Salam sejahtera, pemirsa yang lemah lembut, selamat menonton Perjalanan Melalui Alam Estetis di Supreme Master Television. Hari ini, kita akan pergi ke surga tropis, Brunei Darussalam untuk bertemu dengan para anggota Organisasi Kesenian Tradisional Suku Bisaya, dan berkesempatan untuk menghayati musik serta tarian tradisional mereka.
Awang Limbun bin Yaba (L): Selamat sore! Terima kasih kepada Supreme Master Television karena datang ke kampung kami. Terima kasih telah datang. Dan di sini, saya Awang Limbun bin Yaba sebagai wakil ketua Organisasi Kesenian Tradisional Suku Bisaya.
Supreme Master TV: Di antara tujuh kelompok etnik di Brunei, orang Bisaya menetap di sepanjang pantai barat laut. Orang asli Bisaya juga bisa dijumpai di negara bagian Sabah dan Sarawak di Malaysia. Menurut legenda Bisaya Kalimantan, semasa Sultan Brunei pertama kali melihat kawasan Bisaya, ia berseru, “Bisai-yah!” yang artinya “Betapa indahnya!” Dengan itu, warga di tanah yang diberkati ini dinamai. Sebagai penganut agama Islam, Kristen, atau agama orang pribumi sendiri, orang Bisaya adalah orang yang harmonis dan percaya diri.
Awang Limbun bin Yaba (L): Bisaya adalah suku kami. Di masa silam, kami percaya dan mematuhi titah raja-raja kami. Kami percaya kepada diri kami. Raja-raja dulu juga percaya kepada kami.
Supreme Master TV: Orang Bisaya datang ke Pulau Kalimantan beberapa ratus tahun lalu. Mereka terkenal dengan kemahiran menanam padi, keladi, sagu, pisang, kelapa, jahe, lada, dan tanaman-tanaman lain. Dalam perayaan syukuran panen tahunan, laki-laki dan wanita yang memakai kostum etnik bernyanyi dan menari mengikuti musik rakyat. Sekarang, marilah kita dengarkan lagu yang dimainkan dengan alat-alat musik tradisional, berjudul “Gendang Perang”.
Awang Limbun bin Yaba (L): Musik ini dipersembahkan terutama saat Gulang serta perayaan Temaruk serta perayaan Temaruk dan juga ketika kami mengadakan perayaan Doa Kesejahteraan.
Supreme Master TV: Musik tradisional juga dimainkan pada hari meriah yang lain seperti dalam upacara pernikahan atau saat menyambut orang yang sangat penting. Dengan paluan gong yang mempesona, semua orang, tua dan muda, menari. Seterusnya, mari kita nikmati tari tradisional Bisaya yang dipersembahkan untuk menyambut tamu, yang disebut “Alai Perang”.
Diiringi oleh musik yang menenangkan, tarian Bisaya yang anggun benar-benar ekspresi kegembiraan batin! Sekarang tamu kami, Bapak Limbun bin Yaba, menerangkan bagaimana kelompoknya terbentuk.
Awang Limbun bin Yaba (L): Kami mendirikan kursus ini 24 Juni (2007). Kami merekrut 47 orang yang berumur 7 hingga 19 tahun. Ada 25 anggota komite, meliputi ketua, wakil ketua, sekretaris, bendahara, serta beberapa pelatih.
Kursus ini kami dirikan agar generasi mendatang mengingat peninggalan dari nenek moyang kami sejak masa silam, dari nenek moyang kami kepada anak cucu kami, agar mereka mengingat warisan tradisional kami.
Supreme Master TV: Orang Bisaya dikatakan merupakan pemusik gong yang cemerlang. Alat musik tradisional Bisaya terdiri dari gong besar dan gong kecil sebagai alat musik tunggal atau dalam suatu set seperti kulintangan. Selain itu, drum digunakan untuk mengatur pewaktuan dan rentaknya.
