Banjir terjadi ketika sejumlah besar air, seluruhnya atau
sebagian menggenangi permukaan tanah melalui peristiwa seperti curah
hujan berlebihan, badai, tsunami, gelombang badai, mencairnya lembaran
es dan gletser, dan sebagainya.
Mengalami banjir serius dapat menjadi pengalaman yang
benar-benar menakutkan, karena kondisi yang selalu berubah dan tidak
pasti. Apakah aman berkendaraan melalui jalan banjir? Dapatkah seseorang
berjalan melewati air tinggi dan tidak menemukan benda tajam berbahaya
atau lebih buruk, kehilangan pijakan dan dihanyutkan oleh arus cepat?
Apakah orang dapat bertahan hidup tanpa akses terhadap air bersih dan
makanan?
Dalam berbagai laporannya, Panel Antarpemerintah
Urusan Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa (IPCC) telah mengamati
bahwa di seluruh dunia telah terjadi peningkatan penyebaran peristiwa
hujan deras, bahkan di tempat di mana total jumlah hujan yang diterima
setiap tahun mengalami penurunan. Ilmuwan terkemuka dimana-mana menunjuk
pemanasan global sebagai alasan fenomena mengkhawatirkan ini.
Para peneliti perubahan iklim telah menemukan bahwa
peternakan sangat bertanggung jawab atas pemanasan dari planet kita.
Kegiatan berbahaya ini melepaskan sejumlah besar gas rumah kaca
mematikan dan industri itu juga penyebab utama mayoritas penebangan
hutan dunia ini dan degradasi tanah. Perubahan terhadap atmosfer planet
dan permukaan tanah dari peternakan telah mendatangkan kekacauan pada
interaksi alam antara ekosistem dan siklus hidrologis.
Model iklim yang dikutip dari laporan Panel
Antarpemerintah Perubahan Iklim memproyeksikan bahwa tindakan merugikan
manusia seperti pabrik peternakan yang meningkatkan jumlah gas rumah
kaca di udara akan menjadi tren yang meningkat terus-menerus dan dalam
sejumlah peristiwa cuaca yang keras di banyak bagian dunia, termasuk
yang ditandai oleh presipitasi berat yang berlebihan.
Naiknya permukaan air laut disebabkan oleh perubahan iklim
dan telah memperburuk efek lonjakan badai dan cuaca ekstrem lainnya
yang sama di wilayah pesisir dengan meningkatkan peluang dimana sebuah
banjir akan terjadi. Terlebih lagi, dalam 30 tahun terakhir lebih dari
2,8 miliar orang terkena dampak banjir di seluruh dunia, dengan lebih
dari 95% dari mereka berada di Asia.
Tahun lalu bencana-bencana hidrologi adalah jenis bencana
alam yang paling sering meliputi dunia, lebih dari 53% dari semua
kejadian secara global. Dari 180 bencana hidrologi yang dilaporkan di
seluruh dunia, 149 adalah banjir dan 31 adalah gerakan massa basah
seperti tanah longsor, dengan lebih dari 57,3 juta korban. Dibandingkan
tahun 2008, jumlah orang yang terpengaruh meningkat sebesar 27,4%. Benua
dengan kejadian banjir terbesar pada tahun 2009 adalah Asia.
Suara 1: hujan lebat luar biasa menghantam tujuh
kota dan bagian lainnya. Dari Hunan di China terkena banjir, yang
mempengaruhi 1,3 juta orang. Topan Morakot melanda Formosa (Taiwan) pada
tanggal 7 dan 8 Agustus 2009 memicu banjir parah dan tanah longsor
ASIA
Dari 11 sampai 17 Juli 2009, hujan lebat yang tidak biasa
melanda provinsi Sichuan dan Hunan serta Kota Chongqing di China, memicu
banjir dan tanah longsor menakutkan. Hampir dua juta orang menjadi
korban, dan setidaknya 17 tewas. Pada 25 Juli 2009 tujuh kota dan bagian
lainnya dari Hunan terkena banjir, mempengaruhi 1,3 juta orang, dengan
setidaknya 12 kematian, 3.200 rumah roboh dan 14.000 lainnya rusak.
