Sasaran emisi yang ada saat ini membuat dunia berada di jalur
kenaikan suhu hingga 3 derajat
Dengan menggunakan kombinasi sumber-sumber ilmiah, surat kabar Guardian di
Inggris menyajikan ulasan tentang dampak dari berbagai peningkatan
temperatur global. Mulai dari yang minimal ia melaporkan bahwa kenaikan
rata-rata 1 derajat Celsius dipandang sebagai ideal dan dapat memastikan
kelangsungan hidup negara kepulauan seperti Tuvalu.
Namun, karena sasaran ini dianggap tidak mungkin oleh kebanyakan orang, para
ilmuwan telah menyerukan peningkatan rata-rata yang lebih realistis yaitu 2
derajat. Hal ini dapat menyebabkan gelombang panas seperti yang terjadi di
Eropa pada tahun 2003 yang merenggut nyawa ribuan orang serta runtuhnya
Antartika Barat yang menyebabkan kenaikan permukaan air laut.
Namun, jika negara-negara hanya mempunyai komitmen untuk pengurangan emisi
saat ini, maka bertambahnya suhu hingga 3 derajat diramalkan akan terjadi
dan hal ini dapat mendorong pemanasan global menjadi tak terkendali, dengan
miliaran orang terpaksa meninggalkan negaranya.
Tanpa peringanan apapun, para peneliti menunjukkan kenaikan sebesar 5
derajat atau lebih yang akan mempengaruhi populasi manusia secara drastis.
Terima kasih, para ilmuwan, wartawan, dan surat kabar Guardian atas ulasan
yang informatif ini, meskipun skenarionya sangat mengejutkan. Mari kita
bertindak bersama untuk membuat masa depan planet yang paling sejuk dan
paling aman untuk diri kita sendiri dan anak-anak kita.
Seperti dalam banyak kesempatan, Maha Guru Ching Hai sering mengungkapkan
keprihatinannya seperti pada konferensi video bulan Oktober 2009 di Hong
Kong tentang efek yang merusak dari pemanasan global. Beliau juga
menyarankan solusi berkelanjutan yang tercepat.
Maha Guru Ching Hai: Ada banyak berita ekologi dan lingkungan
sekarang ini yang tidak begitu baik tentang dampak dari pemanasan global.
Kita mendengar tentang mencairnya gletser, air menjadi semakin langka,
pangan semakin berkurang, naiknya harga pangan dimana lebih dari satu miliar
orang kelaparan setiap hari, hewan-hewan menjadi punah dan banyak spesies
yang lenyap untuk selamanya dan seterusnya.
Tapi meskipun waktu kita hampir habis, kita masih punya waktu untuk
menyelamatkan planet yang indah ini dan memulihkannya ke kemegahan asalnya,
atau bahkan lebih lagi jika kita semua beralih ke pola makan vegan.
Penelitian terkini menunjukkan bahwa lebih dari 50% emisi yang memanaskan
planet kita, yang membuat kehidupan kita dalam bahaya dari kepunahan massal,
berasal dari industri peternakan.
Solusi ada di tangan kita masing-masing, tinggal hilangkan produk hewani
dan menjadi vegan - hanya sebuah perubahan kecil; ini bukan masalah besar.
Referensi:
http://www.guardian.co.uk/environment/2009/dec/18/copenhagen-five-climate-scenariosIbukota Berkelanjutan Dunia diluncurkan
Dengan mewakili ibukota dari daerah Catalonia Spanyol, delegasi dari
kementerian Barcelona pergi ke Abu Dhabi, ibukota dari Uni Emirat Arab,
dimana mereka secara resmi menjadi negara pertama yang bergabung dalam
inisiatif Ibukota Berkelanjutan Dunia (WPS).
Dimulai dengan Dewan Perencanaan Kota dan Dewan Pengembangan Ekonomi Abu
Dhabi, WSC sedang mendirikan kotamadya persekutuan global untuk dibimbing
menuju perencanaan hijau dengan jaringan ahli kepemimpinan.
Wakil Direktur umum Dewan Abu Dhabi untuk Pembangunan Ekonomi Fahad Saeed Al
Raqbani menyatakan bahwa proyek yang mencari jembatan ilmu untuk pembangunan
berkelanjutan yang memberi manfaat bagi kota yang berpartisipasi.
Bravo Yang Mulia, Barcelona, Abu Dhabi, dan Ibukota Berkelanjutan Dunia atas
inisiatif hijau global Anda. Semoga sukses Anda yang berlimpah membawa
manfaat dan kenyamanan dari kehidupan ramah lingkungan dari seluruh penduduk
dunia.
Referensi:
http://www.khaleejtimes.com/DisplayArticleNew.asp?section=theuae&xfile=data/theuae/2009/december/theuae_december614.xmlBerita TambahanPara peneliti Brasil melaporkan pengurangan tajam dari arus kelembaban
Amazon, yang juga dikenal sebagai “sungai terbang” yang menjadi pelembab
utama yang sebenarnya diciptakan oleh pohon yang telah berbahaya secara
kritis karena pembabatan hutan.
http://news.nationalgeographic.com/news/2009/12/091217-amazon-flying-rivers-climate.htmlDengan mengutip kesuksesan Kalifornia, AS dalam mengatasi banjir sejak tahun
1930, para ilmuwan di Konservasi Alam AS merekomendasikan untuk membiarkan
sungai untuk mengalir secara alami ke area yang didesain dengan menyatakan
bahwa ini akan meningkatkan daya lawan masyarakat dari perubahan iklim.
http://news.bbc.co.uk/2/hi/science/nature/8406351.stmTim ilmuwan internasional telah memfoto ikan pink muda yang tinggal di
kedalaman 7.560 meter di daerah Kermadec Trench di dekat Selandia Baru, yang
membuat mereka jadi ikan yang tinggal paling dalam di belahan bumi Selatan.
http://news.bbc.co.uk/2/hi/science/nature/8353329.stm