Awang Limbun bin Yaba (L): Kami mengetahui bahwa alat-alat musik ini telah ada sejak nenek moyang kami dari suku Bisaya.
Ini dinamakan dumbak. Dumbak ini harus yang pertama dimainkan ketika pertunjukan dimulai, karena tanpa dumbak, kita tidak dapat memainkan alat musik yang lain. Ini harus yang pertama dimainkan seperti gendang kami. Ini bebandil atau canang. Ini adalah taritik, dan yang ini dinamakan bandil, Bandil kecil atau taritik dibantu oleh taritik besar, supaya suaranya lebih jelas.
Ini dinamakan gong kecil, setelah canang atau bebandil dimainkan. Ini adalah gong besar yaitu yang ketiga. Apabila yang kecil dimainkan, yang besar akan menghasilkan suara menurut rentak gong yang kecil. Ini dinamakan peningkul. Peningkul akan mengikuti suara gong besar. suara gong besar. Setelah semua dimainkan, kulintangan akan dimainkan.
Supreme Master TV: Mengikuti urutan umum, aneka lagu dan aransemen menghasilkan berbagai karya musik yang dinamai menurut ritme drum-nya.
Awang Limbun bin Yaba (L): Irama gendang yang sudah diajar sebanyak 5 irama, salah satunya adalah gendang parang, dan yang kedua gendang sayau, ketiga raja beradu, keempat pebayu. keempat pebayu. kelima imang-imang. Salah satu jenis gendang yang kami ajarkan adalah patih gendang.
Supreme Master TV: Selanjutnya, kelompok artis muda berbakat ini memainkan lagu rakyat berjudul “Gendang Sayau”.
Narizal (L): Nama saya Narizal. Saya berumur 8 tahun. Saya tinggal di Kampung Bebuloh. Saya suka main kulintangan. 2 tahun sudah. 2 tahun sudah saya bermain.
Haidina (P): Nama saya Haidina. Saya berumur 12 tahun. Saya belajar tarian ini selama tiga tahun. Saya belajar tarian ini karena ini adalah tradisi saya sendiri.
Supreme Master TV: Sambutan hangat dari pengikut latihan adalah inspirasi yang besar bagi Bpk. Limbun bin Yaba, yang memiliki komitmen untuk memelihara tradisi bangsanya.
Awang Limbun bin Yaba (L): Ini adalah busana suku Bisaya yang saya pakai ini. Jadi, bila ada resepsi pernikahan, festival, dan pesta, kami harus memakai pakaian tradisional ini.
Juga ada tarian yang kami ajarkan. Di antaranya, yang pertama tari ngasok, kedua, tari sapu tangan, dan tari kipas, yang keempat yang kami sebutkan tadi. Yang ketiga adalah tari sayau dan yang kelima, tari alai perang.
Supreme Master TV: Gendang imang dimainkan saat menghibur tamu. Musik yang beritme ini digunakan untuk mengiringi tari sambutan: imang-imang.
Melalui tradisi musik dan tarian Bisaya yang dihayati banyak orang, dunia dapat melihat warisan budaya Brunei yang indah dan beraneka. yang indah dan beraneka. Sebelum mengakhiri, tamu kami menyampaikan harapan tulusnya.
Awang Limbun bin Yaba (L): Kami berharap budaya tradisional suku Bisaya di Kampung Bebuloh tetap eksis dan bisa meluas ke wilayah-wilayah lain.
Kami dari bengkel suku Bisaya ucapkan terima kasih kepada Supreme Master Television yang telah datang ke Kampung Bebuloh.
Supreme Master TV: Terima kasih kami, Bapak Limbun bin Yaba dan para anggota muda Organisasi Kesenian Tradisional Suku Bisaya yang mengagumkan, karena telah berbagi musik dan tari tradisional Anda yang indah. Semoga keindahan unik warisan Anda terus memperkaya suku Bisaya dan dunia yang berkembang pada masa-masa mendatang.