Topan Morakot melanda Formosa (Taiwan) pada 7 dan 8
Agustus 2009, memicu banjir parah dan tanah longsor. Banyak jalan dan
jembatan tersapu, menelantarkan ribuan orang di banyak tempat seperti
desa pegunungan terpencil. Setidaknya 121 orang tewas, 45 terluka dan
lebih dari 50.000 tentara bekerja untuk selamatkan sekitar 15.000 orang
yang terdampar.
Banjir sangat mempengaruhi keluarga, rumah dan mata
pencaharian. Meluasnya kerusakan hasil bumi disebabkan oleh banjir dapat
memiliki dampak sangat negatif terhadap kemampuan suatu bangsa untuk
memberi makan sendiri, dan merusak kesejahteraan sosial dan ekonomi
suatu negara.
Pada bulan September 2009, pasang tinggi membanjiri
wilayah Delta Mekong di Âu Lạc (Vietnam). Ribuan hektar tanaman sayuran
tergenang dalam air asin di Provinsi Ca Mau, Kien Giang, dan An Giang
bersama dengan bangunan yang kebanjiran di Can Tho, kota terbesar di
wilayah itu. Tanah longsor juga terjadi di banyak bagian di garis pantai
timur Cà Mau serta bendungan sepanjang 40 meter di Provinsi An Giang,
dengan pohon tersapu bersih oleh gelombang tinggi. Kerugian yang
ditanggung oleh wilayah itu tahun 2008 akibat perubahan iklim adalah 100
kematian lebih dan kerusakan 30.000 hektar lebih tanaman padi.
Hujan deras yang tak henti-henti telah memicu banjir dari
tanggal 19 Agustus hingga 21 Agustus 2009 yang melanda ratusan desa di
Distrik Jhapa, Nepal timur. Delapan orang meninggal dan lebih dari 6.000
keluarga mengungsi dengan ratusan rumah rusak atau terhanyut serta
lebih dari 1.000 hektar pertanian rusak.
Hujan yang tak biasa di awal September 2009 memicu banjir
di provinsi timur Afghanistan, Laghman dan Nangarhar. Setidaknya 15
tewas dan beberapa ratus rumah, lahan pertanian dan pohon buahan
mengalami kerusakan.
Sejumlah penampungan sementara di Mogadishu, ibukota
Somalia dan di sekitarnya tersapu banjir pada akhir Oktober 2009 setelah
dua hari hujan deras mengakibatkan banjir dadakan. Ribuan orang yang
mengungsi karena perang sipil telah kehilangan segalanya dan tanpa
makanan.
Sekitar 6.000 keluarga, atau 36.000 orang di kota pantai
selatan Kismayo juga menghadapi kondisi yang sama, yang membuat mereka
rentan terhadap nyamuk dan hujan. Jalan-jalan menjadi tak dapat dilalui
karena air tinggi. Empat stasiun kereta bawah tanah juga tak bisa
beroperasi karena banjir. Penutupan jalan tol dan layanan kereta api.
Pada akhir Desember 2009, Lebanon berjuang menghadapi
banjir dan gangguan. Hujan lebat dan angin kencang menyebabkan banjir
secara luas di seluruh Libanon, terutama di wilayah Beirut dan Gunung
Libanon. Kemacetan parah lalu lintas terjadi karena jalan-jalan tak
dapat dilewati karena genangan air yang tinggi atau tanah longsor.
Sebagian sekolah juga dikosongkan ketika air memasuki gedung.
Kementerian pemerintah dan lembaga lain bekerja sama dengan semangat
untuk memberikan bantuan kepada yang kena dampak.
Hujan sangat deras pada September 2009 sebabkan dua orang
meninggal di Meksiko City,ibu kota Meksiko ketika curah hujan tinggi
membanjiri 20 lingkungan dan para pejabat kota mengungsikan 1.500 orang
dari rumah mereka. Empat stasiun kereta bawah tanah juga menjadi tidak
bisa beroperasi karena banjir, dan mobil di beberapa jalan didapati
terapung di air yang sampai kedalaman hingga satu setengah meter.
