Antara Guru dan Murid
 
Mary J. Fancher: Enigma Brooklyn   

24 November 1878 The New York Sun
MATI NAMUN HIDUP! Kasus Luar Biasa Nona Fancher dari Brooklyn.

FAKTA DIVERIFIKASI DENGAN BANYAK KESAKSIAN. Sebuah Penglihatan Rohani Dari Kekuatan Batin Yang Bukan Omong Kosong.

Terbaring Selama Tiga Belas Tahun Hampir Tak Bergerak, dan pada Saat Dingin dengan Kekakuan dari Kematian dan Tanpa Denyut; Buta, namun Membaca dengan Sangat Lancar; Melihat dan Menggambarkan Tindakan Orang Yang Berada Jauh dari Sisinya – Fenomena Mental yang Mungkin Terlihat Mustahil Kecuali Kesaksian dari Para Dokter, Para Pendeta, Para Guru DAN Teman-teman Terpercaya –Tanpa Makanan SELAMA Berbulan-bulan –  Tampak Tak Pernah Tidur

Tanggal 24 November 1878, sebuah artikel yang terbit di "The New York Sun" di AS memperkenalkan kepada pembaca yang terpukau akan kemampuan tubuh manusia untuk hidup tanpa makanan. Artikel yang mengisahkan Mary J. Fancher, yang dikenal sebagai Mollie Fancher, wanita dari Brooklyn yang hidup selama bertahun-tahun tanpa memerlukan makanan fisik. Untuk memahami kisahnya, marilah kita melihat latar belakangnya. Mollie Francher dilahirkan pada 16 Agustus 1848, di Attleboro, Massachusetts, AS dari pasangan E. Francher dan Elizabeth Crosby. Setelah ibunya meninggal ketika ia berusia dua tahun, bibinya, Susan E. Crosby, merawat Mollie ketika ayahnya menikah kembali beberapa tahun kemudian. Memasuki sekolah pada usia dini, keterampilan Mollie untuk belajar sangat tinggi hingga ia memasuki Seminari Tinggi Brooklyn pada usia hampir 12 tahun. Mollie tumbuh menjadi gadis yang terampil dan cantik, cukup terkenal di seminari Tinggi Brooklyn. Ketika ia berusia 18 tahun, Mollie bertunangan dan akan menikah. Tanggal 8 Juni 1865, setelah belanja seharian untuk gaun pengantinnya, Mollie kembali ke rumahnya dengan kereta kuda. ujung roknya tersangkut di roda saat ia turun, dan pengemudi kereta itu berangkat terlalu cepat. Kereta kuda ini menyeretnya sepanjang jalan sejauh 1 blok sebelum teriakan orang² yang melihat, menghentikan pengemudi kereta itu. Roknya membungkus tubuhnya bagai pita pengikat dan ia terbaring tak sadar diri dengan banyak tulang rusuk  yang patah. Mollie menderita luka parah di tulang belakang yang mengakibatkan penyakit degeneratif tulang belakang, ia hanya terbaring di ranjang. Setelah delapan bulan menderita, penyakitnya semakin parah. Bibinya menulis catatan harian tentang kondisi Mollie sbb:

2 Februari 1866 – Ia menjadi sakit parah. Sistem sarafnya benar-benar terganggu. Kepala dan kakinya dipertemukan, ia akan menggulung seperti lingkaran; ia juga akan berdiri di ujung jari kakinya dan berputar seperti gasing. Beberapa orang diperlukan untuk mencegahnya menyakiti dirinya sendiri.

8 Februari 1866 – Ia tak sadarkan diri dan terlihat seperti mati. dan terlihat seperti mati.

17 Februari – Ia kehilangan penglihatannya

18 Februari – Ia kehilangan suaranya.

19 Februari – Ia kehilangan pendengaran.

22 Februari – Ia melihat, berbicara dan mendengar selama ½ jam, dan kemudian satu ketika kehilangan kemampuan² ini.

23 Februari – Ia kehilangan rasa suaranya.

24 Februari – jari-jemari merapat.

25 Februari - Rahang tertutup rapat.

26 Februari - Kaki terlipat tiga lipatan.

7 Maret - Kejang-kejang keras.

20 Mei 1866 - Ia meminta makanan, makan sedikit biskuit; ini menjadi makanan pertama yang ia makan dalam tujuh minggu, dan bisa bertahan dalam perutnya.

Meskipun sakit parah dan nyaris tidak makan, kadang² selama ber-bulan², namun tubuhnya tidak menjadi kurus. Khawatir akan makanannya, bibinya dan para dokter memaksanya makan, tetapi akhirnya ia memuntahkan semua makanannya. Yang paling bisa ia konsumsi adalah sesendok teh cairan sesekali, kadang² dengan selang waktu sebulan atau lebih.

