Dari 18 sampai 1 Agustus, lebih dari 5.000 partisipan
berkumpul di Forum Air Kota Dunia 2009 di Incheon, Korea Selatan. Tema
Forum tersebut adalah “Inovasi dan Keselarasan Air dan Kota.” Acara
tersebut disponsori oleh Komite Organisasi Forum Air Kota Dunia, Forum
Air Korea dan Pusat Perkembangan Teknologi Lingkungan Regional Incheon,
dengan dukungan dari berbagai lembaga pemerintah Korea Selatan, Ilmuwan
terkenal, pimpinan kunci pemerintah, delegasi akademis dan kaum muda
dari 50 negara berkumpul untuk mendiskusikan topik penting seperti efek
pemanasan global terhadap persediaan air, adaptasi perubahan iklim
melalui panen air hujan, peningkatan global banjir dan kekeringan,
pengaturan air tanah dan polusi air.
Pembicara terkenal yang mewarnai konferensi dengan
pidatonya antara lain: Yang Terhormat Perdana Menteri Apisai Ielemia
dari Republik Tuvalu, Yang Terhormat Anote Tong, Presiden Republik
Kiribati, mantan Perdana Menteri Jepang, Yang Terhormat Yoshiro Mori,
dan Yang Terhormat Perdana Menteri Korea Selatan Dr. Han Seung Soo.
Perdana Menteri Han, pakar pemanasan global dan mantan Utusan Khusus
Persatuan Bangsa_Bangsa untuk Perubahan Iklim dan para pekerja tak
kenal lelah untuk menciptakan Korea yang lebih hijau.
Perdana Menteri: Hari ini kita hidup di sebuah
dunia dimana air, terutama air bersih dan aman, dengan cepat menjadi
langka. Untuk menangani masalah kelangkaan air, bencana yang
berhubungan dengan air seperti tsunami, banjir, badai petir tropis,
angin puyuh, angin topan dan kekeringan yang terjadi dengan tingkat dan
frekuensi yang lebih hebat, karena pemanasan global mengubah sistem
iklim kita pada tingkat dan kecepatan yang tak terkira. Akibat dari
perubahan iklim secara cepat mengikis persediaan air dunia. Sangatlah
penting apabila komunitas global secara bersama-sama bertindak secara
teratur, meyakinkan dan tanpa ditunda. Semakin banyak negara yang
menaruh perhatian mereka terhadap isu iklim dan air dan mengembangkan
respon yang sesuai untuk mengatasi tantangan tersebut. Sekarang
tepatnya saat ini, lebih dari 900 juta orang di seluruh dunia,
khususnya di negara bagian Afrika dan Asia, tidak memiliki akses air
minum yang aman. Kita harus terus bekerja menuju kerja sama global yang
lebih komprehensif dan efektif untuk menangani air dan bencana yang
berhubungan dengan air.
Supreme Master TV: Perubahan iklim terutama
disebabkan oleh gas-gas rumah kaca tingkat tinggi yang berbahaya, yang
dilepaskan selama proses produksi daging. Baru saja kita dengar dari
Perdana Menteri Han, efek dari pemanasan planet yang sangat merusak.
Bahkan di negara yang sama, hujan turun lebih sporadis di beberapa area
dan di daerah lain sangat berlebihan sehingga terjadi banjir.
Contohnya, lebih dari 160.000 penduduk di China Timur
laut propinsi Liaoning sudah tidak memiliki kecukupan air minum karena
kekeringan berkepanjangan. 38 bendungan air kecil di area tersebut
kering, dengan 10.000 hektar panen dinyatakan gagal, dan lebih dari
400.000 kerugian disebabkan oleh kelangkaan air.
Secara kontras, Juni yang lalu di China bagian selatan,
banjir besar disebabkan oleh badai petir dahsyat yang mengakibatkan
lebih dari 500 orang tewas dan hampir 1,5 juta yang lain di lima
propinsi selatan yang berbeda mengungsi. Kerugian ekonomi dari badai
dan banjir secara total diperkirakan US$2,5 miliar.
Selama Forum tersebut, delegasi kaum muda memberikan
informasi atas situasi air di tempat mereka. Formosa (Taiwan) telah
melihat temperatur secara perlahan yang meningkat selama abad terakhir.
