Antara Guru dan Murid
 
Phan Tấn Lộc: Seorang Petani yang Makan Air Saja Bag. 1/2 (dalam bahasa Aulac)    Bagian ke 1
Download    

Acara ini mendiskusikan kemungkinan breatharisme, atau hidup tanpa mengonsumsi makanan, dan bukan instruksi yang lengkap. Demi keselamatan diri Anda, mohon tidak mencoba berhenti makan tanpa tuntunan memadai dari ahli. Demi keselamatan diri Anda, mohon tidak mencoba berhenti makan tanpa tuntunan memadai dari ahli.

Supreme Master TV: Dalam berbagai kitab suci, tubuh manusia sering disebut sebagai kuil Tuhan. Namun, sungguh suatu hak istimewa yang luar biasa bagi setiap jiwa untuk mencapai kediaman suci yang dihuni sang Ilahi, karena sungguh adalah suatu berkah untuk bisa terlahir sebagai manusia. Dalam beberapa kesempatan, Maha Guru Ching Hai telah berbicara tentang kelangkaan fenomena ini:

Maha Guru Ching Hai: Untuk bereinkarnasi ke dunia manusia amat sulit. Kita harus memiliki cukup Kualitas Manusia. Kita harus memiliki afinitas dengan orangtua dan dengan masyarakat, dengan orang-orang di sekitar tempat kita dilahirkan. Amat sulit. Untuk menjadi manusia, kita memerlukan sejumlah pahala. Kita telah melakukan sesuatu yang baik di masa lampau agar bisa memilih kelahiran sebagai manusia.

Supreme Master TV: Sebagai kuil hidup Tuhan, tubuh manusia dilengkapi sepenuhnya dengan keajaiban luar biasa yang bisa dibangkitkan dalam diri mereka yang sadar secara spiritual dan memiliki keyakinan penuh kepada Pencipta segala kehidupan. Inedia, bahasa Latin untuk “puasa”, adalah kemampuan manusia untuk hidup tanpa makanan. Sejak dahulu kala, telah ada individu-individu yang dapat menopang dirinya sendiri dengan prana, atau daya hidup vital. Melalui berkah dari sang Pemurah, para inediat, mereka yang mengikuti gaya hidup tanpa makanan, bisa mengambil energi dari alam untuk memberi makan diri mereka:

Maha Guru Ching Hai: Mereka hidup dari chi yang berasal dari tanah, atau dari hutan, dan dari matahari serta dari udara. Mereka memanfaatkan semua itu. Atau mereka hidup dari kasih, dari iman semata.

Supreme Master TV: Individu-individu tersebut dikenal sebagai breatharian (pranarian atau inediat), solarian, atau waterian, dan mereka berasal dari semua golongan, dari kebudayaan berbeda, dan dari semua sudut dunia. Sesungguhnya, kemungkinan dan keajaiban dalam hidup ini sebagaimana yang telah dirancang Pencipta kita yang murah-hati adalah tanpa batas; kita hanya perlu terhubung ke dalam untuk mengenali hadiah berlimpah kita sebagai anak-anak Tuhan. Maha Guru Ching Hai dengan penuh kasih merekomendasikan rangkaian acara mingguan dalam Supreme Master Television untuk memperkenalkan individu-individu ini di masa lalu dan masa sekarang yang telah memilih untuk hidup tanpa-makanan di Bumi. Semoga kisah spiritual mereka memikat Anda; semoga hati menjadi terbuka, dan wawasan berkembang.

