Dr. Fred Alan Wolf: Jalur rohani adalah saat Anda sudi melihat pada hal-hal yang tidak termasuk dalam prasangka mengenai hal itu.
Selamat datang, pemirsa tercinta, pada Sains dan Spiritualitas di Supreme Master Television. Acara hari ini adalah bagian satu dari tiga seri yang mengemukakan wawancara dengan ahli fisika kuantum populer, penulis dan penceramah dari Amerika Serikat, Dr. Fred Alan Wolf. Dr. Wolf memperoleh Ph.D. dalam fisika teoritis dari Universitas Kalifornia– Los Angeles, AS tahun 1963. Dia telah berceramah ke seluruh dunia, melakukan riset yang ekstensif dalam bidangnya, menulis banyak buku yang memenang penghargaan seperti “Melakukan Lompatan Kuantum” dan “Alam Semesta Rohani” dan menjadi ahli fisika residen pada acara Discovery Channel “The Know Zone.” Dr. Wolf telah muncul dalam banyak film populer seperti “What The Bleep Do We Know” dan “The Secret.” Dia dikenal untuk penjelasan hukum kompleks fisika kuantum dalam satu cara yang menarik hingga orang awam dapat memahaminya dengan lebih baik dan melihat bagaimana mereka berhubungan dengan prinsip-prinsip rohani. Karyanya yang menakjubkan memercikkan minat banyak orang untuk menanyakan secara mendalam akan hakekat keberadaan dan pikiran. Mari kita kini menemui Dr. Wolf yang terkenal.
Supreme Master TV: Dr. Wolf, selamat datang di Toronto (Kanada)!
Dr. Fred Alan Wolf: Terima kasih, senang berada di sini.
Supreme Master TV: Ceritakan kepada kami tentang latar belakang Anda.
Dr. Fred Alan Wolf: Saya telah bekerja di banyak tempat. Saya bekerja untuk pemerintah. Saya mengajar di berbagai universitas: Universitas Paris (Perancis), Universitas London (Inggris), Institut Riset Nuklir Hahn Meitner di Berlin (Jerman), Universitas Yahudi di Yerusalem (Israel) serta Universitas Negeri San Diego di Kalifornia (AS) dan banyak institusi lain juga.
Supreme Master TV: Jadi apa yang memotivasi Anda mempelajari hubungan antara spiritualitas dan fisika kuantum?
Dr. Fred Alan Wolf: Terutama karena minat saya dalam hakekat gaib. Nampaknya aneh tetapi sebagai seorang anak saya mengalami kesulitan berbicara, dan amat sangat gagap. Dan salah satu dari dua teknik yang saya pelajari untuk memperbaiki kemampuan bicara saya: salah satunya berlatih bernafas dalam dan meditasi. Ini sebelum saya mengenal apakah itu meditasi. Saya baru berusia sembilan atau sepuluh tahun tetapi ahli terapi bicara saya, dengan salah satu alat yang dia pakai untuk menjadikan saya berfokus pada nafas saya, dan mengubah ritme saya, sehingga berbicara, yang tentunya adalah teknik meditasi. Dan saya juga berlatih melakukan apa yang saya akan sebut “sulap” di depan cermin. Saat Anda melakukan trik-trik sulap dimana Anda benar-benar melakukannya, itu adalah satu pertunjukkan. Seorang tukang sulap seperti satu pertunjukkan panggung dan satu keberadaan karena Anda bukan hanya bercerita, tetapi Anda juga menunjukkan atau menggambarkan atau Anda memperlihatkan efek sebagai hasil kisahnya, dan ini berarti Anda harus berbicara. Maka dua hal ini bersama membuat saya sembuh dari gagap, serta memicu minat saya akan proses yang saya sebut sulap ini. Maka saat saya mulai mempelajari lebih dalam, atau secara lebih mendalam, hakekat alam yang saya tinggali, saya jadi berminat dengan cahaya, cahaya yang kita lihat. Dan saya bertanya, “Apa sih ini? Bagaimana kerjanya? Apakah itu cahaya?” Dan itu membawa saya pada “Apakah segala hal itu?” Ini menjadikan saya memperlajari fisika, dan itu yang membawa saya pada fisika teoritis karena pada fisika teoritis karena saya selalu berminat akan bagaimana kita memahami yang terjadi. Ini secara alami membawa saya pada fisika kuantum, yang adalah fisika utama saat ini, dan itulah awal saya mulai.
