Menanam Buah dan Sayuran di Pasir – Cerita dari Au Lac (Vietnam)  
email to friend  Kirim halaman ini buat teman   Jika anda ingin menambahkan video ini ke dalam blog atau website pribadi anda, silahkan klik link berikut untuk mendapatkan source code-nya.  ambil source code   Cetak
Play with flash player Play with windows media

Tanah  berpasir biasanya tidak cocok untuk menanam buah-buahan dan sayur-sayuran.  Tetapi di beberapa daerah Au Lac ( Vietnam ), budidaya biji-bijian di atas pasir telah membuktikannya dan merupakan cara yang efektif dalam menyediakan sumber makanan yang berkelanjutan.

Halo, pemirsa yang baik, pada edisi Planet Bumi: Rumah Tercinta Kita, kita berbicara dengan grup petani Aulac (Vietnam ) dari Provinsi Binh Thuan, di pantai Tengah Au Lac (Vietnam) mengenai cara menanam di tanah berpasir.

Dengan menggunakan teknik menanam yang sederhana, para petani yang rajin ini telah sukses membudidayakan berbagai macam sayur-sayuran dan buah-buahan di pasir, termasuk bawang, lobak putih, kacang, pisang, kelapa, mangga, dan sebagainya.

Sekarang kita menuju Provinsi Binh Thuan di Tengah Au Lac (Vietnam ) untuk mempelajari lebih banyak tentang metode pertanian unik ini.

Kita mulai dengan Ibu Nguyễn Thi Minh Son, seorang petani lokal tentang apa saja yang dapat ditanam di tanah berpasir.

T: Kualitasnya lebih baik, lebih tinggi kualitasnya. Di sekitar sini, kebanyakan orang menanam bawang, jenis tanaman yang lain lebih sedikit. Meskipun demikian, setelah musim tanam bawang telah lewat, mereka menanam lainnya untuk memperbaiki tanah. Sebagai contoh kacang, melon, atau tomat.

T: Dapatkah Anda memberitahu saya mengapa Anda memilih untuk menanam sayuran di pasir?

J: Dulunya, saya tidak bertani di sini, tetapi suatu waktu saya menanam sayuran untuk dijual hanya pada Tahun Baru, lalu saya mendapatkan hasilnya lumayan, jadi saya terus melakukannya. Melihat orang lain dapat mengolah dengan baik, saya kemudian mengikuti mereka dan hasilnya cukup bagus.

PEMBAWA ACARA: Tuan Le Cong Lai sedang mengolah sepetak tanah dengan tanah berpasir.

T: Apakah Anda berpendapat bahwa hasil dari tanaman di pasir kualitasnya setinggi yang ditanam di tanah?

J: Ya, cukup tinggi.

T: Berapa luas wilayah yang Anda tanami sekarang?

J: Wilayah di sini sekitar 8.000 meter persegi.

T: Apa yang biasa Anda  tanam di tanah ini ?

J: Kebanyakan kacang, kemudian lobak putih, lalu bawang. Musim bawang di bulan Juni.

T: Berapa kali musim panen yang Anda lakukan setiap tahun?

J: Dalam satu tahun,  jika kami menanam lobak putih, itu sekitar empat atau lima kali panen.

T: Apakah Anda merasa bahwa lobak putih yang tumbuh di pasir kualitasnya lebih baik dibandingkan yang tumbuh di tanah biasa?

J: Jika dibandingkan dengan tanah biasa, lobak putih di sini lebih putih, lebih panjang, dan kelihatannya lebih baik; sedangkan lobak yang di tanah biasa lebih pendek, tidak begitu putih, dan sedikit coklat hitam.

PEMBAWA ACARA:  Selama beberapa tahun berlatih, para petani Aulac di Provinsi Binh Thuan telah mengembangkan teknik budidaya yang efektif untuk digunakan dalam pasir.

J: Jumlah pupuknya menengah, kami tidak boleh memberi pupuk terlalu banyak. Kami memakai pupuk sedikit, karena jika kami memakai pupuk yang terlalu banyak, tanaman itu tidak akan hidup. Tanaman-tanaman akan mati, mereka tak bisa bertahan.