Banjir mengejutkan penduduk Australia di pertengahan
Januari 2010. Di daerah tengah yang biasanya kering, hujan lebat
menyebabkan tamu hotel terjebak serta penutupan jalan raya dan layanan
kereta api. Keluarga beranggota 5 orang ditemukan dan diselamatkan
dengan helikopter beberapa hari setelah mereka berusaha mengemudi
melalui air bah.
Banjir besar yang merusak dapat berarti penyebaran cepat
penyakit yang dibawa air. Di wilayah tropis dan sub-tropis di seluruh
dunia, demam berdarah mengancam kehidupan korban banjir. Hal ini
ditularkan oleh nyamuk yang mereproduksi cepat pada genangan air. Demam
berdarah ditandai dengan demam tinggi, muntah, ruam, mual, dan gejala
serius lainnya dan belum ada pengobatan yang diketahui. Organisasi
Kesehatan Dunia memperkirakan bahwa setiap tahun 50 juta orang
terinfeksi di seluruh dunia. Malaria, penyakit lain yang ditularkan oleh
nyamuk, juga menjadi perhatian serius setelah banjir. Satu juta
anak-anak di Afrika meninggal pada tahun 2008 karena penyakit ini.
Selain itu, diare yang dapat fatal bagi anak-anak sangat muda, bisa
terjadi jika pasokan air menjadi terkontaminasi oleh air banjir.
TIMUR TENGAH
Pada hari Rabu, 25 November 2009, sebagian dari hujan
paling buruk tahun ini menyebabkan banjir di kota pelabuhan barat,
Jeddah, Arab Saudi di Laut Merah. Sedikitnya 48 orang meninggal dan 900
harus diselamatkan karena terjebak saat bangunan dan mobil terendam di
dalam air bah sedalam beberapa meter. Hujan lebat juga menghantam kota
suci Mekkah, di mana sekitar 2 juta peziarah Muslim sedang ziarah haji
tahunan pada saat itu. Lebih dari 70 korban banjir terserang virus flu
babi, dengan empat orang menyerah terhadap penyakit itu.
Pada bulan Oktober 2009, Kenya dilanda oleh banjir yang
tak diharapkan karena hujan lebat El Nino, menyebabkan sedikitnya dua
orang meninggal dan 500 keluarga kehilangan rumah di Distrik tepi pantai
Magarini karena rusaknya rumah dan ladang pertanian yang luas. Setelah
bencana itu, penduduk yang kena dampak Jillo Galgalo berkata,
"Kebanyakan lubang kakus telah tersapu bersih karena tidak ada yang
mengira banjir terjadi sesegera ini. Kami sangat membutuhkan air bersih
karena kebanyakan titik air sekarang dipenuhi dengan semua jenis limbah,
termasuk kotoran manusia dan kotoran sapi."
Kenyataan memilukan lain adalah bahwa hewan, manusia, juga
menjadi korban hujan dan banjir yang tak henti-hentinya. Sahabat hewan
mungkin tertinggal di rumah tanpa makanan atau air dalam evakuasi
terburu-buru. Jika tak ada tempat lebih tinggi, hewan yang hidup di
ladang seperti kuda mungkin tak punya tempat untuk pergi saat air banjir
meningkat.
"Hujan lebat musim hujan ... menyebabkan orang dan hewan binasa "
"memaksa puluhan satwa yang sudah langka, mundur ke bukit terdekat demi keselamatan."
Setidaknya 10 orang dan empat teman anjing kehilangan nyawa mereka"
Hujan berat musim hujan yang dimulai pada awal Juli 2009
memicu banjir di Distrik Barpeta, Assam, India, menyebabkan manusia dan
hewan binasa, dengan lebih dari setengah juta penduduk desa kena dampak
dengan kehilangan rumah bambu mereka.
Pada tanggal 21 September, negara bagian Georgia, AS
tenggara dilanda hujan deras yang menyebabkan sungai-sungai meluap.
