Emanuel Swedenborg dilahirkan di Stockholm, Swedia di tahun 1688. Kekristenan
sangat penting bagi keluarga Swedberg, bahkan nama dari kebanyakan
saudara kandungnya dipilih dari Alkitab. Nama Alkitab “Emanuel” artinya
“Tuhan bersama kita.” Nama ini terbukti menjadi arah bagi masa depan
anak muda itu.
Walaupun masih muda, Emanuel Swedenborg terbenam
dalam kerinduan terhadap Tuhan. Ia memperlihatkan
kebijaksanaan dalam hal
kerohanian melebihi usianya. Dalam sebuah surat di tahun
1967 ia menulis ke temannya, ia mengingat kembali masa mudanya dengan menyatakan:
“Dari usia empat sampai sepuluh tahun, saya terus
memikirkan tentang Tuhan, keselamatan, dan penderitaan
rohani manusia, dan beberapa kali saya mengungkapkannya yang
membuat ayah dan ibu saya terheran-heran.
Dari usia enam sampai
duabelas tahun, kesenangan saya adalah berbicara dengan pemuka agama
mengenai Keyakinan – jiwa adalah kasih, dan kasih yang
memberi jiwa.”
Sewaktu di universitas,
Emanuel Swedenborg mengembangkan minatnya dalam teori ilmu pengetahuan
dan hukum alam. Ia mulai percaya bahwa kebenaran tidak bisa dibuat dari
pengetahuan saja, tapi harus berkemampuan untuk mengungkapkan, sebuah
keyakinan yang kemudian mengubah cara ia memandang agama.
Setelah lulus dari
Universitas Uppsala di tahun 1709, Emanuel Swedenborg pergi ke London,
Inggris untuk melanjutkan studinya dalam ilmu pengetahuan, dengan
penekanan pada fisika, astronomi, dan ilmu alam.
Ia memiliki pikiran
yang brilian, berdaya cipta, jauh ke depan dari dunia yang
mengelilinginya. Ia mendokumentasikan rencana dan gambar mekanik baik
untuk kapal selam maupun pesawat terbang, gagasan yang tidak akan
menjadi kenyataan di Bumi paling tidak selama 200 tahun lagi.
Pendeta
David Brown dari kapel Musafir Kaum Swedenborgian di Los Angles,
Kalifornia, memberi kita lebih banyak wawasan tentang Emanuel Swedenborg.
Pendeta David Brown (L): Tahun
1688 sampai 1772 adalah masa hidupnya. Jadi itu adalah semacam zaman
Pencerahan di Eropa. Masa Pencerahan.
Menurut saya ada semacam hal
menarik mengenainya yaitu pada awal hidupnya, ia adalah
seorang ilmuwan. IQ-nya di luar bagan -- orang
memperkirakan IQ-nya sekitar 200 -- dan mengerti 11 bahasa dengan lancar.
Yang tak dapat disangkal, ia adalah salah satu ilmuwan utama pada zamannya.
PEMBAWA ACARA: Walaupun
diberkati secara intelektual, akan tetapi keinginan terdalam Emanuel
Swedenborg adalah dunia rohani. Ia mulai belajar Alkitab secara
mendalam sejak awal di usia 50-an. Pada usia 57 tahun,
Emanuel Swedenborg tiba-tiba memperoleh wahyu batin yang dalam yang
mengubah kehidupannya.
Dalam bukunya, “Surga dan Neraka,” Swedenborg
menggambarkan pengalaman ini: “Saya dibawa dalam sebuah kondisi
kehilangan kesadaran yang berhubungan dengan kesadaran fisik, secara
praktis, itu adalah kondisi orang yang sekarat… Saya dibiarkan
untuk merasakan dan merasa bahwa ada yang menarik, semacam menarik
elemen yang lebih dalam dari pikiran saya- roh saya - keluar dari
tubuh saja. Saya diberi tahu bahwa ini dilakukan oleh Tuhan, dan
merupakan sumber dari kebangkitan… Para malaikat tampak sedang
memutarbalikkan tutup mata ke arah batang hidung, sehingga mata itu
dibuka dan bisa melihat… Begitu tutup ini sudah diputar-balikkan,
sesuatu yang terang tapi samar mulai terlihat.”
Ia mulai melihat cahaya
terang, yang ia sadari adalah Tuhan. Dia lebih lanjut menuliskan:
“Tuhan terlihat seperti sebuah matahari… tinggi di atas surga …di
depan wajah-wajah para malaikat di tengah ketinggian.”