Supreme Master TV: Kitab suci Buddhis Sutra Ornamen Bunga mengatakan, “Persepsi kita akan Tiga Alam muncul dari pikiran,” juga, “Pikiran adalah seperti pelukis ahli mengalami segala hal saat melukis.” Dalam persepsi kita akan alam raya, Dr. Wolf melihat keserupaan antara prinsip-prinsip fisika kuantum, dan spiritualitas, terutama sehubungan dengan peran pikiran dalam membentuk yang kita lihat.
Sebagai ahli fisika, apakah pandangan Anda tentang jiwa?
Dr. Fred Alan Wolf: Ya, ini konsep yang menarik, dan tentunya, telah menjalani banyak perubahan berdasarkan kebudayaan mana yang Anda libatkan. Dalam kebudayaan kuno, saya kira jiwa dihubungkan dengan nafas. Maka Anda katakan, “Saya adalah” atau “ahkman” “Saya bernafas.” Ada hubungan antara ’ah’ – jiwa/nafas, sehingga ada hubungan di sana. Sepanjang seseorang bernafas, dia “berjiwa.” Ada jiwanya. Berinteraksi sehingga ada hubungan dengan itu. Karena seperti nafas, tidak kasat mata, jiwa adalah semacam kehadiran tidak kasat mata. Begitu juga tendensi alaminya seiring kita menjadi semakin tercerahkan, hingga tingkat tertentu, jiwa diasosiasikan sebagai sesuatu yang lebih daripada sekedar nafas, jiwa menghuni tubuh seperti penghuni apartemen yang menghuni apartemen. Maka inilah konsepnya. Dari sudut pandang fisika, ini menjadi suatu kepenasaranan yang lucu karena dalam kuantum fisika kita mempelajari satu realitas bukan sesuatu yang ada di luar sana dengan sendirinya. Harus ada satu proses hingga sesuatu dikenali di luar sana. Dan dengan mengenali atau menghubungkan atau menjadi sadar akan realitas di luar sana – “di luar sana” bisa berarti apa pun mulai dari ujung hidung Anda hingga planet di langit hingga orang yang menyeberang jalan hingga hampir apa pun dimana proses mengamati ini, prosesnya menjadi sadar ini, melibatkan pengenalan, kesadaran, pikiran. Dan jika pikiran mengubah jalannya proses mengenali, menghubungkan, melihat pada yang “di luar sana,” pengalamannya akan mengubah yang “di dalam sini.” Dalam fisika kuantum kita mempelajari bahwa saat Anda mulai menyelidiki pertanyaan itu secara dalam, tentang bagaimana Anda membawa untuk mengamati, berinteraksi, mempengaruhi dalam hubungan dengan apa yang Anda amati, kita mulai menyadari bahwa apa yang kita amati bukan hanya sesuatu yang ada sendiri secara jasmani di sana, tetapi sesuatu yang terbentuk dalam pikiran kita, dalam ingatan kita, seperti memiliki bentuk, ukuran, zat bahan tertentu: berbagai sebutan yang kita sebut realitas jasmani. Dan bahwa tanpa konsep ingatan akan hal-hal ini yang kita sebut di luar sana, kita pun tidak akan bisa membentuk gambar atau persamaan bentuk pemahaman yang ada di luar sana. Dengan kata lain, tiada “di luar sana” tanpa “di dalam sini” beraksi.
Supreme Master TV: Fisika kuantum sangarlah rumit dan berurusan dengan banyak hal yang tidak bisa dipahami di sekitar jasmani kita, agaknya kita harus bergantung pada model yang terbentuk oleh pikiran untuk memahaminya. Banyak tentang spiritualitas juga tentang yang bukan jasmani, dan tidak kasat mata dan Dr. Wolf melihat fakta ini sebagai bidang yang biasa antara dua bidang.