Sedikitnya 10 orang dan empat anjing peliharaan meninggal ketika metro
Atlanta dan daerah sekelilingnya tergenang air, memaksa ratusan orang
mengungsi. Komisaris Georgia Insurance John Oxendine memperkirakan
US$500 juta kerugian yang timbul di wilayah itu dan lebih dari 20.000
rumah dan bangunan rusak berat.
Banjir yang telah kami ikhtisarkan saat ini hanya sebagian
kecil dari peristiwa yang disebabkan oleh perubahan iklim yang terjadi
baru-baru ini. Meskipun upaya peramalan banjir untuk mencegah hilangnya
nyawa dan harta benda menjadi lebih disempurnakan,dan meskipun bala
bantuan darurat memberi yang terbaik dari mereka untuk menjaga komunitas
mereka, cara terbaik sesungguhnya untuk selamatkan nyawa berharga dari
bencana alam masa depan adalah mencegah hal itu pertama kalinya. Langkah
kunci untuk semua yang diambil sekarang adalah penerapan pola makan
vegan organik yang sadar-ekologi akan secara dramatis mengurangi emisi
gas rumah kaca, mengakhiri deforestasi, memulihkan habitat dan dengan
cepat mengakhiri perubahan iklim. Pola cuaca planet kita akan stabil
kembali dan banjir tidak akan lagi menjadi kekhawatiran.
Di sepanjang tahun 2010, banjir menyebabkan penderitaan
mendalam pada manusia dan hewan, termasuk kerusakan parah bangunan,
pertanian dan lingkungan. Selama periode ini, China telah menjadi negara
yang paling parah terkena dampak banjir di dunia.
yang mendesak ribuan orang untuk mengungsi,
menyebabkan rusaknya rumah lebih dari 900.000 penduduk,
2.55 juta penduduk telah terkena dampaknya.
CHINA APRIL 2010
Banjir yang terjadi pada hari Jumat, 17 April, di
Kabupaten Alakak, barat laut Kota Altay, mempengaruhi lebih dari 500
rumah, memblokir jalan-jalan dan merusak harta. Di tenggara provinsi
Jiangxi, musim hujan tiba setengah bulan lebih awal, yang memaksa
ratusan orang mengungsi saat hujan sangat lebat membasahi 45 kabupaten.
Provinsi Hunan China Tengah, diguyur hujan dengan curah hujan rata-rata
112 milimeter, selama seminggu dimulai pada 17 April, menyebabkan Sungai
Xiang meninggi enam meter, dengan hampir 300 tanggul jebol yang
dilaporkan. Pejabat mengatakan bahwa banjir yang ditimbulkan menewaskan
satu orang akibat longsor dan menyebabkan kerugian properti bagi 900.000
orang lebih ketika air menyapu seluruh 27 kabupaten dan merobohkan
sedikitnya 4.600 rumah serta merendam hampir 40.000 hektar tanah
pertanian.
MEI 2010
Dimulai pada malam hari tanggal 5 Mei, hujan deras, hujan
es, angin kencang, dan tornado langka dengan kecepatan angin hingga 112
km/jam berdampak terhadap Provinsi Sichuan, Chongqing, Guizhou, Jiangxi,
Guangdong, dan Hunan. Badai-badai ini menyebabkan longsor lumpur-batu
dan banjir bandang, mengancam hancurnya bendungan, saat tingkat air di
sungai meluap menghancurkan tanggul. Menurut Kantor Pusat Kontrol Banjir
Negara dan Bantuan Kekeringan Bantuan Kekeringan 2,55 juta penduduk
terkena dampaknya dengan hampir 10.000 rumah rata dan 100.000 hektar
tanah pertanian rusak.
Pemerintah pusat mengalokasikan dana sebesar US$4,5 juta
untuk membantu usaha pemulihan di Kotapraja Chongqing, di mana
dilaporkan 31 kematian. Hujan terus menerus pada tanggal 31 Mei
menyebabkan banjir di 27 kabupaten di Wilayah Otonomi Guangxi Zhuang,
mengakibatkan longsor Lebih dari 80.000 orang dievakuasi saat ribuan
rumah dan hampir 78.000 ha ladang hancur.