Pendeta Dr.
Jonathan Mitchell menuturkan lebih lanjut:
Pendeta Dr. Jonathan Mitchell
(L): Ketika ia berada di usianya yang ke 50-an, ia mempunyai
serangkaian mimpi dan visi yang kuat, dan apa yang ia laporkan dan apa
yang dia yakini adalah mata rohaninya terbuka dan ia bisa melihat
dunia rohani. Dan bahwa, selama 20 atau 30 tahun terakhir kehidupannya,
ia terus sadar akan dunia rohaninya dan hidup dalam dua dunia
secara serempak.
PEMBAWA ACARA: Selama sisa
hidupnya, Emanuel Swedenborg hidup dalam kesadaran komunikasi dengan
dunia rohani.
Pendeta David Brown (L): Dia
banyak menyokong ini, Anda bisa menyebutnya “kesadaran murni”, kehidupan
ini dalam dunia mistis dan mempunyai penglihatan rohani hampir selama 30
tahun secara terus-menerus, dan ini adalah selama kehidupan yang terjaga
dan dalam mimpi.
Dia tidak punya akses untuk pengajaran dari Timur dan
ia melakukan semacam memasuki tahap meditatif, tahap mistis ini yang
bisa Anda bandingkan dengan Samadhi, masuk ke tahap mistis yang sangat
dalam dimana orang lain akan melihatnya benar-benar tidak berfungsi sama
sekali. Tapi ia benar-benar melatih seluruh kehidupannya untuk fokus di dalam
dunia rohani dan bisa berjalan melalui dunia roh.
Dia melukiskan berjalan melalui
Surga yang tinggi dan melalui Neraka yang terendah dan bagaimana semua
ini terjadi. Jadi ini adalah tulisan Emanuel Swedenborg, dan itu adalah
teologi kami. Satu hal yang ia berikan kepada kami adalah apa yang dia
sebut “rasa rohani.” Dan ini adalah rasa rohani untuk Dunia, untuk
Alkitab. Dan apa yang cukup unik atas pengertiannya tentang Alkitab
adalah ada kata-kata harafiah di sana tapi di dalamnya ada
lapisan arti yang lebih dalam.
Sebagai seorang berpenglihatan
rohani yang tercerahkan, Emanuel Swedenborg adalah seorang vegetarian.
Ia menulis secara lebih mendalam pengertian rohani tentang pola makan dari
hubungan manusia dengan hewan-hewan. Banyak kaum Swedenborgian sekarang
ini mengikuti pola makan vegetarian. Tuhan memerintahkan umat manusia tentang
pola makan non-hewani ini.
Pendeta David Brown (L): Saya
akan membacakan sebuah kutipan dari “Arcana Celestia.” Ia mengatakan, “Mengenai hal itu ,
makan daging hewan adalah sesuatu yang najis. Selama di zaman kuno,
orang tidak pernah makan daging hewan atau burung apapun tapi hanya
bermacam-macam padi-padian, terutama gandum dan roti, juga buah-buahan,
sayur-sayuran.
Membantai makhluk hidup dan makan dagingnya, bagi mereka,
buruk sekali, sama seperti kelakuan hewan-hewan liar. Pelayanan dan
penggunaan saja yang diminta dari makhluk-makhluk itu, seperti
dijelaskan dalam Kejadian 1:29 dan 30. Tapi dalam proses waktu, ketika
manusia mulai menjadi sama biadabnya seperti hewan-hewan liar,
mereka sesungguhnya lebih biadab, mereka mulai membantai para makhluk hidup dan
memakan dagingnnya.”
PEMBAWA
ACARA: Dalam perjalanan batinnya menuju peradaban kuno ini, Emanuel
Swedenborg belajar bahwa perbuatan untuk membuat korban hewan bagi
Tuhan tidak pernah didengar dan menulis: “Yang Paling Kuno yang ada
sebelum air bah tidak pernah tahu sama sekali tentang korban, ataupun
masuk dalam pikirannya untuk menyembah Tuhan dengan membantai
hewan-hewan.”
Sebenarnya,
orang kuno menganggap semua yang di Bumi, termasuk hewan, harus
disucikan. “Orang Paling Kuno... melihat semua bentuk kehidupan di
gunung, bukit, dataran dan lembah… dan juga di semua makhluk hidup dari
semua jenis… sesuatu yang menjadi wakil dari Kerajaan Tuhan.”