Dr. Fred Alan Wolf: Saat Anda pun menyelidiki lebih dalam akan banyak hal yang sub atomik atau sub mikroskopik, banyak hal yang tidak bisa kita lihat dengan kasat mata, kita temukan bahwa banyak hal yang kita lihat itu kabur. Semuanya tidak kaku. Benda makroskopik yang berukuran skala besar yang kita lihat dengan kasat mata, mereka tidak begitu kabur. Semuanya cukup jelas, sehingga kita setuju akan apakah ini, dan apakah itu. Kita katakan “Ah, itu bola” dan “Itu rantai;” “Itu bola” dan “Itu rambut seseorang.” Semuanya bukan hal yang sama. Kita memiliki cara menjelaskan itu karena kita bisa melihatnya. Tetapi saat Anda bicarakan tentang atom dan sub atom, kita hanya bisa menggambarkan dalam pikiran kita karena kita benar-benar tidak bisa melihat hal-hal ini. Pada kenyataannya, hal-hal yang kita pusatkan untuk kita lihat mengubah semuanya. Maka pemikiran yang ada sekarang adalah tidak ada hal sebenarnya “di luar sana.” Jika kita berbicara tentang subatomik – atom – hal-hal yang membentuk inti atom yang disebut kuark dan hal yang kita sebut boson – yaitu partikel-partikel kecil yang menengahi hubungan antara kuark yang menjaga kesatuan intinya, yang disebut gluon, kita mulai melihat pada berbagai gambar ini, yang teoritis ada dalam pikiran kita. Kita tidak pernah melihat hal-hal ini. Kita lakukan agar memberi kita sedikit gambaran hingga saat kita lakukan percobaan dan melihat hasil percobaan modelnya akan membantu kita menjelaskan mengapa hasilnya nampak seperti yang nampak. Maka itulah yang kita lakukan pada fisika kuantum. Kita membuat model dalam pikiran kita, maka kita tidak pernah benar-benar melihat yang kita kemudian katakan terjadi pada tingkat itu. Kita harus melihat mereka hanya sebagai pengalaman yang kita miliki saat sadar. Maka inilah dimana keduanya, saya kira, saling meluruskan. Fisika kuantum memandang bahwa hanya saat Anda memunculkan gambaran dalam pikiran Anda dimana Anda mulai membuat gambaran tentang yang terjadi pada tingkat subatomik adalah sangatlah mirip dengan saat ketika Anda membawa pikiran Anda masuk pada alam rohani. Anda membuat gambaran akan apa kehadiran rohani itu, sehingga ada proses serupa, saya kira, yang terjadi.
Supreme Master TV: Jadi jika saya memahami Anda apa yang Anda katakan yaitu ada hubungan antara fisika kuantum dan spiritualitas?
Dr. Fred Alan Wolf: Ya, saya tidak tahu apakah saya akan menyebut hubungan dalam arti bahwa ada rantai yang menyatukan keduanya. Saya akan katakan ada proses penyelidikan serupa yang harus berlangsung. Dan hal yang sangat penting untuk menyadari kedua bidang ini yaitu apa yang Anda alami, mempengaruhi yang Anda pahami sebagai realitas apa pun itu yang Anda lihat. Apa yang saya terapkan untuk melihat sebuah atom, jika saya menerapkan cara pandang tertentu, nampaknya meragukan hampir tidak kokoh. Jika saya bidikan cara melihat partikel pada banyak hal – dimana saya ingin menemukan dimana banyak hal atau saat semuanya – banyak hal mirip bola-bola kecil, kelereng-kelereng kecil atau potongan-potongan benda kecil, maka cara saya melihat, mengubah yang saya pahami. Maka saya tidak bisa katakan apakah atom benar-benar begitu. Saya hanya bisa katakan seperti apa jika saya memahami itu secara tertentu; hal yang sama dengan spiritualitas.
Hal ini secara alami membawa ke pengenalan sederhana terhadap kebijakan spiritual agung. Hanya ada satu pikiran karena pikiran dipisahkan menjadi petak-petak ruang dan waktu menjadikannya tak berarti dari sudut pandang fisika kuantum. Dan teori keterkaitan adalah salah satu indikasi kebenaran dari pernyataan tersebut.