JUNI 2010
Pemerintah China melaporkan pada hari Sabtu, 12 Juni,
bahwa banjir besar musiman yang tidak normal di seluruh 21 provinsi
menewaskan sedikitnya 155 orang, dan 1,3 juta orang tanpa rumah saat
140.000 rumah hancur dan dua juta hektar lahan pertanian terkena
dampaknya. Pada hari Jumat, 11 Juni, kerugian ekonomi langsung telah
mencapai US$6,5 miliar, jumlah yang hampir empat kali lebih tinggi
daripada tahun sebelumnya.
Menurut Kementerian Urusan Sipil China, 199 orang telah
meninggal sejak pertengahan Juni akibat hujan dan banjir yang kejam yang
menyapu 10 provinsi di bagian selatan serta 123 orang masih hilang
sejak hari Selasa, 22 Juni. Cuaca ekstrem ini berdampak pada lebih dari
29 juta orang, 2,37 juta orang mengungsi setelah 195.000 rumah rusak dan
568.000 rusak di provinsi.
Pada akhir Juni, hujan lebat di seluruh China selatan
menewaskan ratusan orang, menewaskan ratusan orang. Di Provinsi Jiangxi,
sedikitnya 100.000 orang yang tinggal di sepanjang Sungai Fu harus
tergantung pada bantuan setelah tanggul Changkai hancur diterjang banjir
terburuk dalam seabad di wilayah ini.
Hari Minggu, 15 Agustus, para pemimpin, siswa, pekerja
China, dan warganya di luar negeri menghormati 1.248 saudara yang telah
kehilangan nyawa serta sekitar 500 orang yang masih hilang karena lumpur
longsor dan banjir besar-besaran baru-baru ini di Kabupaten Zhouqu,
Provinsi Gansu, China barat laut. Di Beijing, Presiden Hu Jintao
memimpin pejabat puncak pemerintah China dalam memberi hormat dalam hati
selama tiga menit, sedangkan lebih dari 5.000 penyelamat dan orang desa
berdiri di atas runtuhan lumpur longsor di Desa Dongjie di Zhouqu, dan
kira-kira 10.000 orang berkumpul di alun-alun kota di Lazhou. Semua
aktivitas hiburan juga dihentikan di seluruh negeri sebagai bagian dari
peringatan ini. Daerah lain di dunia juga mengalami banjir yang tanpa
ampun dan menakutkan di tahun 2010, dengan banyak sekali korban bagi
keluarga, rumah, kehidupan, lahan pertanian dan hewan.
KOLUMBIA Mei 2010
Sedikitnya 18 orang tewas dan 87 cedera ketika gelombang
hujan lebat menghantam selatan Kolumbia pada akhir bulan Mei. Banjir dan
tanah longsor menumbangkan ribuan pohon di sepanjang 134 kota dengan
15.000 rumah rusak.
INDIA Juli 2010
Pada awal bulan Juli, dua orang meninggal dan dua orang
meninggal dan lebih dari 20.000 mengungsi di 400 desa saat banjir
bandang mengganggu negara bagian Assam, India. Badai petir merobohkan
rumah-rumah, dan merobohkan pohon, tiang listrik dan telepon. Taman
Nasional Kaziranga di wilayah itu juga telah dibanjiri oleh Sungai
Brahmaputra yang meluap, memaksa sejumlah hewan yang telah langka
termasuk badak cula satu dan gajah, mengungsi ke bukit terdekat agar
selamat.
YEMEN Juli 2010
Setidaknya 30 orang harus mengungsi selama berhari-hari
akibat hujan tanpa henti yang mengakibatkan banjir dan tanah longsor di
seluruh daerah barat daya Yemen pada hari Rabu, 14 Juli. Tujuh orang
menghilang saat sebuah kendaraan tersapu banjir di daerah Mashanna
Provinsi Ibb, sementara longsoran batu di Provinsi Dhamar menghancurkan
sebuah dam, menyebabkan banjir yang mengambil lima nyawa dan melukai
empat lainnya, sambil menenggelamkan sebuah pusat kesehatan, pertanian,
dan jalanan. Banjir menyebabkan kerusakan di dua kamp pengungsian,
dimana sekitar 200 keluarga telah dipindahkan, sementara di ibukota
Sanaa, jalanan tertutup oleh air yang meninggi yang juga menggenangi
rumah-rumah penduduk.