Emanuel Swedenborg menggambarkan
bagaimana manusia mulai jatuh dari tahap yang ditinggikan ini. Karena
manusia jatuh, mereka meninggalkan ideal yang baik dan terpuji dari pola
makan
vegetarian. “Tapi dalam proses waktu, ketika umat manusia mulai menjadi…
sesungguhnya lebih biadab, mereka mulai membantai
makhluk hidup
dan makan dagingnya.”
Emanuel Swedenborg lebih lanjut menggambarkan
standar moral yang ditinggikan yang dengannya peradaban kuno ini hidup:
“Orang paling kuno… semua puas dengan barang mereka sendiri, dan sama
sekali tidak mengenal apakah itu menjadi kaya dari barang orang lain dan
melakukan dominasi... Semua orang lalu melakukan kebaikan dari kebaikan
dan apa yang hanya dari keadilan. Mereka tidak bicara apapun kecuali
apa yang benar… Zaman itu juga dikenal bagi penulis kuno, dan disebut
oleh mereka zaman Emas dan juga Saturnian.”
Melalui
gambaran hidup orang-orang kuno yang sangat ditinggikan ini, Emanuel
Swedenborg berharap dapat menginspirasi umat manusia untuk berusaha
mengikuti contoh mereka. Ia menganjurkan bahwa kita harus menjadi
seperti Tuhan walaupun saat tinggal di atas Bumi ini: “Kita tidak bisa
menjadi malaikat, yaitu, datang ke Surga, kecuali kita membawa sesuatu
yang bersifat malaikat dari kehidupan di dunia ini.”
Tokoh Swedenborgian termasuk Johnny Appleseed yang
menyebarkan ajaran Emanuel Swedenborg hidup dalam pelayanan
kehidupan dengan menamam pohon apel, bagi mereka yang datang mencarinya.
Helen Keller yang murah hati adalah kaum Swedenborgian lainnya yang
terkenal yang menyatakan bahwa ajaran-ajaran Emanuel Swedenborg membantu
membuka mata rohani batinnya.
Sekelompok kaum Swedenborgian kemudian
membentuk Gereja Kristen Alkitab yang dimulai di Saltford, Inggris,
lalu menyebar ke Amerika Serikat sebagai gerakan keagamaan dan
vegetarian pada awalnya.
Gereja Kristen Alkitab meminta anggotanya
menjadi vegetarian murni dan menjauhkan diri dari alkohol dan semua
tindakan yang dianggap berbahaya bagi kesehatan tubuh.
Pendeta Dr. Jonathan Mitchell
(L): Swedenborgian mengatakan alasan mengapa kita mempunyai kehidupan di
planet ini, itu adalah perjalanan untuk menemukan siapa kita, dan apa
yang kita dapatkan adalah apa yang benar-benar paling kita cintai.
Kita menemukannya melalui banyak pilihan yang kita buat. Proses pertumbuhan
rohani ini adalah untuk membuat keputusan itu, untuk melihat apa yang
mereka rasakan dan untuk memutuskan apakah itu adalah keputusan yang
ingin kita buat. Ketika kita melewati kehidupan ini menuju dunia roh,
Swedenborg mengatakan itu apa yang kita cintai. Mungkin itu adalah
kesimpulan satu ungkapan dari Swedenborg: “Kita adalah apa yang kita
cintai.”
PEMBAWA ACARA: Tulisan-tulisan Ilahi dan penafsiran Alkitab Emanuel Swedenborg digunakan untuk
menginspirasi pembentukan Swedenborganisme atau Gereja Baru setelah
ia meninggal.
Selama
kesadarannya, Emanuel Swedenborg belajar bahwa Tuhan telah menunjuknya
untuk menulis penafsiran rohani dari Alkitab, dan bahwa tulisannya akan
dituntun oleh penglihatan dan pengungkapan batin. Selama 10 tahun
kehidupan berikutnya, ia mulai menafsirkan setiap ayat dalam Alkitab.
Pendeta Dr. Jonathan Mitchell
(L): Tulisan-tulisannya benar-benar difokuskan pada dua topik besar:
pertama adalah kenyataan dunia rohani, dan topik utama kedua dari
tulisannya adalah yang dia sebut membaca Alkitab yang berkaitan.
