaily.com/releases/2010/05/100519112611.htm http://www.boston.com/lifestyle/green/greenblog/2010/05/new_report_shows_forest_cover.html http://www.wbur.org/2010/05/19/forests