T: Apakah Anda menggunakan banyak air ketika bercocok tanam di lahan penuh pasir seperti itu?

J: Secara garis besar, kami memang memerlukan air. Kami memiliki sedikit air di sini. Tingkat kelembaban di sini sangat rendah.

T: Apabila kita menanam banyak jenis sayuran di pasir seperti ini, apakah kita memerlukan lebih banyak air untuk irigasi dibandingkan dengan bercocok tanam di tanah biasa?

J: Kami hanya menyiram pada waktu ia kering; (ya) kami menyiram secara bebas. Tapi pada musim hujan, kami tidak perlu menyiram terlalu banyak, dan itu menghemat listrik. (Ya.)

PEMBAWA ACARA: Petani-petani seperti Bpk. Đỗ Văn Đền juga sudah memakai jalan lain untuk menjaga agar pasir tetap lembab pada tingkat yang sesuai.

T: Pada musim hujan, saya meninggikan pasir untuk bercocok tanam, setinggi itu, kemudian membiarkan air mengalir melalui saluran itu.

Tetapi pada musim kemarau, saya membuatnya datar, bercocok tanam di bagian yang lebih rendah. Tapi pada bulan-bulan hujan, kami harus meninggikannya, jika tidak mereka (tanaman-tanaman) akan terendam di dalam air.

Bulan ini saya mulai merendahkan (tanah itu) secara perlahan-lahan, menurunkannya agar kami bisa mengairinya dengan mudah, (ya) untuk menghemat listrik. Begitu mudah, sangat mudah. (Ya.)

Dan apabila kami ingin menanam tomat, maka kami harus menabur benih-benih ITU sampai mereka tumbuh menjadi tanaman kecil, lalu kami menanamnya di luar.

T: Apakah lobak putih juga sama?

T: Lobak putih sama seperti tomat atau apapun. Tapi kacang tanah ini, saya membeli tanaman-tanaman kecil; mereka bukan tumbuh dari benih.

PEMBAWA ACARA: Di samping kekurangan air, bercocok tanam di tanah penuh pasir juga ada keprihatinan terhadap pengaruh angin. Bagaimana petani-petani mengatasi masalah ini?

Teknik bercocok tanam yang unik ini sangat sederhana dan bisa dipraktikkan oleh siapapun. Pertanian berbasiskan pasir juga membantu menjaga ketahanan pangan di daerah-daerah yang kekurangan tanah yang kaya, subur.

Pengaruh-pengaruh angin pada tanah berpasir merupakan sesuatu yang harus diatasi oleh para petani.

T: Saya dengar bahwa bersama pasir ini, ada suatu fenomena semacam debu dari angin. Biasanya, ada angin melewati pasir, dan itu membuat pasir beterbangan. Apakah fenomena ini mempengaruhi tanaman Anda?

J: Ya itu berpengaruh, kadang angin kencang dapat membuat pasir beterbangan hingga menutupi tanaman-tanaman.

T: Jadi bagaimana kalian mengatasi masalah ini?

J: Hanya tanah yang sedikit lebih tinggi dan tanpa perlindungan yang terpengaruh. Kadang mereka menggunakan tanaman teh dan menanamnya secara berbaris, atau kadang mereka menanam rumput seperti ini agar ia sedikit menghalangi angin itu.

PEMBAWA ACARA: Para petani juga memanfaatkan daun kelapa yang bisa ditemukan dengan berlimpah di daerah mereka untuk melindungi tanaman-tanamannya dari pengaruh buruk angin.

J: Mereka membangun tembok; mereka memakai daun-daun kelapa. Lihat! Mereka membuat pagar seperti itu. Mereka membangun itu dengan daun-daun kelapa –seperti sebelah itu, ia harus ditutupi.

T: Pasir sering beterbangan dan lolos. Jadi bagaimana kita bisa menjaga agar pasir kokoh, agar pohon-pohon bisa menancapkan akarnya ke dalam pasir untuk tumbuh?

J: Kami menanam pohon berdekatan seperti ini agar mereka tidak bisa beterbangan.