Membaca
yang berkaitan adalah yang sekarang kita sebut penafsiran simbolik dari
Alkitab sebagai pemberian nilai bagi perjalanan hidup kita. Ia menulis
tentang dua topik itu dalam bahasa Latin; dia menulis banyak tentang
penafsiran Alkitab, penjelasan ayat demi ayat tentang Kejadian dan
Keluaran.
PEMBAWA ACARA: Publikasi pertama
Emanuel Swedenborg dinamakan “Arcana Celestia” atau “Rahasia Surgawi”
yang merupakan sebuah karya besar 8 jilid yang berisi 7.000 halaman. Naskah ini
menjadi dasar bagi banyak karya teologinya lebih lanjut yang ia
terbitkan dengan biaya sendiri dan dibagikan secara cuma-cuma.
Emanuel Swedenborg mengajarkan bahwa manusia adalah makhluk roh, berpakaian
tubuh manusia selama kehidupan Duniawinya. Ketika kita dibebaskan dari
dunia fisik ini, kita memasuki kehidupan roh yang berkembang tiada akhir.
Dia menekankan bahwa kelakuan kita selama hidup di Bumi
ini
mempengaruhi kehidupan kita selanjutnya. Ia menegaskan bahwa kehidupan yang
baik adalah hidup menurut Sepuluh Perintah Tuhan. Namun, ia tidak
mengajarkan tentang pekerjaannya, atau ia tidak mencari pengikut atau
penganut. Dia datang untuk menyatakan apa yang dia yakini menjadi wahyu
dari Tuhan, dan semata-mata meninggalkan karyanya untuk warisan bagi umat
manusia.
Pendeta David Brown (L): Salah
satu hal yang menarik tentang Emanuel Swedenborg adalah ia tidak
bermaksud mendirikan gereja. Fokusnya sangat banyak pada tulisan. Jadi,
misinya sedikit berbeda dengan lainnya yang lebih fokus untuk mulai
membangun jemaat atau gerakan keagamaan. Dia lebih fokus pada
tulisannya sendiri dan memelihara kesuciannya.
Pendeta Dr. Jonathan Mitchell
(L): Keyakinan kami adalah gereja adalah gereja roh. Bagi kami,
dua orang berada di gereja yang sama jika mereka mempunyai kasih yang sama
dalam hatinya, mereka mempunyai hubungan yang sama terhadap
Penciptanya.
Bagi
Swedenborg, gereja selalu merupakan hal kerohanian, bukan sebuah
institusi. Apa yang umum dalam semua agama di dunia adalah berbalik ke
dalam, pendekatan bukan harfiah ke kitab-kitab suci dan doktrin
tradisional dan melihat ke dalam, aspek rohani dari kehidupan kita,
dalam kasih kita kepada Tuhan. Dan saya pikir dia benar meramalkan saat
dimana agama-agama dunia bisa datang bersama. Dan apapun latar belakang
agama kita, kita dapat berbagi pengalaman kita, pengalaman rohani kita,
perjalanan kita, dan saling mendukung.
PEMBAWA ACARA: Kaum
Swedenborgian mengikutsertakan tulisan-tulisan rohani Emanuel
Swedenborg dalam mempelajari Alkitab Perjanjian Lama dan Baru.
Penafsiran rohani ini
mengungkapkan arti dari kedatangan Guru Yesus Kristus yang kedua kalinya.
Pendeta David Brown (L): Apa
yang dia gambarkan adalah kedatangan Kristus yang kedua kalinya dalam
roh dan itu sudah terjadi. Dan bahwa kita sudah memasuki zaman baru ini,
zaman terakhir ini, dan itu benar-benar setiap orang memanifestasikan
apa yang kita sebut Kota Suci Yerusalem Baru di sini di Bumi; itu adalah
Surga di atas Bumi. Dan itu melalui setiap dari kita sehingga kita
memanifestasikan kenyataan ini.
Di gereja Swedenborgian, kata
Yerusalem mempunyai beberapa tingkat keberadaan dan simbolis. Dan,
terutama, bagi kami, Yerusalem adalah tempat di dalam dimana kita
datang untuk bertemu dengan Pencipta kita, dimana kita datang untuk
bersama Misteri, dimana kita datang untuk bersama Yang Suci.
Dan Yerusalem baru, bagi Gereja kaum Swedenborgian, adalah hari yang akan
datang itu, hari ketika orang dari semua agama akan datang bersama untuk
berbagi perjalanan satu sama lain dan saling mendukung melalui jalan
pilihan mereka sendiri, ketika, semua agama di dunia akan datang bersama
untuk melayani, bersama-sama, semua orang di dunia.
