Zona mati lautan meningkat dengan laju mengkhawatirkan.
Laporan yang baru saja dikeluarkan oleh Kantor Eksekutif Kebijakan Sains dan
Teknologi AS, yang mewakili pekerjaan para ilmuwan dari berbagai institusi,
termasuk Badan Kelautan dan Atmosfer Nasional (NOAA), Survei Geologi AS, dan
Institut Sains Laut Virginia, menunjukkan bahwa hipoksia lautan telah meningkat
hampir 30 kali lipat sejak data mulai dikumpulkan 50 tahun yang lalu.
Para
ilmuwan menemukan bahwa hampir setengah dari total 647 badan air pantai yang
dievaluasi sekarang ini terkena hipoksia, suatu kondisi dimana tingkat oksigen
turun begitu rendah sehingga ikan dan kehidupan laut lainnya tidak dapat
bertahan hidup.
Penilaian mereka juga mengaitkan penyebaran cepat daerah oksigen rendah ini
dengan limpasan pupuk kandang dan pupuk kimia, yang dibawa oleh jalan air dan
membuang zat surplus seperti nitrogen dan fosfor ke dalam lautan. Ganggang
kemudian tumbuh di dalam perairan dan menghabiskan persediaan oksigen.
Sementara laporan ini fokus pada perairan pantai di AS, Dr. Tony Koslow dari
Institut Ilmu Samudra Scripps memperingatkan bahwa zona-zona mati adalah masalah
global yang terus membesar, yang kemungkinan dipercepat oleh perubahan iklim,
disebabkan efek yang terjadi akibat pemanasan lapisan atas lautan saat bercampur
dengan lapisan di bawah yang lebih dingin dan rendah oksigen.
Dr. Koslow menyebutkan bahwa tingkat oksigen di lautan dalam diperkirakan akan
turun hingga 40% pada abad mendatang, serta berpotensi menghancurkan organisme
lautan yang sensitif. Selain itu, laporan itu menyimpulkan, "Jika praktik
sekarang ini diteruskan, perluasan hipoksia di perairan pantai akan berlanjut
dan meningkat keparahannya."
Apresiasi kami, Dr. Koslow, Institut Ilmu Samudra Scripps, Kantor Eksekutif
Kebijakan Sains dan Teknologi AS, dan semua ilmuwan yang ikut serta, atas
informasi terbaru tentang keadaan mengerikan lingkungan laut kita ini. Kami
doakan peremajaan kembali lautan dan semua penghuninya seiring manusia memilih
gaya hidup yang mencerminkan kesadaran dan perhatian akan semua makhluk.
Berbicara dengan keprihatinan pada konferensi video Oktober 2009 di Formosa
(Taiwan), Maha Guru Ching Hai menyebutkan dampak merusak pemeliharaan ternak
terhadap ekosistem laut dan apa yang harus dilakukan untuk membalik efek ini.
Maha Guru Ching Hai:
Sektor peternakan mungkin juga sumber pencemaran air terbesar di dunia. Limbah
hewan yang banyak, pupuk kimia, dan pestisida yang memperburuk perairan,
membunuh organisme air dengan menciptakan banyak kumpulan ganggang, yang pada
gilirannya menghambat oksigen dari sistem di air serta membantu terbentuknya
zona mati lautan ini. Jumlah zona mati lautan yang tidak memiliki oksigen telah
meningkat dari hanya 49 pada tahun 1960-an menjadi 405 di tahun 2008. Dan saya
yakin jumlahnya lebih banyak sekarang, mngenai instruksi konkret dan bimbingan
untuk menghindari kehancuran planet ini, sekali lagi: Jadilah vegan,
bertindaklah hijau, lakukan perbuatan baik dan menjadi pengasih. Itu adalah cara
hidup penuh kasih, itu adalah cara hidup yang mulia. Kita harus mengembangkan
kualitas mulia bawaan kita, sebab bagaimanapun juga, kita adalah makhluk
manusiawi. Dan, itu adalah satu-satunya jalan agar kita bisa menyelamatkan
planet ini dari kehancuran.
http://www.usgs.gov/newsroom/article.asp?ID=2583 http://www.signonsandiego.com/news/2010/sep/03/coastal-dead-zones-threat-us-waters/Berita TambahanPemerintah Rwanda, dengan bantuan program Perserikatan Bangsa-Bangsa, sedang
berusaha memperbaiki wilayah Hutan Gishwati dengan merelokasi masyarakat menjauh
dari daerah-daerah yang berisiko tinggi terhadap dampak perubahan iklim sambil
melibatkan penduduk dalam kegiatan seperti pemulihan tanah dan penanaman pohon.
http://www.unep.org/Documents.Multilingual/Default.asp?DocumentID=647&ArticleID=6752&l=enBerbicara sebelum konferensi perubahan iklim mendatang yang akan diadakan di
Moskow, Rusia, Menteri Keadaan Darurat Sergey Shoigu berkata bahwa pencairan
Arktik lanjutan yang terjadi jika temperatur tidak berhenti naik dapat membuat
satu miliar orang dalam kondisi darurat akibat naiknya permukaan air laut.
http://en.rian.ru/russia/20100920/160651139.html