PEMBAWA ACARA: Nn. Nguyễn Thị Minh Sơn mengatakan bahwa tanaman-tanaman yang tumbuh di pasir diterima dengan baik di pasar-pasar dan populer karena kualitasnya yang sangat tinggi.

T: Jadi bagaimana hasilnya ketika kita panen?

J: Kualitasnya lebih bagus. Semuanya lebih lezat waktu dimakan! Kami merasa ini lebih lezat. Sama seperti bawang dan tomat dan semuanya, (misalnya) buah. Secara umum makanan di sini lebih lezat.

PEMBAWA ACARA:
Memelihara kacang di tanah penuh pasir memiliki banyak manfaat.

T: Jika dibandingkan antara kacang yang kalian tanam di sini dengan kacang yang ditanam di tanah biasa, apakah mereka berbeda jauh?

J: Mereka berbeda, karena di tanah biasa, mereka harus menggalinya dan membongkar sampai ke akarnya untuk mengambil kacang, tapi di sini kami hanya mencabutnya saja.

T: Jadi lebih mudah bercocok tanam di pasir, betul?

J: Lebih mudah daripada di tanah.

PEMBAWA ACARA: Para petani Aulac yang pintar dan rajin ini telah memperoleh hasil yang besar dari hasil pengolahan lahan.

T: Di daerah pertanian Anda, dalam setengah hektar Anda dapat menanam pisang, kelapa, mangga, dan pohon buah lainnya. Apakah itu cukup membiayai seluruh pengeluaran bagi kehidupan normal seorang petani?

J: Ya, cukup, mudah.

T: Apakah penghasilannya cukup untuk menyokong seluruh keluarga?

J: Cukup untuk semuanya.

J: Di sini, saya hanya mengolah sekitar 2 persen dari lahan, tetapi petani lainnya melakukan 100%. Mereka mencapai 100% karena mereka memiliki banyak anak. Mereka bisa melakukan banyak pekerjaan sehingga mereka bisa memperoleh sekitar 50, 70 juta VND (NFT: USD 2.850 hingga USD 4.000)

T: Jadi jika kita dapat bertani di lahan berpasir seperti itu, kita dapat menghilangkan kelaparan dan mengurangi kesulitan keuangan bagi keluarga yang tinggal di lahan berpasir seperti ini, bisakah?

J: Ya, Itu benar.

PEMBAWA ACARA: Keberhasilan panen oleh para petani Aulac membuktikan bahwa manusia dapat menggunakan apa yang dianggap sebagai “tanah tidak produktif” untuk menghasilkan sayur-sayuran dan buah-buahan bermutu tinggi, serta membantu mencapai swasembada pangan.

T: Tn. Le Cong Lai dapat menanam kacang di pasir putih ini dengan hasil yang terbaik. Ini adalah tanaman kacang yang ditanam dan dipanen oleh Tn. Le Cong Lai.

Apakah kebanyakan keluarga di sekitar sini yang menerapkan metode ini juga memperoleh hasil yang baik?

J: Ya, metode ini sangat terkenal di sini. Banyak orang yang melakukannya, bukan hanya di sini, dan mereka juga memperoleh hasil yang baik.

T: Jadi di daerah berpasir dan berangin seperti ini, kita masih dapat hidup. Dan kita dapat menanam pohon buah atau sayur-sayuran, dan menambah penghasilan atau laba, benarkah?

J: Ya.

T: Bagaimanapun berpasirnya suatu tempat, kita masih tetap dapat bercocok tanam?

J: Ya, kita masih bisa bercocok tanam.

PEMBAWA ACARA:  Penghargaan kami diberikan kepada para petani dari Provinsi Binh Thuan yang telah kami temui untuk berbagi pengalaman mereka dalam menanam sayur bernutrisi dan segar seperti sawi dan buah-buahan seperti mangga di tanah berpasir di sekitar daerah mereka.

Banyak dari para petani yang bekerja keras ini mengilhami mereka yang memiliki kondisi tanah yang sama di daerah mereka di seluruh dunia untuk mengembangkan juga variasi tanaman yang hidup.