Emanuel Swedenborg
suatu ketika ditanya apakah penglihatan dan tulisan batinnya itu benar.
Dia menjawab: “Sebenar-benarnya seperti Anda melihat saya di depan mata Anda,
begitu benar semua yang saya tulis. Saat Anda masuk ke keabadian, Anda akan
melihat semuanya, dan lalu Anda dan saya akan banyak membicarakannya.”
PEMBAWA ACARA: Kita akan
menyelidiki tulisan Emanuel Swedenborg tentang peradaban kuno yang
mulia dan idealnya vegetarisme.
Sistem kepercayaan
Swedenborgianisme didirikan dengan namanya dan gereja-gereja seperti
Gereja Baru Gereja Yerusalem Baru yang berkembang dari
peninggalan tulisannya. Kaum Swedenborgian berbagi kepercayaan Kristen
tradisional, di samping aspek rohani dari penafsiran Kitab Injilnya
Emmanuel Swedenborg. Pendeta David Brown dari Kaum Swedenborgian Kapel
Wayfar menjelaskan lebih lanjut:
Pendeta David Brown (L): Ia
hanya semacam membuat gambaran ini dengan cara rohani bahwa ada arti
pada apa yang tertulis dalam Alkitab dan juga ada lapisan arti yang
lebih dalam. Semua yang ada dalam dunia fisik ada hubungannya dengan
sesuatu yang rohani.
PEMBAWA ACARA: Gereja dipandang
sebagai pusat rohani, bukan sebagai institusi, dan banyak yang terbuka
bagi berbagai macam kehidupan dan praktisi agama sehari-hari. Pendeta Dr.
Jonathan Mitchell menjelaskan kesadaran luas dari Swedenborgianisme.
Pendeta Dr. Jonathan Mitchell
(L): Ada banyak jalan menuju Tuhan; bahwa semua agama besar utama di
dunia mengajarkan jalan itu dan dengan cara yang berbeda, dan bahwa kita
semua mengikuti jalan kita sendiri menuju Tuhan dan kita saling dukung
di jalan itu dan jalan itu adalah proses seumur hidup.
PEMBAWA ACARA: Bagaimana kaum
Swedenborgian menghormati Tuhan?
Pendeta David Brown (L): Salah
satu kata favorit kami adalah, “Semua agama berhubungan
dengan kehidupan dan kehidupan agama adalah melakukan yang baik.” Jika
Anda sudah menjalani kehidupan yang baik dan benar, yang terus menerus,
tidak saja dari dunia ini, itu akan berlanjut ke alam rohani. Anda punya
pribadi luar Anda dan apa yang Anda tunjukkan kepada dunia, lalu Anda
juga punya bagian dalam rohani, yang lebih nyata, kebenaran rohani
mengenai siapa Anda sebenarnya.
Jika Anda hidup di luar itu secara konsisten,
itu adalah ibadah tertinggi yang bisa Anda lakukan. Kegunaan adalah
filsafat yang lain dari Gereja Kaum Swedenborgian. Untuk berguna dalam
cara apa saja yang datang pada Anda adalah jalan lain untuk hidup dengan
kebenaran dan kebaikan di dunia.
PEMBAWA ACARA: Emmanuel
Swedenborg mengajarkan bahwa hidup dalam kehidupan pelayanan, saling
melayani dengan ketulusan hati dalam hidup kita sehari-hari akan
mengangkat kita sebagai makhluk rohani.
Pendeta Dr. Jonathan Mitchell
(L): Apa yang ia ajarkan lebih dulu adalah belajar Alkitab
dengan maksud
simboliknya, dengan tujuan untuk memperoleh petunjuk bagi hidup kita. Ia
sangat mistis, tapi sangat praktis pada waktu bersamaan. Menurutnya kita
hidup dengan agama kita dalam kehidupan sehari-hari dan salah satu cara
terbesar adalah melalui pilihan karir yang sudah kita buat, dan
pekerjaan kita sebenarnya di dunia, dan semangat yang menyertai apa yang
kita lakukan.
Anda bisa menjadi pemilik toko dan hanya peduli pada garis
dasarnya, atau Anda bisa jadi pemilik toko tapi juga peduli agar
pelanggan Anda mendapatkan produk yang cocok bagi mereka. Anda bisa melakukan pekerjaan
dengan semangat melayani sesama umat manusia.