"Dari tanggal 24 Mei hingga 28 Juni ia tidak mampu makan makanan apa pun. Setengah liter minyak manis telah digunakan untuk mengelap dada dan perutnya, dan itulah makanan dan minuman yang ia terima."

Dengan secara terus-menerus berada di sisi keponakan tercintanya, bibinya sering melihat kekuatannya yang luar biasa, meskipun ia kurang makan. Menurut Abram H. Dailey, teman keluarga dan penulis buku, “Mollie Fancher, Misteri Brooklyn: Sebuah Pernyataan Otentik tentang Fakta² Kehidupan Mary J. Fancher, Keajaiban Psikologis Abad Sembilan Belas", kemampuan Mollie untuk hidup tanpa makanan memiliki konsekuensi yang penting.

"Ibu Crosby sering mengatakan bahwa Mollie memiliki kekuatan tidak wajar. Bahwa ia menerima pasokan Kekuatan dari suatu sumber, tidak diketahui perawatnya, sepertinya sangat pasti; karena jika tidak, bagaimana hidup bisa terus berlangsung untuk jangka waktu yang lama? Sesekali ia meludah darah, rupanya dari paru-parunya, yang tentunya akan sangat membuatnya lemah. Bagaimana mungkin mempertahankan hidup selama beberapa tahun dalam masa penderitaannya yang begitu besar, dan makanan yang ia terima sangatlah sedikit, sangat misterius. Pada satu atau dua kejadian, ketika mereka mencoba memaksa memberi makan padanya, yang ditolak perutnya, dan yang menyebabkan penderitaan besar padanya, dalam menjawab pernyataan Ibu Crosby, bahwa dia perlu menerima itu untuk mempertahankan hidup, dikatakan dia menjawab bahwa dia menerima makanan dari sumber yang tidak diketahui Ibu Crosby.”

Tampaknya Mollie percaya bahwa dia diberi makan oleh Sumber Ilahi. Kabar tentang kondisi Mollie yang bebas makanan, serta berkembangnya kemampuan paranormal secara mendadak, menyebar ke seluruh negeri. Menurut surat kabar “The New York Sun”: “Dia telah mengembangkan kemampuan² mengagumkan, menyerupai daya nujum atau keahlian meramal, dengan mudah membaca isi surat yang tertutup, menggambarkan benda² di dalam paket tertutup, membaca buku dengan teliti sementara dirinya buta total. Kadang² kemampuan²nya bersifat fakultatif, di lain waktu kemampuan²itu bekerja tanpa disadari. Begitu sedikit makanan yang dia makan hingga dapat dikatakan bahwa dia hidup tanpa makanan. Dia dikelilingi oleh orang² yang berkedudukan sosial dan beradab, dan selalu sangat sensitif terhadap sebutan atau pengetahuan publik tentang keadaannya.

Walaupun berusaha menyembunyikan identitas dan lokasinya, ribuan orang berkumpul di rumahnya di Jalan Downing untuk menyaksikan sendiri “Misteri Brooklyn”. Mollie dikunjungi oleh orang-orang biasa dan juga orang-orang terkenal, termasuk pemuka agama, pastor, jurnalis, astronom, arsitek, dokter, dan ilmuwan yang ingin mengesahkan keadaannya. Beberapa dokter terkenal, meskipun tak pernah bertemu dia secara langsung, menulis laporan keraguan tentang kondisi bebas makanan serta kemampuan meramalnya. Namun, ada banyak laporan saksi mata yang membuktikan kebenaran mutlak dari “Misteri Brooklyn”. Satu testimoni seperti ini datang dari Dr. Charles B. West, kepala sekolah Brooklyn Heights Seminary, yang menulis:

Air, jus buah, dan cairan-cairan lainnya telah diberikan ke dalam mulutnya, tapi hampir tak satu pun dari itu berhasil mencapai perutnya. Organ ini menjadi sangat sensitif sampai tidak akan menampung apa pun di dalamnya. Pada awal sakitnya, organ itu mengempis, sehingga dengan meletakkan tangan dalam rongga perutnya, kolom tulang belakangnya bisa terasa. Tidak ada ruang untuk makanan. Tenggorokannya kaku seperti tongkat. Menelan tidaklah mungkin. Jantungnya amat membesar, kesakitan yang hebat melewati itu dari sisi kiri dan bahu. Dengan sedikit pengecualian dia telah buta. Saat saya pertama melihatnya, dia hanya punya satu indra, yaitu indra sentuhan. Dengan itu dia bisa membaca berkali-kali lebih cepat dari kecepatan membaca melalui daya penglihatan. Ini dia lakukan dengan menggerakkan jari-jarinya di atas halaman cetak sama baiknya dalam fasilitas terang atau gelap. Dengan jari itu, dia bisa membedakan foto dari orang-orang, wajah-wajah para tamu, dan lain-lain. Dia tak pernah tidur, istirahat dilakukan setengah sadar.

