Menurut Pengawas Kekeringan Global, suatu sistem klasifikasi yang
dikembangkan oleh Universitas Kolose London, Inggris, sampai Oktober
2010 petak-petak luas hutan hujan Amazon mengalami suatu kategori
yang disebut kekeringan luar biasa, yang melampaui bahkan kekeringan
ekstrem.
Kekeringan tahun 2010 tersebar luas, dengan sebagian besar wilayah
Amazon menerima kurang dari 75% curah hujan normal antara tanggal 1
Juli dan 30 September, dan, di banyak kasus, hanya serendah 25%.
Kondisi kering ini, yang biasanya terjadi sekali setiap 100 tahun,
dalam kasus ini diamati terjadi hanya lima tahun setelah kekeringan
parah sebelumnya di tahun 2005, serta satu lagi hanya tujuh tahun
sebelumnya di tahun 1998.
Selain kekeringan ini juga ada rekor jumlah kebakaran. Di sepanjang
pinggir hutan di Peru dan Bolivia ada lebih banyak kebakaran tahun
ini daripada tahun manapun dalam catatan, dengan wilayah pribumi
Xingu mengalami total 19.000 kebakaran dibanding 5.000 tahun lalu
serta laporan kerusakan berarti atas tumbuhan di kawasan yang
biasanya basah ini. Kebakaran itu berjalan seriring dengan aliran
air yang sangat sedikit, seperti anak sungai Amazon, Sungai Negro,
yang menembus rekor terendah hanya satu tahun setelah airnya naik
tinggi yang belum pernah dialami terjadi dengan banjir yang merusak.
Para ilmuwan prihatin bahwa pola-pola ini mengarah ke lenyapnya
Amazon karena hutan itu mengering. Dr. Greg Asner, seorang ahli
ekologi di Lembaga Sains Carnegie, menyatakan bahwa bersama dengan
mencairnya es kutub, yang bagi banyak orang melambangkan dampak
perubahan iklim, juga harus diperhitungkan mengeringnya dan
terbakarnya hutan hujan terbesar di dunia, yang kelangsungan
hidupnya juga sama terancam.
Seperti yang diamati oleh ahli Dr. Oliver Phillips dari Universitas
Leeds di Inggris, Amazon mungkin mencapai titik kritis. Ia
menyatakan, “Setiap ekosistem mempunyai beberapa titik yang tidak
boleh dilewati. Kekhawatiran sekarang adalah bagian-bagian dari
Amazon mungkin sedang mencapai ambang itu.”
Para ilmuwan di Universitas Kolose London, Dr. Phillips, Dr. Leeds
dan para peneliti lainnya, kami menghargai semua peran Anda atas
laporan informatif ini, meskipun hal ini mengkhawatirkan. Semoga
kita semua bertindak sekarang untuk melindungi hutan hujan Amazon
dan semua habitat alami, agar generasi masa depan dapat juga
menikmati keindahan ciptaan yang kaya.
Maha Guru Ching Hai telah sering mendiskusikan masalah penting
dampak perubahan iklim terhadap hutan, termasuk Amazon, seperti
dalam konferensi video bulan Oktober 2009 di Jerman.
Maha Guru Ching Hai:
Menyelamatkan hutan tropis dunia, paru-paru Bumi, adalah salah satu dari
prioritas yang amat penting. Karena ketika hutan tropis dirusak, ada banyak
efek samping yang menakutkan. Bukan hanya perubahan permanen suhu dunia,
curah hujan dan pola cuaca yang diatur oleh hutan. Bukan hanya tentang
jutaan orang yang mungkin kehilangan mata pencaharian mereka yang bergantung
kepada hutan.
Hutan tropis itu sendiri normalnya adalah pelindung kita, tetapi ketika
iklim menjadi lebih panas, bukannya menyerap CO2 untuk melindungi iklim
planet kita hutan-hutan ini juga akan melepaskan kembali CO2, Mereka tidak
membantu kita, hutan tropis ini, jika iklim memanas. Tetapi sebaliknya,
mereka akan memperparah masalah pemanasan global.
Hentikan industri peternakan - itu akan menjadi cara yang paling efektif
untuk menghentikan pemanasan global dan memulihkan planet kita. Ini akan
menyelamatkan hutan kita yang berharga.
http://climateprogress.org/2010/11/26/another-extreme-drought-hits-the-amazon-raising-climate-change-concerns/ http://english.aljazeera.net/video/americas/2010/11/2010112773520249104.html