Pemanasan global dicerminkan dalam kelangkaan pangan dan kenaikan harga. Penelitian tim ilmuwan AS baru-baru ini yang mempelajari panen padi di enam wilayah pengekspor beras utama di Asia menemukan bahwa naiknya temperatur di waktu malam telah menyebabkan produksi beras turun 10 hingga 20% selama 25 tahun terakhir. Efek temperatur ini telah mengalahkan kemajuan teknik pertumbuhan yang jika sebaliknya akan menyebabkan hasil panen yang lebih tinggi.
Dalam kajian Filipina terkait, hasil panen padi ditemukan
turun 10% untuk setiap kenaikan 1 derajat Celsius temperatur di waktu malam.
Yang terakhir ini, para petani di beberapa bagian di India menghadapi terlalu banyak air karena banjir, sementara yang lainnya mengalami kekeringan, dan banyak yang bahkan belum menanam setengahnya dari yang biasanya dibutuhkan karena takut tidak akan tersedia air yang cukup untuk menumbuhkan padi.
Mohammed Ansari, Petani: Sekalipun hujan mulai turun sekarang, kami tidak akan memperoleh panen. Ada batas waktu bagi padi untuk mulai tumbuh – yaitu hingga pertengahan Agustus. Dan itu sudah lewat. Jadi, kami tidak akan memperoleh panen tahun ini.
Jugari Paswan, pekerja India: Kami adalah orang miskin dan putus asa untuk mendapatkan makanan. Anak-anak kami tidur dengan perut lapar. Apa yang bisa kami lakukan?
Rita, Penduduk desa di India: Anak saya yang kelaparan terus menangis, tidak ada makanan untuk dia. Bagaimana kami dapat bertahan hidup seperti ini?
Supreme Master TV: Dan cuaca ekstrem musim panas di Rusia serta Ukraina ini, yang telah disebabkan oleh perubahan iklim, telah membuat pemerintah menurunkan proyeksi hasil panen gandum dan membuat larangan ekspor. Ini pada gilirannya bahkan mempengaruhi
padi-padian lain seperti barli, yang harganya telah naik dua kali lipat dalam enam minggu terakhir akibat kombinasi panen gandum yang lebih rendah di Rusia dan menurunnya panen barli di Eropa dan Kanada karena cuaca yang kurang baik.
Dengan lamanya kekeringan dan kelaparan yang diderita oleh jutaan orang di negara seperti Afrika, para ilmuwan mengingatkan bahwa penurunan ini hanya beberapa indikasi krisis pangan global yang muncul sementara kondisi ekstrem ini berlanjut akibat perubahan iklim yang tidak dikendalikan.
Kami berterima kasih kepada ilmuwan atas wawasan nyata tentang ancaman terhadap ketahanan pangan saat ini dan secara terus-menerus akibat pemanasan global ini. Mari kita cepat beralih ke gaya hidup yang menambah keseimbangan alam demi makanan dan kelangsungan hidup semua orang di planet ini.
Berbicara dengan prihatin tentang kesejahteraan umat manusia di seluruh dunia, Maha Guru Ching Hai membicarakan masalah kekurangan pangan serta solusinya yang paling efisien pada konferensi video April 2009 di Korea Selatan.
Maha Guru Ching Hai: Semua ini adalah penting karena jika manusia kekurangan makanan atau air, maka konflik tentu saja akan muncul. Saat anggota keluarga kita berada dalam bahaya kelaparan atau kehausan, mungkin kita akan melakukan apa pun untuk membawa makanan untuk mereka.
Jadi dengan segan, beberapa orang yang luhur atau baik bahkan mungkin jadi tersesat dan menyebabkan konflik antartetangga lalu dalam skala yang lebih besar, itu akan menyebabkan konflik antarnegara.
Para ilmuwan telah mendokumentasikan bahwa untuk memproduksi satu sajian daging sapi membutuhkan lebih dari seribu galon air. Sebagai pembanding, pola makan vegan memakai sepersepuluh dari jumlah itu.
Jadi, cara yang terbaik adalah bersiaga terhadap konflik itu dengan tindakan pencegahan penuh. Pola makan vegan akan membantu kita dalam hal itu, dan hampir dengan seketika.
http://www.presstv.ir/detail.aspx?id=138106§ionid=3510212
http://www.bbc.co.uk/news/science-environment-10918591
http://timesofindia.indiatimes.com/city/hyderabad/Water-crisis-hits-paddy-farmers/articleshow/6284326.cms
http://edition.cnn.com/2010/BUSINESS/08/08/drought.barley.russia.ft/index.html?iref=24hours#fbid=yEdbQYgywkT&wom=false
http://www.physorg.com/news200559841.html
http://en.rian.ru/russia/20100809/160131934.html
http://www.bbc.co.uk/news/business-10915754
http://news.mongabay.com/2010/0808-hance_russia_asia.html