Satu pertanyaan yang bagus adalah apakah itu realitas? Dan apa itu artinya berbicara tentang realitas dengan cara apa pun yang signifikan? Jelas bahwa sepertinya ada beberapa batasan antara apa yang kita sebut "yang nyata." Anda punya realitas Anda, saya punya realitas saya. Sepertinya itulah masalahnya. Namun, saat Anda mulai melihat dengan dalam akan pertanyaan fisika kuantum ini dan bagaimana pikiran kita memasukinya, kita tidak dapat menemukan batas dari satu pikiran ke pikiran berikutnya. Kita tak dapat menemukan apa pun yang membedakan pikiran Anda dan pikiran saya. Kita memiliki perbedaan pengalaman itu. Tetapi jika Anda benar-benar melihatnya dan saya melihat Anda dan saya katakan, "Itu seorang manusia," tetapi saya tidak punya pengalaman apa pun tentang Anda selain dari apa yang sedang saya alami dari indera-indera alami saya, saya tidak berada di kepala Anda melihat dari bola mata Anda, jadi saya tidak tahu apa yang sedang Anda lihat, saya tidak tahu apa yang sedang Anda cium atau rasa. Saya dapat membayangkan semua itu, tetapi saya tidak punya pengalaman akan hal itu. Jadi itulah kecenderungan untuk berkata, karena kita punya tubuh sendiri-sendiri, kita pasti mempunyai pikiran sendiri-sendiri. Tetapi menurut apa yang kita pahami tentang pikiran, pikiran tidak punya tempat apa pun, dimana Anda dapat membuat penggolongan. Erwin Schrödinger salah satu penemu fisika kuantum, punya bukti bahwa tidak ada pemisahan apa pun antara beragam pikiran, walau terlihat ada pemisahan.
Supreme Master TV: Itu akan membawa kita pada teori keterkaitan kuantum. Dapatkah Anda menjelaskan hal ini?
Dr. Fred Alan Wolf: Baiklah, dalam keterkaitan kuantum, bisa melibatkan pikiran, tentu, tetapi apa yang terlibat adalah apa yang terjadi setelah apa yang disebut sebuah interaksi (terjadi). Ketika sesuatu berinterkasi, kita biasanya memiliki gambar interaksi sebagai sesuatu yang datang bersama-sama dan terbang terpisah, itu adalah sebuah interaksi. Dan kemudian pertanyaannya adalah jika saya tahu apa yang terjadi sebelum interaksi itu, dapatkah saya katakan apa yang terjadi setelah interaksi itu? Jika ini adalah bola billiard, snooker klasik, atau permainan seperti itu dan Anda memukul satu bola dan mementalkannya ke bola lain, para pemain snooker dan pemain billiard tahu bagaimana mengontrolnya. Jadi mereka bisa berkata, karena saya mendorong bola putih dengan jumlah momentum tertentu dan cara tertentu, bola putih ini akan memukul bola merah dan ia akan jatuh dengan cara ini dan segalanya berkolerasi - saling terkait - berkolerasi; adalah kata yang sama. Dengan kata lain, saya memiliki kontrol pada keadaan awal dimana itu adalah bola yang saya coba pukul, yang berada di atas meja hijau penuh lubang dan bola putih kecil yang saya pukul dengan tongkat saya. Saya memiliki kontrol akan posisi dan momentum kedua objek, hingga saya dapat memprediksi dimana posisi dan momentum kedua objek itu setelah mereka dipukul dan terbang terpisah. Momentum-momentum jadi kepesatan masa waktu atau gerakan objek seiring ia terbang ke satu arah yang ditentukan - itulah yang disebut momentum. Baiklah, itu bagus tetapi dalam fisika kuantum, kita tidak memiliki kontrol itu. Sejak awal kita tidak tahu tepatnya posisi dan momentum dari objek-objek itu; tetapi ketika mereka berinteraksi mereka menjadi apa yang disebut terkait. Mereka menjadi sebuah kolerasi yang artinya karena kita tidak tahu tepatnya dimana mereka berada, timbul pertanyaan: Apa yang kita ketahui tentang objek-objek ini? Dan kemudian pertanyaannya dijawab dengan jawaban ini. Kita sudah tahu bahwa jika Anda mengukur posisi objek yang di sebelah kiri setelah interaksi, Anda dapat memprediksi posisi dari objek yang berada di kanan setelah interaksi. Tapi jika Anda memutuskan untuk mengukur momentum dari objek yang di kiri setelah interaksi, Anda dapat memprediksi momentum dari objek yang berada di kanan setelah interaksi. Tetapi Anda tidak dapat memprediksi posisi dan momentum kedua objek itu setelah interaksi. Bahkan jika Anda mengukur keduanya dalam waktu bersamaan, Anda tak dapat menentukan apa yang akan didapat objek tersebut. Keterkaitan memberitahu kita bahwa mereka terkait selama bahwa mereka terkait selama Anda bertanya satu pertanyaan, bukan dua. Ini seperti permainan 20 pertanyaan yang lucu dimana Anda tidak bisa bertanya seluruh pertanyaan sekaligus. Jadi Anda tak bisa menentukan jawaban dari semua pertanyaan.
