Makalah ilmiah kaitkan perubahan iklim dengan naiknya aktivitas vulkanik di Islandia.
Letusan gunung api di Islandia yang dimulai Rabu lalu, 14 April, masih
berlanjut, dengan kepulan abu raksasa yang mendorong penutupan lalu lintas
udara karena menyebar ke seluruh Eropa, menyebabkan jutaan penumpang
terjebak dan dalam ketidakpastian kapan penerbangan akan pulih.
Penduduk Bulgaria: Kami terjebak selama 3 hari di London...
Siim Kallas – Komisioner Eropa untuk Transportasi: Ini belum pernah
terjadi; begitu lama, ruang udara yang begitu besar ditutup total. Ini tentu
sesuatu yang tidak dapat dipecahkan dengan mudah dalam waktu singkat.
PEMBICARA: Di Islandia, panas dari gunung api Eyjafjallajökull mengakibatkan
banjir karena pencairan gletser semakin banyak, memaksa ratusan orang
mengungsi. Pejabat kesehatan Islandia menyarankan pemakaian masker bagi
warga setempat dan agar hewan peliharaan dimasukkan ke dalam ruangan demi
melindungi sistem pernapasan mereka. Keprihatinan lainnya adalah abu itu
akan mencemari air minum.
Aktivitas vulkanik lainnya pada hari Senin, 19 April, menghancurkan harapan
pemulihan lalu lintas udara di beberapa bagian Eropa, sementara para pejabat
menyatakan bahwa awan abu yang baru mengarah ke Inggris.
Dinas Lalu Lintas Udara Nasional Inggris mengatakan bahwa situasi yang
memburuk menjadikan penerbangan tidak pasti bagi tempat seperti Irlandia
Utara. Faktanya, saat abu vulkanik yang pertama mencapai Provinsi Quebec,
Kanada Utara, pada hari Senin pagi, Transport Canada menghentikan
penerbangan di beberapa bandara di Provinsi Newfoundland dan Labrador.
Dengan kepulan vulkanik lainnya diperkirakan akan membawa lebih banyak abu
terkonsentrasi, pembatasan penerbangan lebih jauh bisa dilakukan demi
keselamatan.
Asosiasi Transportasi Udara Internasional memperkirakan secara konservatif,
penutupan bandara merugikan maskapai penerbangan yang terkena dampak lebih
dari US$200 juta/hari dari pendapatan yang hilang, plus kerugian lain
seperti pengurusan penumpang atau pesawat yang terjebak, sementara Kamar
Dagang Jerman menghitung bahwa negara itu kehilangan US$1,3 miliar/hari.
Para ilmuwan yang memantau wilayah itu menyatakan bahwa letusan awal
Eyjafjallajökull menciptakan lebih banyak abu daripada gunung api non-gletser
karena magma didorong naik melalui es yang tebalnya 200 meter. Dengan
gletser yang hampir lenyap sekarang, kepulan telah berkurang. Namun, para
peneliti memperingatkan bahwa aktivitas terakhir ini dapat memicu gunung api
lainnya seperti Katla yang pasif, yang gletsernya lebih dari dua kali
ketebalan Eyjafjallajökull.
Letusan terakhir Katla hampir seabad yang lalu, menyebabkan banjir besar dan
bertahan selama setahun. Juga, pengalaman yang lalu di Islandia dan negara
lain seperti Meksiko memperingatkan tentang bencana seperti panas dari
letusan yang menyebabkan selubung es gunung api tersebut atau gletser yang
berdekatan mencair, berpotensi memicu longsor yang fatal.
Menurut para peneliti, Dr. Freysteinn Sigmundsson dari Universitas Islandia
dan Dr. Carolina Pagli dari Universitas Leeds di Inggris, pemanasan global
dapat menyebabkan gunung api berselubung es seperti Eyjafjallajökull di
Islandia lebih mudah meletus karena hilangnya es menyebabkan berkurangnya
tekanan pada bebatuan panas di bawah permukaan Bumi.
Bebatuan itu lalu memuai dan mencair menjadi bahan yang disebut sebagai
magma. Menurut perkiraan, pemanasan global selama abad yang lalu telah
menyebabkan pembentukan 1,4 kilometer kubik magma baru, Dr. Sigmundsson
berkata, “Pada akhirnya akan ada letusan yang agak lebih besar...atau lebih
sering di Islandia.”
Selain itu, makalah-makalah yang baru diterbitkan oleh Royal Society Inggris
menunjukkan bahwa efek pemanasan global seperti pencairan es, badai yang
lebih kuat dan kenaikan permukaan laut menyebabkan kejadian lain seperti
runtuhan batu dan longsor.
Faktanya, ahli vulkanologi ternama Inggris, Dr. Bill McGuire, menyatakan
bahwa bahkan perubahan kecil pada suhu atau tekanan atmosfer dapat memicu
aktivitas vulkanik dan gempa bumi dari dalam kerak planet ini.
Pada konferensi video publik di bulan Mei 2009 di Korea Selatan, Maha Guru
Ching Hai sekali lagi mendorong solusi yang akan mengurangi perubahan iklim
dan kejadian sulit seperti ini di planet ini.
Maha Guru Ching Hai: Tidak hanya pemanasan global yang akan kita
hadapi. Juga ada bintik pada matahari yang dapat meledak dan akan menjadi
lebih besar dan kita mungkin mempunyai gunung api seperti bom peledak di
pusat Bumi, di lautan yang akan menggempur segalanya.
