Keamanan makanan dan air di Republik Gambia bergantung pada kebijakan perubahan iklim yang baru – 5 April 2008  
email to friend  Kirim halaman ini buat teman    Cetak

Situasi di berbagai negara sub-Sahara seperti di Afrika dan Gambia, terutama para petaninya, telah merasakan dampak perubahan iklim yang menjadi semakin hebat di setiap tahunnya. Dan khususnya, saat ini masalah-masalah produksi pangannya juga telah menjadi semakin besar.
Supreme Master Television berkesempatan untuk mendiskusikan keamanan air dan makanan di masa depan dari negara-negara itu dengan Pimpinan Sumber Daya Air Gambia, Bpk. Pa Ousman Jarju, ketika konferensi perubahan iklim internasional di Bangkok, yang akan berakhir pada hari Jumat. Bpk. Jarju adalah perwakilan dari Gambia untuk Dewan Pelaksana Subsidi PBB, dan Anggota Kongres untuk Perubahan Iklim.

Bpk. Pa Ousman Jarju adalah Pimpinan Sumber Daya Air Gambia dan perwakilan dari Gambia untuk Dewan Pelaksana Subsidi PBB, serta Anggota Kongres untuk Perubahan Iklim.
Bpk. Pa Ousman Jarju, Pimpinan Sumber Daya Air di Gambia: Ibu kota kami telah menjadi rentan bencana karena permukaan laut yang sudah naik hampir satu meter. Dan kami juga sudah merasakan dampak-dampaknya karena menurut daftar curah hujan yang turun selama 3 dekade lalu, jumlah hujan berkurang sehingga suhu udara meningkat 0,4 derajat per dekade; kami mengalami musim hujan yang lebih singkat, dan juga musim kemarau yang lebih lama dari tahun ke tahun. Jadi, kami sudah merasakan dampaknya dan situasi ini juga mengakibatkan ketidakstabilan pangan.

Pada bulan Desember lalu, pemerintah Gambia menyampaikan rancangan kerja akhir negaranya kepada PBB yang berisi tentang penjelasan cara-cara apa yang akan mereka terapkan untuk mengubah iklim di negara itu di masa depan.

Bpk. Pa Ousman Jarju, Direktur Sumber Daya Air di Gambia: Salah satu rancangannya adalah membuat sistem peringatan dini yang dapat memberikan informasi kepada para petani tentang kapan saatnya untuk memanen, dan kapan akan turun hujan. Negara kami beriklim tropis, dan kami diwarisi dengan cahaya matahari. Kami juga sudah menggunakan sumber energi berkelanjutan untuk memompa air, mengisi tempat penampungan air dan menyediakan air bagi komunitas pedesaan. Saat ini kami sudah bisa menyalurkan air bersih hingga ke 140 komunitas pedesaan dengan sistem pemompa bertenaga surya.

Selain karya-karya negara Gambia dalam mempersiapkan sektor pertanian mereka untuk mengatasi perubahan lingkungan, Bpk. Jarju juga menegaskan tentang perlunya tindakan semua warga untuk melakukan perubahan gaya hidup berjangka panjang, termasuk penyesuaian dalam pola makan mereka.

Bpk. Pa Ousman Jarju, Direktur Sumber Daya Air di Gambia: Kita benar-benar harus mengubah gaya hidup kita, karena pola makan kita adalah faktor kontribusi terbesar terhadap emisi gas rumah kaca yang mengakibatkan perubahan iklim. Sistem pola makan kita juga harus diubah. Karena jika kita menjalankan pola makan vegetarian maka ini juga akan sangat bermanfaat. Kita harus menyelamatkan Bumi.

Kami memuji upaya-upaya Bpk. Pa Ousman Jarju dan seluruh peserta konferensi perubahan iklim PBB. Dengan rahmat Surga, kita doakan agar negara Gambia dan seluruh negara di Afrika akan menambah tindakan-tindakan efektif untuk melawan perubahan demi melindungi warga negara mereka dan benua mereka yang indah.