Supreme Master TV: Sepertinya ada pembicaraan sekitar komputasi kuantum. (Ya.) Apa yang sedang terjadi di bidang ini?
Dr. Fred Alan Wolf: Baiklah, mari saya jelaskan sesederhana yang saya bisa tentang perbedaan antara sebuah komputasi kuantum dan komputasi biasa. Komputer adalah sebuah alat yang sangat sederhana yang sangat rumit karena alat yang sangat sederhana ini (kesederhanaan ini) dikalikan dengan miliaran kali. Alat sederhana ini hanya ditekan ke atas atau bawah, hidupkan atau matikan, nol atau satu: itu adalah alatnya. Dengan kata lain, ia adalah saklar. Semua komputer adalah sekumpulan saklar. Pikirkan tentang sebuah saklar sebagai sesuatu yang bisa Anda tekan ke bawah atau ke atas, atas/bawah, dua posisi saklar dan itu adalah sebuah komputer biasa, seluruh kumpulan saklar ini, miliaran saklar. Dan begitulah ia bekerja. Pada dasarnya, merubah posisi dari saklar-saklar ini: ada dua kemungkinan posisi, yang satu di sini, dua lagi - ada empat kemungkinan posisi. Keduanya bisa di atas; keduanya bisa begini; bisa seperti ini; atau bisa seperti ini. Sekarang letakkan tiga di dalam, itu artinya dua (kemungkinan posisi) kali tiga (saklar) yang adalah delapan (kemungkinan posisi) dan seterusnya... jadi dua disambung ke daya dari berapa banyak saklar berbeda yang ada di daya komputer tersebut. Bisa sangat banyak. Dua disambung ke 10 daya sudah lebih dari seribu jadi anda bisa melihat bahwa Anda bisa mendapat banyak kemungkinan berbeda. Sekarang kita sampai pada komputer kuantum. Ia juga terbuat dari saklar-saklar tetapi semua posisi di antaranya ini diperbolehkan dan dapat dihitung dalam kombinasi dengan saklar-saklar lainnya hingga ada keragaman tak terbatas dalam setiap kemungkinan posisi saklar. Jadi Anda punya sebanyak-banyaknya kemungkinan posisi berbeda, dan ini telah dikalikan dengan sebanyak saklar yang ada, maka Anda punya sebuah komputer kuantum. Tentu saja, karena mereka begitu tipis, mereka tidak begitu kuat; Anda harus benar-benar mengisolasi mereka untuk memastikan bahwa Anda tidak membuat mereka pecah. Sekarang yang membuat komputasi kuantum menarik adalah bahwa meskipun ada semua perbedaan kemungkinan posisi ini, saat kemungkinan posisi ini, saat Anda membuat perhitungan, ketika Anda sebenarnya tidak mengamati apa yang terjadi (sangat penting, Anda tidak melihat). Jika Anda sebenarnya mengamati satu dari saklar ini apa yang segera Anda dapat adalah ini (atas) atau itu (bawah) tetapi tidak pernah di antaranya.
Supreme Master TV: Apakah itu disebabkan pengaruh pengamatan?
Dr. Fred Alan Wolf: Tepat.
Supreme Master TV: Oke.
