Keprihatinan meningkat terhadap penyakit yang dipicu perubahan iklim. - 13 Jan 2011  
email to friend  Kirim halaman ini buat teman    Cetak

Para ahli telah mencatat bahwa pemanasan global menyebabkan penyebaran penyakit menular seperti malaria dan kolera ke kawasan Asia dan Afrika di mana penyakit-penyakit itu belum pernah terlihat sebelumnya. Sayangnya, banyak negara yang kekurangan infrastruktur yang perlu untuk menanggapi ancaman-ancaman yang memburuk ini, seperti dijelaskan oleh ahli meteorologi Kenya, Dr. Samuel Marigi, dalam menegaskan kasus-kasus yang mengganggu di negaranya.

Dr. Samuel O. Marigi – Meteorologis, Departemen Meteorologi Kenya, Delegasi IPCC PBB: Apa yang telah kami temukan adalah penyakit-penyakit seperti malaria, yang biasanya mempengaruhi daerah-daerah yang rendah dekat danau, telah berpindah ke tempat yang lebih tinggi, yang dulunya tidak pernah dipengaruhi. Dan orang yang tinggal di tempat-tempat yang lebih tinggi tidak mengembangkan sistem kekebalan apa pun untuk melawan malaria. Jadi, banyak orang sedang menderita penyakit ini dan banyak yang sedang sekarat, karena kekebalan yang rendah.

Supreme Master TV: Naiknya kejadian penyakit terkait pemanasan global juga telah menjadi perhatian utama negara-negara maju di Barat, seperti yang dijelaskan oleh Bapak Jose Romero, titik Fokus Nasional bagi Konvensi Kerangka Kerja Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Perubahan Iklim (UNFCCC).

José Romero – Pembicara Kunci Nadional untuk UNFCCC, Kantor Federal untuk Lingkungan, Swiss: Saya berasal dari Swiss dan di Eropa, kami sekarang punya semakin banyak penyakit tropis yang diimpor, mungkin juga karena ada banyak pariwisata dan perjalanan. Tetapi, masalahnya adalah jika temperatur naik di Eropa, maka kita bahkan akan mendapatkan lebih banyak penyakit tropis seperti chikungunya atau dengue.

Supreme Master TV: Para pejabat Amerika Serikat telah menemukan penyebaran penyakit sebagai salah satu dari empat ancaman keamanan terkait perubahan iklim, menyatakan keprihatian mereka tentang kurangnya kesiapan secara keseluruhan untuk menanggapi wabah penyakit. Mencatat bahwa demam berdarah bawaan nyamuk muncul kembali tahun 2009 setelah 75 tahun absen, virus Nil Barat yang sebelumnya langka juga kini muncul di 44 dari 50 negara bagian AS.

Terima kasih kami, Dr. Marigi, Bapak Romero, dan semua pemerintah yang berupaya untuk menilai risiko dan membantu warga menghadapi tantangan penyakit terkait iklim ini. Mari kita bersatu dalam upaya membendung kerugian kesehatan dan jiwa serta untuk menyelamatkan planet ini.

Pada konferensi video September 2009 di Peru, Maha Guru Ching Hai menyebutkan tentang masalah kesehatan terkait iklim yang sudah melanda negara itu, dan pada saat yang sama berbicara tentang peluang yang kita masing-masing miliki untuk sepenuhnya membalik kondisi pemanasan global.

Maha Guru Ching Hai: Nyamuk-nyamuk yang menyebabkan demam berdarah juga terlihat untuk pertama kali di Piura, ketika menyebar ke daerah-daerah baru akibat perubahan iklim. Tapi, kita punya kesempatan untuk mengubah semuanya sekarang, karena kita tahu apa yang harus kita ubah. Kita tahu bahwa pola makan vegan adalah satu-satunya cara, cara tercepat. Itulah satu-satunya cara menyejukkan dan menyelamatkan planet ini. Itu tergantung pada kita, kita semua, untuk memutuskan apakah kita akan menyelamatkan planet kita, keluarga kita, anak-anak kita. Pola makan vegan, bebas dari produk hewani, dan bahkan yang lebih baik vegan organik – ini adalah kunci bagi kelangsungan hidup manusia dan planet ini.

http://www.kansascity.com/2011/01/10/2573276/climate-change-reveals-disease.html