Menurut saya pertumbuhan rohani
kita datang dari kehidupan pelayanan, dan semacam melihat ke dalam
tentang apa yang sedang terjadi di dalam kita karena kita hidup dalam
kehidupan pelayanan dan melihat dengan mendalam ke motivasi kita untuk
melakukan apa yang kita lakukan.
PEMBAWA ACARA: Di tahun 1763,
Swedenborg menerbitkan “Doktrin Tuhan,” yang memberi pandangan Rohani
pada Tuhan Yesus dan misinya di Bumi. Swedenborg percaya bahwa Yesus
Kristus adalah seseorang yang sudah mencapai satu kesadaran dengan Tuhan.
Ini merupakan suatu hak waris turunan bagi kita semua, ia katakan, itu
hanya karena sebagian besar kehilangan arti dari hubungan sejarah.
Pendeta Dr. Jonathan Mitchell
(L): Menurut saya, ia percaya bahwa Yesus adalah yang terutama dan
terpenting, seseorang yang mencapai penyatuan kesadaran dengan Tuhan.
Seperti banyak Kekristenan tradisional, kami percaya bahwa Yesus adalah
Inkarnasi, dan bahwa dalam Yesus, Tuhan memimpin kehidupan manusia.
Swedenborg
menekankan proses dari pertumbuhan rohani yang Yesus jalankan dalam
kehidupannya sendiri, pertumbuhannya sendiri, dalam tahap pengembangan
dan proses yang melaluinya Yesus mencapai penyatuan dengan Tuhan. Dan
proses yang Yesus jalankan, Swedenborg mempunyai terminologi sendiri
untuknya; ia menyebutnya “pemujaan.” Proses itu adalah model bagi
proses rohani kita sendiri, yang ia sebut “pembaharuan jiwa.”
Yesus menjelaskan jalan secara
rohani yang kita semua bisa mengikutinya. Itu adalah benar semua
tentang kembali kepada Tuhan. Bagi kaum Swedenborgian, setelah
kematian dan kebangkitannya, Yesus dengan sepenuhnya menyatu dengan
Tuhan.
Ia tinggal di hati kita dan ia
menelusuri jalan itu bersama kita. Ketika kita memerlukan kekuatan dalam
perjalanan itu, kekuatan itu datang dari Kristus yang di dalam.
Ia menggambarkan banyak
tingkatan dunia rohani. Ia menjelaskan di sana akan menjadi tempat dimana
roh diterima setelah kematian tubuh kita. Roh pergi ke rumah rohnya
sendiri dan ia menyebutnya surga dan neraka dan itu selalu bersifat
jamak baginya.
Pengertian dasar dunia rohani
kaum Swedenborgian adalah Tuhan dan neraka adalah keadaan
rohani. Mereka adalah keadaan pikiran dan perasaan.
PEMBAWA ACARA: Ia juga berjalan
balik melewati waktu, dan mengunjungi Orang-orang Paling Kuno yang hidup
di Bumi, yang semuanya secara rohani tumbuh sangat tinggi. Di bukunya
“Arcana Celestia” (“Rahasia Surga”) Emmanuel Swedenborg menulis secara
ekstensif peradaban kuno ini, yang ia sering sebut sebagai Gereja Paling
Kuno.
Pendeta David Brown (L): Ia
membicarakan tentang Gereja Paling Kuno, dan itu sangat utama sebelum
air bah Nuh. Gereja Paling Kuno pada dasarnya melukiskan umat manusia
jauh lebih banyak berhubungan dengan Tuhan.
PEMBAWA ACARA: Emmanuel
Swedenborg menjelaskan bagaimana orang ini menerima tuntunan batin yang
memimpin hidupnya: “Gereja Paling Kuno memiliki wahyu yang seketika
melalui hubungan langsung dengan roh dan malaikat dan juga melalui
penglihatan dan mimpi dari Tuhan. Pengalaman ini membuat mereka bisa
mengetahui dengan cara yang umum apa yang baik dan benar.”
Setelah kematian Emanuel
Swedenborg, tulisannya memperoleh pengakuan lebih luas dan para
pengikutnya memulai sebuah gerakan yang disebut sebagai
Swedenborgianisme.
PEMBAWA ACARA: Kita berterima
kasih bahwa guru mulia seperti Emanuel Swedenborg telah merahmati Bumi
kita, membantu untuk meningkatkan tingkat kesadaran dan mengangkat dunia
kita menuju era emas yang baru dimana semua penghuni Bumi dapat hidup dalam
keharmonisan.