Dr. Fred Alan Wolf: Jadi apa yang dilakukan komputer kuantum adalah: ia memiliki cara mengamati, atau membawa pengamatan dan pertanyaanya adalah apakah mesin ini bisa mengamati keadaanya sendiri atau tidak. Masih merupakan pertanyaan terbuka. Saya akan memberikan sedikit spekulasi disini. Jika ini mungkin bahwa kita bisa membangun komputer kuantum yang mengamati diri sendiri, ia akan menjadi sesadar seperti pengamatan diri sendiri pada manusia. Ia juga akan berpikir tentang Tuhan dan pertanyaan-pertanyaan itu. Sebuah pemikiran, makhluk sadar sesungguhnya dalam sebuah komputer - makhluk yang pada sadarnya mampu melakukan apa yang kita lakukan, yang memecahkan masalah. Tetapi kemungkinan dari semua kemungkinan posisi yang berbeda inilah yang menarik karena apa yang kita punya dalam fisika kuantum adalah sesuatu yang disebut "kemungkinan posisi super." Jika satu saklar seperti ini dan saklar di sebelahnya adalah seperti itu, maka yang dua ini digabung menjadi seperti membuat vektor, Anda punya saklar seperti ini, dan seperti itu, dan Anda bisa gabungkan dan Anda mendapat seluruh vektor yang berbeda, bergerak ke arah-arah yang berbeda dan Anda mendapat banyak, tak terbatas, kemungkinan yang berbeda. Dimana jika hanya dengan komputer jenis ini (atas - bawah, mati - hidup), jika tidak ini digabungkan dan membuat menjadi yang itu, maka ia bergerak ke bawah. Anda tidak mendapat apa pun di antaranya dan karenanya Anda tak mendapat banyak keadaan yang berhubungan dengan banyak yang diantaranya itu; dimana dalam komputer kuantum Anda bisa mendapat sesuatu yang berhubungan dengan yang diantaranya itu, selama Anda tidak melihat apa yang terjadi pada yang diantaranya itu.
Ini bidang yang sangat menarik. Salah satu bidang terbesar dalam pemikiran saat ini dalam fisika kuantum. Hampir semua koran yang ada saat ini menulis aspek-aspek berbeda dari komputasi kuantum, karena ia mempengaruhi segala hal.
Supreme Master TV: Anda berbicara banyak tentang Plato. Apa peranannya dalam ilmu fisika kuantum?
Dr. Fred Alan Wolf: Ya, itu pertanyaan bagus. Sebenarnya saya tidak hanya menghormati pemikiran platonik, dan juga Plato, tapi juga pada Roger Penrose yaitu ahli fisika terkenal yang juga menulis tentang cita-cita platonik. Dasar pandangan ini adalah debat antara Plato dan Aristoteles. Aristoteles adalah murid Plato, seperti yang saya pahami, pada 2500 tahun yang lalu. Pada dasarnya gagasan yang ada yaitu Plato yakin bahwa ada dunia ideal, alam ideal non jasmani, dan dari alam ideal ini dunia jasmani kemudian terbangun. Sebagai contoh, ada meja yang ideal dalam dunia Plato, dan meja yang dibuat oleh setiap tukang kayu akan jadi rendah mutunya dibanding yang idealnya. Itu akan selalu ada sedikit kesulitan secara pragmatik. Satu kaki akan menjadi sedikit lebih pendek dibanding lainnya, lebih lebar dari yang lainnya; mejanya mungkin tidak secara sempurna datar, dan sebagainya. Dengan kata lain, itu akan berfungsi sebagai sebuah meja praktis kecuali jika kita benar-benar ingin mengukur banyak hal secara sangat teliti tetapi bukan pada meja yang ideal. Dan sejauh yang diperhatikan Plato alam ideal ternyata adalah “asal” dari banyak hal sejati. Maka, pandangan dari fisika kuantum nampaknya menjadi lebih platonik karena banyak hal yang kita kerjakan bersama dalam alam jasmani kuantum secara teoritis itu lebih ideal daripada yang sebenarnya.
Supreme Master TV: Salah satu ilmuwan yang paling terkenal yaitu Albert Einstein. Apakah dia adalah diktator ilmu fisika kuantum?
Dr. Fred Alan Wolf: Tidak sama sekali. Dialah salah seorang pendirinya. Dia terlihat seperti seorang diktator saat dia berdebat dengan Niels Bohr, debat terkenal antara Bohr-Einstein yang terjadi pada tahun 1920-an, dan bahkan berlanjut setelah debat awal, yang terjadi tahun 1920-an, bahkan hingga saat Bohr meninggal. Dia masih mendebat tentang Einstein meskipun Einstein sudah meninggal delapan atau sembilan tahun sebelumnya. Jadi kesimpulannya yaitu, apakah fisika kuantum sepenuhnya realitas? Apakah itu penjelasan realitas yang sempurna? Mulanya, Einstein menolak. Dia tidak berpendapat, “Tuhan itu bermain dadu dengan alam semesta” sedangkan Bohr berkata “Berhenti menyuruh Tuhan apa yang harus dilakukan,” dan itulah asal perdebatannya. Dan debat itu berambah ke berbagai hal keberadaan tetapi sejauh itu, Einstein tidak memenangkan apa pun dalam perdebatan itu.