Jadi, bukan hanya perbaikan teknis yang harus kita fokuskan, melainkan sebab
dan akibat itu yang harus kita perhatikan. Pembunuhan satwa dan manusia
harus kita hentikan. Kita harus menghentikan itu. Lalu segala hal yang
lainnya akan menjadi jelas dan tiba. Kita akan menemukan cara teknis yang
lebih baik untuk menangani masalah iklim, bintik matahari mungkin akan
berhenti meledak. Ledakan lautan mungkin akan berhenti begitu saja. Angin
topan mungkin akan berhenti begitu saja. Angin puting beliung akan menjadi
hening. Gempa bumi akan lenyap begitu saja. Segala sesuatunya akan berubah
menjadi lingkungan hidup penuh kedamaian, karena kita menciptakan kedamaian
lalu kita akan memiliki kedamaian. Kedamaian itu bukan hanya di antara
manusia saja, tapi juga antara sesama penghuni. Itulah sebabnya saya terus
menekankan pola makan vegan.
Referensi:
http://english.aljazeera.net/news/europe/2010/04/201041822341405635.htmlhttp://www.msnbc.msn.com/id/36627947http://www.irishtimes.com/newspaper/breaking/2010/0416/breaking49.html http://apnews.myway.com/article/20100417/D9F4N55O3.html http://www.officialwire.com/main.php?action=posted_news&rid=130779&catid=62 http://www.france24.com/en/20100416-who-deems-quarter-volcanic-ashes-more-dangerous http://www.prensa-latina.cu/index.php?option=com_content&task=view&id=179987&Itemid=21 http://www.france24.com/en/20100416-ash-fall-iceland-could-contaminate-drinking-water-expertshttp://www.celsias.com/article/scientists-predict-climate-change-will-trigger-vio/ http://www.newscientist.com/article/mg20327273.800-climate-change-may-trigger-earthquakes-and-volcanoes.htmlPenjelajah Prancis mengumpulkan data iklim dalam penerbangan balon solo pertama di atas Arktik.
Jean-Louis Etienne, seorang dokter dan penjelajah yang pada tahun 1986
menjadi orang pertama yang mencapai Kutub Utara seorang diri, berhasil
terbang solo perdana melintasi Lingkaran Arktik dengan balon udara panas
bertenaga surya.
Pria 63 tahun itu berangkat dari Norwegia dan mendarat di Siberia timur lima
hari setelah menempuh total jarak 3.130 kilometer. Selama dalam penerbangan,
dia juga mengumpulkan data tentang level karbon dioksida dan medan magnet
Bumi.
Tanpa banyak tidur selama 120 jam perjalanannya, Bapak Etienne menyatakan
tentang keberhasilan pendaratannya, “Jika kita bertekad bulat, kita dapat
melakukan hal-hal luar biasa yang kita pikir tak dapat dilakukan. Saya
sendiri juga terkejut.”
Referensi:
http://www.euronews.net/2010/04/14/french-explorer-crosses-arctic-in-hot-air-balloon/ http://www.dailyworldbuzz.com/french-balloonist-becomes-first-to-cross-north-pole-alone/39567/ http://www.google.com/hostednews/ap/article/ALeqM5gMP2KWfwvcuXVpMJewjpnFB0nn-QD9F07VT00 http://www.sail-world.com/USA/Jean-Louis-Etienne---I-am-in-Sakha-in-the-middle-of-nowhere/68414 http://english.cctv.com/program/worldwidewatch/20100411/101224.shtml Berita TambahanMenurut resolusi traktat kelautan internasional MARPOL yang baru, perairan
Karibia akan diberi perlindungan lebih besar sementara kapal yang melintasi
wilayah itu dilarang membuang polutan seperti sampah, kotoran, atau minyak.
http://www.prensa-latina.cu/index.php?option=com_content&task=view&id=179742&Itemid=21 http://www.caribbeannetnews.com/news-22615--16-16--.htmlStudi yang menganalisa temperatur di India dari tahun 1901-2007 menunjukkan
bahwa mereka meningkat terus, dengan temperatur di malam hari naik 0,2
derajat Celsius per dekade sejak 1970 di seluruh negeri itu.
http://www.keral.com/ShowNews.aspx?snid=15299 http://timesofindia.indiatimes.com/india/Nights-getting-warmer-in-India-cereal-output-may-fall-Study/articleshow/5786096.cmsPara ahli di Konferensi Kelestarian Qatar 2010 merekomendasikan agar tenaga
surya digunakan di seluruh wilayah Teluk Persia untuk penyejukan serta
pelestarian lahan basah demi mengurangi emisi gas rumah kaca.
http://www.gulf-times.com/site/topics/article.asp?cu_no=2&item_no=355345&version=1&template_id=36&parent_id=16 http://www.projectsmiddleeast.com/read.asp?id=7381Empat dari 19 gletser di Gunung Salju Yulong di Lijiang, tempat indah yang
terkenal di Provinsi Yunnan, China barat daya, telah lenyap sepenuhnya,
dengan temperatur rata-rata di Kota Lijiang meningkat 1,3 derajat Celsius
pada dekade lalu saja.
http://news.sina.com.cn/c/p/2010-04-12/141520056819.shtml http://english.china.com/zh_cn/news/society/11020309/20100320/15863159.html