Pada 1 Juni 1866, Mollie masuk dalam kondisi trans yang berlangsung selama sepekan penuh. Setelah keluar dari itu, dia tidak memiliki ingatan apa pun juga tentang apa yang telah berlangsung. Pada hari berikutnya, dia masuk ke kondisi trans lagi yang berlangsung, luar biasa, selama sembilan tahun. Sebagai tambahan terhadap kondisi bebas makanan selama seluruh periode waktu ini, Mollie mencapai prestasi luar biasa sementara jelas dalam keadaan lelap: Selama sembilan tahun itu dia menderita kejang dan trans; terkadang matanya menghadap ke atas dan ke belakang dalam kepalanya, tetapi selalu dalam keadaan buta. Selama sembilan tahun itu, sebagaimana saya diberitahu dari sumber yang tak diragukan, dia menulis lebih dari enam ribu lima ratus surat, mengerjakan wol hingga seratus ribu ons, melakukan banyak sulaman yang halus, dan sejumlah besar karya dari lilin, memotong dan mewarnai bunga-bunga dan daun-daun dalam cara yang mahir dan sempurna. Ketika pemakaian kedua tangannya diperlukan, pekerjaan itu diselesaikan di atas kepalanya, tangan kirinya dibawa sampai bertemu posisi tangan kanannya sebagaimana dijelaskan. Tulisannya diselesaikan dengan menyisipkan pensil atau pulpen antara jari² tertutup dari tangan sebelah kiri dalam telapak tangan, agar pensil atau pulpen tertahan dalam kepalannya. Tulisan tangannya sangat teratur dan indah, kemampuan mengarangnya sangat unggul.

Meskipun terbaring sakit selama 50 tahun, Mollie tak pernah getir. Banyak bukti atas pribadinya yang welas asih dan dermawan, selalu siap untuk menolong orang lain yang memerlukan. Dia jujur dan terus terang, dan memiliki pemahaman dan intuisi yang tajam terhadap sifat manusia. Mollie dikenal sebagai juru bicara yang cemerlang dan cerdas. Setelah merayakan “Hari Peringatan Emas” 50 tahun di atas ranjang pada 3 Februari 1916, Mollie wafat delapan hari kemudian pada usia 67 tahun, selamanya dikenal sebagai “Misteri Brooklyn”.

Terima kasih, pemirsa yang ramah, atas kebersamaan Anda pada episode Antara Guru dan Murid. hari ini. Semoga Surga memberkahi hidup Anda dengan kebahagiaan dan kebaikan yang berlimpah.

Literatur mengenai Hidup tanpa-Makanan
Makanan Prana – Nutrisi untuk Milenium Baru
www.lulu.com
www.amazon.com


 
Cari di Semua Acara
 
 
Paling populer
 Dirk Schröder: Memperluas Batasan - Hidup Penuh Cahaya Bag.1/5
 Maha Guru Ching Hai dalam soal Lingkungan: Rahasia Venus Bag.1/14 29 Agustus 2009 Los Angeles, CA, AS
 Guru Jue Tong: Biarawati Waterian yang Menginspirasi Cina - Bag.1/5 (Dalam Bahasa Cina)
 Nun Shi Hongqing dari China: Breatharian selama Lebih dari 20 Tahun
 Jasmuheen: Avatar Menakjubkan Hidup Prana - Bag.1/5
 Yogi Surya Uma Shankar: Pesan dari Mahavatar Babaji - Bag.1/5 (Dalam Bahasa Hindi)
 Sebuah Pertemuan tentang Kecantikan - Bag.1/7 21 Januari 1996 Hsihu, Formosa (Taiwan) (Dalam Bahasa Formosa)
 Zinaida Baranova: Lebih dari satu Dekade Hidup dari Prana - Bag.1/4 (Dalam Bahasa Rusia)
 Hidup Tanpa Makanan: Oleg Maslow, Artis Rusia & Guru Kesadaran Pernafasan Bag.1/4 (Dalam Bahasa Rusia)
 Lampaui Kesulitan Hidup - Bagian 1 dari 9 31 Desember 1994 - 2 Januari 1995 Hsihu, Formosa (dalam bahasa China)