Supreme Master TV: Oke. Mengapa Anda berpikir begitu?
Dr. Fred Alan Wolf: Karena Einstein menjelaskan pada dasarnya adalah salah satu yang disebut “fisika klasik” dan Einstein pada dasarnya terganggu dengan hal yang baru saja saya bicarakan sebelumnya, tentang pandangan kerumitan. Kerumitan sebenarnya bukan berdasarkan cara pandang banyak hal yang halal dari Einstein karena ini menunjukkan semacam tindakan pada suatu jarak – yang lebih cepat dari cahaya. Dan Einstein muncul dengan teori relativitas yang mengatakan bahwa pada dasarnya tiada informasi yang bisa melintas yang lebih cepat dari cahaya.
Supreme Master TV: Apakah Anda memiliki pandangan tentang teori banyaknya semesta?
Dr. Fred Alan Wolf: Ya, saya punya beberapa. Saya menulis buku berjudul “Alam-Alam Semesta Paralel” dan omong-omong, sebenarnya sudah banyak buku saya yang diterbitkan, sekarang sudah hampir 17 buah buku dan buku terakhir saya berjudul “Lingkaran Waktu dan Lilitan Ruang: Bagaimana Tuhan Meniptakan Semesta.” Buku ini seharusnya terbit di awal musim semi 2011. Dan saya juga menulis buku berjudul “Semesta-Semesta Paralel” pada tahun 1960an. Saya akan coba menjelaskan asal mula konsepnya, dari mana asalnya. Ini sebenarnya muncul dari ilmu fisika kuantum yang sebenarnya berasal dari relativitas umum. Ada dua bidang dimana ini dapat berkembang dengan tanpa koneksi apa pun di antara keduanya. Tiada yang pernah memikirkan bahwa ada apa pun di antara keduanya, tapi keduanya mengembangkan suatu pandangan yang disebut banyak alam semesta atau semesta paralel. Saya akan jelaskan dulu ini dari segi pandang fisika quantum. Saat Anda amati sesuatu, hal itu akan segera beralih pada keadaan tertentu pada saat observasi. Saat Anda tidak mengamati sesuatu, maka mungkin hal itu, sistemnya itu atau apa pun juga yang sedang Anda amati akan berada dalam berbagai keadaan lain pada saat yang sama. Atom-atom akan berada bersama di berbagai keadaan energinya dan semuanya adalah kombinasi linier dari seluruh keadaan yang mungkin ada di dalamnya dan seterusnya. Jadi kita memiliki apa yang kita sebut banyak keadaan. Sehingga ini timbulkan ide pertanyaan tentang apa yang akan terjadi bila pengamat mengamati keadaan-keadaan ini. Dengan kata lain, pengamat akan menjadi terbagi ke dalam seluruh kemungkinan yang berbeda, juga kemungkinan berbeda yang ada di sana. Jadi bila itu masalahnya, maka kita memiliki multi alam semesta dan multi pengamat sehingga satu pengamat bukanlah apa yang terjadi. Apa yang semua orang lakukan saat mereka mengamati yaitu mereka membagi diri menjadi banyak pengamat, yang masing-masing mengamati keadaan yang berbeda di semesta yang berbeda. Karena keduanya tidak pernah saling berbicara karena para pengamat ini amatlah rumit, Anda tidak tahu keterpisahan yang terjadi dan selama Anda memahami bahwa Anda masih ada dalam dunia yang sama. Ini kedengarannya lucu; kedengarannya sedikit gila tetapi itulah bagaimana orang-orang mencoba untuk membuat pikiran efektif dengan memisahkan pengamat seolah pengamat itu adalah suatu obyek seperti sesuatu yang sedang diamati. Di sanalah tempat dimana ide-ide ini berasal dan ini mulanya orang-orang tidak percaya sama sekali dan kini mulai mempercayai bahkan lebih; dan sekarang mereka mulai berkata bahwa oke, baiklah, tetapi itu benar. Dan mereka menambah sedikit kata “tetapi” dan mereka menyebutnya itu adalah “teori tidak rasional” yang artinya ketika kita memisahkan hubungan dari satu pengamat dalam dunianya ke dirinya dalam dunia lain maka ini jadi tidak masuk akal; Anda takkan bisa membawa mereka kembali bersama. Itulah sejenis ide yang disebut; pikiran yang ditambahkan. Jadi itulah mengapa ada banyak keberadaan dunia di sana. Ide tersebut tertangkap dan membawa orang-orang ke berbagai macam spekulasi tentang bisakah saya pergi ke dunia parallel? Dan mereka bertanya pada saya, “Bagaimana saya dapat sampai ke dunia parallel?” dan itu adalah salah satunya, dan saya coba jelaskan bahwa itu tidak terjadi seperti itu, tetapi saya tetap saja masih mendapat komentar-komentar tersebut.