Jumlah curah hujan tahunan juga meningkat, tapi hari hujan lebih
sedikit. Lembaga Sumber Daya Air (WRA) di bawah Kementerian Urusan
Ekonomis telah memproyeksikan bahwa di tahun 2012 permintaan air di
pulau tersebut akan melebihi persediaan 800 juta metrik ton. Sedihnya,
kejadian cuaca ekstrem juga terjadi dengan frekuensi yang lebih hebat.
Jeff: Saya sangat gembira karena saya memiliki
kesempatan berpartisipasi dalam acara ini di Korea. Acara ini terutama
tentang sumber daya air. Di Formosa (Taiwan), Ada pepatah, “Tak ada
air, tak ada hidup.” Perubahan iklim telah menyebabkan kenaikan dalam
jumlah dan intensitas angin topan di Formosa (Taiwan). Kali ini, Topan
Morakot menyebabkan kerugian banyak jiwa dan membuat banyak orang
kehilangan rumah.
Supreme Master TV: Thailand adalah eksportir
beras utama dunia dan pemanasan global menyebabkan ancaman hebat untuk
pertanian Thailand. Chalisa dari Thailand menjelaskan apa yang ia
lakukan untuk menghentikan perubahan iklim.
Chalisa: Halo, saya dari Thailand; nama saya
adalah Chalisa. Saya makan sayuran karena daging mengandung bahan
beracun dan sekarang dunia kita sudah banyak berubah, menyebabkan gempa
bumi dan banjir. Saya percaya bahwa makan sayuran dapat membantu dunia
untuk jadi lebih dingin.
Supreme Master TV: Gangguan aliran air karena
aktivitas manusia adalah area lain yang dibahas di Forum. Delegasi kaum
muda Takako dari Jepang berbagi pemikirannya akan hal tersebut.
Takako: Saya Takako dari Jepang. Polusi air
adalah masalah besar sekarang. Saya pikir hal pertama yang dilakukan
adalah para orang dewasa membawa anak-anak ke alam seperti pegunungan
dan sungai untuk mengalami apa itu alam dan merasakan keindahannya
secara langsung. Maka orang-orang akan lebih sadar tentang alam, dan
lebih siap untuk mempertimbangkan untuk melindungi alam. Saya berharap
kita akan dapat menangani masalah-masalah tersebut, tidak hanya dengan
melakukan aktivitas khusus tapi juga dengan mengambil tindakan yang
memungkinkan dalam hidup sehari-hari kita dengan keluarga dan
teman-teman kita.
Samuel: Pemirsa Supreme Master Television, nama
saya Samuel Nkomo, Menteri Perkembangan dan Pengaturan Sumber Daya Air
di Zimbabwe. Saya punya berita untuk Anda. Sebagai menteri urusan air
adalah kewajiban saya untuk berbicara pada setiap orang diseluruh
dunia. “Hematlah air; setiap tetes berpengaruh.” Saya berterima kasih!
Supreme Master TV: Satu topik yang didiskusikan
dengan intensif pada pertemuan ini adalah interaksi dari pemanasan
global dan air. Efek dari perubahan iklim dapat dilihat di seluruh
dunia, dengan banjir, kekeringan dan melelehnya gletser telah menjadi
norma. Beberapa topik lokakarya di acara tersebut termasuk: “Dampak
terhadap Air karena Pemanasan Global”, “Strategi Tingkat Lanjut untuk
Bencana yang Berhubungan dengan Air” dan “Pemulihan Ekosistem Akuatis.”
Salah seorang peserta yang terkenal adalah Samuel Nkomo, Menteri
Perkembangan dan Pengaturan Sumber Daya Air Zimbabwe.
Supreme Master TV: Pertanyaan saya adalah
tentang perubahan iklim. Saya tahu bahwa Zimbabwe merupakan salah satu
negara yang paling terpengaruh oleh perubahan iklim, seperti kekeringan
dan banjir. Jadi pertanyaan pertama adalah, bagaimana perubahan iklim
mempengaruhi Zimbabwe?