POLANDIA/JERMAN/ REPUBLIK CEKO AGUSTUS 2010
Sedikitnya 14 orang tewas setelah hujan lebat memicu
genangan di wilayah perbatasan Polandia, Jerman, dan Republik Ceko, hari
Sabtu, 7 Agustus. Beberapa kota dan desa benar-benar terisolasi,
sementara rumah, mobil, dan jembatan hancur dengan ribuan rumah lainnya
kehilangan listrik. Di utara Republik Ceko, sedikitnya 1.000 orang
dievakuasi, termasuk penduduk di area di bawah dua dam yang terancam
jebol ketika level air naik, serta tiga kamp musim panas. Di kota
Chrastava dan Frýdlant, polisi dan helikopter militer menyelamatkan
orang yang terdampar di atap rumah. Ratusan pemadam kebakaran Jerman dan
Ceko bekerja bersama-sama untuk mengurangi tingkat air yang
menenggelamkan jalur kereta internasional utama yang menghubungkan
Praha, Republik Ceko, dan Berlin, Jerman. Sementara itu, di Polandia
2.000 orang lainnya dievakuasi regu pemadam melalui kapal, dibantu oleh
pekerja darurat dari negara tetangga–Jerman, ketika barat daya Kota
Bogatynia kebanjiran setelah Sungai Miedzianka meluap sehingga merusak
beberapa rumah dan menyebabkan 700 orang harus mengungsi.
ETOPIA AGUSTUS 2010
Ketika banjir menyapu seluruh wilayah Amhara di
tengah-utara Ethiopia, 19 orang dilaporkan tewas pada hari Rabu, 25
Agustus, dan 9.000 orang dievakuasi ke tempat yang lebih aman. Banjir
tersebut terjadi setelah sebulan lebih turun hujan deras yang tak biasa,
yang juga merendam atau menyapu lebih dari 6.000 hektar tanaman panen.
Tiga distrik dataran rendah terutama terpengaruh ketika sungai-sungai
meluap di bukit zona Oromiya, dan lebih dari 53.000 rumah tangga di lima
daerah lain telah terkena dampaknya. Pemerintah regional dan badan
bantuan seperti Program Pangan Dunia dan World Vision Perserikatan
Bangsa Bangsa telah membantu dengan tempat perlindungan dan bantuan
darurat, sementara sanak famili juga menawarkan perhatian mereka.
Sementara banyak upaya yang patut dipuji yang dilakukan
oleh pemerintah dan organisasi non-pemerintah di seluruh dunia untuk
menyelamatkan hidup manusia dan memberi mereka bantuan segera,
persediaan dan perawatan, satu hal pasti yang bisa membantu mencegah
semua bencana tak terlupakan ini adalah pola makan vegan organik yang
harmonis dan penuh kasih. Maha Guru Ching Hai sering menyampaikan pesan
sederhana ini pada dunia.
Maha Guru Ching Hai: Hati saya tak tenang setiap
hari memikirkan semua orang tak bersalah ini dan semua hewan tak berdaya
ini yang harus menderita dalam goncangan besar yang kita sebut
perubahan iklim. Namun kita masih ada waktu. Kita tak bisa membalik
dampak perubahan iklim di masa lalu. Apapun yang telah terjadi akibat
topan dan banjir dan gempa bumi dan lainnya, kita tidak bisa membalik
dampaknya. Namun kita bisa hentikan bencana di masa depan dengan beralih
kepada pola makan vegetarian yang penuh kasih dan mendorong orang lain
untuk melakukan hal yang sama. Pemerintah memiliki kekuatan untuk
melakukan ini. Saya memohon pada semua pemerintahan dunia, mohon,
lakukan sebelum terlambat, demi kepentingan penduduk kita dan anak-anak
kalian juga.