Supreme Master TV: Ada pertanyaan yang ingin saya tanyakan. (silakan) Saya ingin mencoba mengetahui apakah alam semesta ini lebih baik bagi saya atau alam semesta lainnya.
Dr. Fred Alan Wolf: Ya, saya sangat setuju. Bila kita bisa mencoba menelusuri untuk membuat Anda yakin, kita bisa membuat percobaan. Dan jika kita bisa memfokuskan apa yang Anda inginkan untuk diamati, maka tentunya percobaan seperti itu bisa dilakukan. Dan tentu saja Anda bisa mengambil foto Anda dalam dunia parallel. (Oke) Tetapi, harus ada jalan untuk memfokus diri Anda, dan hingga sekarang kita tidak tahu bagaimana cara kerja kesadaran Anda. Jadi kita tidak tahu bagaimana melakukannya.
Coba renungkan pertanyaan-pertanyaan ini: Tanyakan pada diri sendiri “Dimanakah saya sebelum saya terlahir?” “Dimana saya setelah saya meninggal?” “Siapakah saya?” Jika saat bertanya pertanyaan ini ada sesuatu yang menyala di dalam diri anda, suatu nyala pertanyaan, suatu yang menyalakan pertimbangan diri, ada sesuatu yang sangat misterius terjadi di sana. Jika Anda tertarik pada hal-hal seperti yang telah saya sebutkan tadi, pertanyaan-pertanyaan ini, maka akan membuat spiritual Anda terbangun. Jadi kini pertanyaannya yaitu seberapa terbangunkan yang ingin Anda capai dalam hidup Anda? Apakah Anda bersedia berjalan dalam ituasi yang benar-benar terbangunkan selamanya? Apakah Anda mengira hal itu mungkin? Jika itu Anda lakukan atau harapkan maka Anda kini sedang melangkah pada jalan spiritual. Jalan spiritual sebenarnya adalah jalan dimana Anda selalu berada. Mungkin Anda terlupa tetapi itu adalah jalan yang Anda pilih sebelum Anda lahir dan Anda akan berada pada jalan yang Anda inginkan setelah Anda selesai dari keberadaan fisik ini. Jalan spiritual adalah saat dimana Anda bersedia melihat segala sesuatu yang tidak bisa cocok dalam definisi konsep dari yang sebenarnya dan Anda mulai menyadari bahwa ada sesuatu yang terjadi di sini, yang menyala, membakar dalam diri Anda, terbuka seperti bunga yang mekar, seperti sebuah benih yang telah ditanam. Dan guru spiritual akan berada di sana selalu mendorong Anda untuk terus terbangun; selalu mencoba membuat Anda menyirami benih itu.
Supreme Master TV: Professor Fred Alan Wolf, kami sangat berterima kasih. Ini sungguh menyenangkan.
Dr. Fred Alan Wolf: Terima kasih banyak!
Supreme Master TV: Sekali lagi terima kasih kami pada Dr. Fred Alan Wolf yang telah berbagi pendapat Anda yang bijak tentang hubungan antara dunia spiritual dan alam-alam semesta kuantum fisik. Melalui karya ilmuwan seperti Anda, semoga kami mendapat pemahaman lebih besar mengenai alam semesta sehingga umat manusia bisa maju lebih cepat ke tingkat pencerahan yang lebih tinggi.
Untuk lebih detail tentang Dr. Wolf, silakan kunjungi
www.FredAlanWolf.com Buku, CD, dan DVD karya Dr Wolf juga tersedia di situs web yang sama.