Duta Besar Zimbabwe: Beberapa tahun lalu di
Zimbabwe, kami tak pernah banjir. Kami juga ada hujan. Kami dapat
memprediksi di mana hujan pertama akan turun. Tapi sekarang, hujan tak
bisa diprediksi. Mereka turun kapan pun dan ketika turun, terkadang
dengan banyak kekerasan dan orang-orang akan terbawa hanyut. Dan
akibat-akibat dari banjir tersebut menyebabkan banyak orang kehilangan
rumah dan panen mereka. Dan pandangan saya, semua itu adalah efek dari
perubahan iklim. Karena jika bukan demikian, apalagi? Karena hal
tersebut tidak biasanya terjadi waktu dulu, dan hal ini terjadi karena
perubahan iklim, dan pemanasan global. Saya pikir kita perlu banyak
bekerja sama dalam dunia seperti apa yang telah dilakukan oleh forum di
Incheon ini: membawa pemimpin dunia dan para ahli berbicara tentang
masa depan, bukan hari ini, Dan saya pikir pesan saya adalah dunia
harus bersama-sama. Dunia harus bertindak bersama-sama.
Supreme Master TV: Sebagai sebuah negara pulau
kecil di Pasifik Selatan, Tuvalu amatlah rentan terhadap pemanasan
global, terutama dengan masalah peningkatan permukaan laut. Perdana
Menteri Apisai Ielemai dari Tuvalu menyampaikan kepada para partisipan
Forum dan berbicara dengan detil tentang tantangan yang dihadapi
negaranya dan yang lain di seluruh dunia berkenaan dengan perubahan
iklim.
Apisai: Industri juga menghasilkan begitu
banyak karbon ke atmosfer, memicu pemanasan global. Juga menyebabkan
perubahan iklim dan juga kenaikan permukaan laut. Yang terakhir adalah
ancaman utama bagi daerah rendah, pulau-pulau kecil, negara seperti
Tuvalu dan juga kota-kota dan desa-desa yang terletak dekat pesisir.
Bagi Tuvalu, ini adalah perhatian utama kami.
Negara-negara pulau kecil tidaklah berbeda dari
negara-negara lain bahwa pertama air adalah penting bagi keberadaan
manusia, dan adalah keperluan utama dalam pertanian dan sistem produksi
agro-profesional. Namun, kemampuan negara pulau untuk mengatur secara
efektif sektor air berbeda-beda. Di Tuvalu, kami dibatasi oleh ukuran
kami yang kecil, isolasi, rentan, dan keterbatasan manusia, keuangan
dan basis sumber daya alam.
Peningkatan curah hujan yang tidak teratur, angin topan,
angin puyuh, peningkatan badai di air, banjir, kekeringan, dan
meningkatnya permintaan air amat nyata bagi pulau kami sehingga mereka
mengancam perkembangan ekonomi, dan juga kesehatan penduduk kami. Panel
Antar Pemerintah untuk Perubahan Iklim, IPCC, terus melaporkan bahwa
perubahan cuaca destruktif akan menimbulkan dan juga meningkatkan pola
cuaca ekstrem, termasuk temperatur tinggi, kenaikan jumlah hari panas,
atau curah hujan intens di area tertentu, peningkatan kekeringan bagi
yang lain, dan kenaikan frekuensi dan tingkat dari angin puyuh dan
topan.
Supreme Master TV: Satu metode yang digunakan
pemerintah Tuvalu untuk menangani pemanasan global adalah bekerja untuk
menjamin suplai berkelanjutan akan air segar bagi penduduknya dengan
menampung air hujan.
Apisai: Secara sejarah, air tanah dulu menjadi
sumber utama dari persediaan air, tapi karena kenaikan salinitas dan
kontaminasi, menjadi sulit dan mungkin tak lagi digunakan. Tuvalu tak
punya sistem air yang tersentralisasi seperti di banyak negara lain.
Akibatnya, hujan adalah sumber utama kami untuk persediaan air aman dan
respon darurat kami adalah untuk meningkatkan secara signifikan dan
memaksimalkan perolehan air hujan dan penyimpanan. Yaitu, rumah tangga,
gedung komunitas, kantor dan banyak gedung utama lain harus memiliki
atap aluminium bergelombang yang layak, selokan yang terhubung baik,
dan penampungan air dan sistem air untuk secara efektif mengumpulkan
air hujan. Dengan adanya fasilitas-fasilitas ini, kita harus dapat
menangkap dan menyimpan sebanyak mungkin air hujan selama musim hujan
dan angin topan secara normal dari Oktober hingga Maret pada tahun
berikutnya. Jadi kita akan dapat menjaga kebutuhan air kita selama
musim kemarau atau kekeringan, normalnya dari April hingga September.
Untuk lebih jelas tentang Forum Air Kota Dunia 2009, Silakan kunjungi
www.wcwf2009.org