Supreme Master TV: Hari ini kita berjalan-jalan ke negara tropis Au Lac (Vietnam) di Asia Tenggara untuk menemui waterian di zaman modern, Phan Tấn Lộc. Pada Februari 2008, warga Au Lac (Vietnam) pertama kali mengenal Phan Tấn Lộc melalui sebuah artikel yang diterbitkan oleh kantor berita pemerintah, CAND Online. Berita utama halaman depan: Hampir 20 tahun tanpa makanan...tetap hidup. Artikel itu selanjutnya menjelaskan fenomena luar biasa ini: Tiga bulan lalu, dokter-dokter di Rumah Sakit Umum Pusat di Cần Thơ menjadi sangat takjub ketika mereka melakukan ultrasonik pada perut pasien Phan Tấn Lộc ... dan tidak menemukan getah pencernaan apa pun atau partikel² makanan apa pun dalam usus, dan seluruh wilayah perut... Berita ini segera tersebar di seluruh rumah sakit. Dokter² meminta Bpk. Lộc untuk pulang ke rumah dan menunggu beberapa hari karena mereka butuh waktu untuk mendiskusikan kasusnya. Beberapa hari kemudian, Bpk. Lộc kembali ke rumah sakit dan sekali lagi hasilnya adalah sama ketika mereka melakukan ultrasonik. Dokter-dokter tidak bisa menjelaskan keadaan unik ini. Tetapi bagi pria ini, ini bukanlah hal yang luar biasa karena hampir 20 tahun perutnya hanya berisi teh saja. Phan Tấn Lộc menjadi bahan diskusi dan keajaiban bagi kebanyakan mereka yang mengetahui kemampuan uniknya. Dengan terungkapnya kisah ini, kami menemukan bahwa hidupnya biasa saja, tidak berbeda dengan orang lain. Bagi penduduk Bình Phước, Phan Tấn Lộc dikenal sebagai Ba Nhị, petani berusia 65 tahun yang telah tinggal sepanjang hidupnya di selatan Âu Lạc (Vietnam). Dia dilahirkan pada 25 Februari 1944, di Long Tuyền, Cần Thơ. Orangtuanya adalah petani yang memiliki delapan anak; dia adalah anak kelima. Pada sekolah menengah atas, dia belajar di sekolah teknik Vĩnh Long. Dia mempelajari ilmu kedokteran umum selama setahun dan menjadi petugas di kemiliteran. Pada 1975, dia menjadi seorang petani. Dia menikah pada usia 25 tahun dan diberkahi lima orang anak. Phan Tấn Lộc menjalani hidup yang biasa sebagai petani. Sama seperti mereka yang tinggal di sekitarnya, dia memuja Buddha dan menghormati nenek moyangnya. Apa yang menyebabkan dia condong ke gaya hidup tanpa-makan? Berdasarkan artikel berita di CAND Online, setelah istrinya melahirkan anak bungsunya, dia mendadak antipati pada daging dan ikan: Dia sehat sepenuhnya, secara mental dan fisik. Tetapi mendadak, setelah anak bungsunya lahir, dia merasakan kemuakan dan mencium bau tidak enak ketika dia makan daging dan ikan. Pada mulanya, ia pikir hal itu adalah reaksi normal tubuh akibat dari merawat istrinya ketika melahirkan yang dia yakini akan berlalu. Tapi, situasi itu tetap berlanjut dan menjadi lebih ekstrem lagi sementara dia terus bekerja di sawah dan meneruskan kehidupan sehari-hari yang biasa. Tidak bisa makan daging, dia beralih ke pola makan nabati. Untuk mengetahui lebih banyak tentang kisahnya, koresponden Supreme Master Television berkunjung ke rumahnya dan menemukan bahwa ia adalah seorang yang berjiwa lembut, sederhana, dan riang. Selama dalam percakapan, dia menyatakan kecondongannya pada gaya hidup tanpa-daging beberapa dekade lalu.

Phan Tấn Lộc: Dulu, saya adalah seorang tentara. Makan amatlah sulit. Menyadari bahwa saya tidak nyaman makan seperti itu, saya beralih makan dengan saus kacang, yang mana adalah vegetarian. Itu sudah terjadi kira-kira beberapa dekade, 25-30 tahun.

Supreme Master TV: Setelah bertahun-tahun hidup dengan pola makan nabati sederhana, dia tidak merasa ingin mengonsumsi makanan lagi. Akan tetapi, dia berusaha keras untuk makan dengan keyakinan bahwa dia harus menjaga kekuatannya.

Phan Tấn Lộc: Hal ini berlanjut hingga saya berusia 49 tahun dan saya mulai menjadi lelah memakan nasi. Meskipun saya lelah memakan nasi, tetapi karena saya bekerja keras, maka jika saya tidak makan bagaimana saya bisa terus bekerja? Mengonsumsi vegetarian adalah masih tetap makan, tapi jika saya tak bisa makan, lalu apa yang bisa saya lakukan? Jadi, saya mencoba memakan nasi dengan sayuran hijau.

Supreme Master TV: Meskipun dia yakin bahwa dia harus berusaha makan agar bisa tetap sehat dan terus bekerja di sawahnya, Phan Tấn Lộc menyadari bahwa dia tidak jatuh sakit dan tidak mengalami gangguan kesehatan. Akhirnya, dia berhenti memaksa diri untuk makan, dan jika dia makan, itu hanya untuk menemani keluarganya dan membuat mereka bahagia saja.

Phan Tấn Lộc: Setelah beberapa waktu, kurang lebih setahun, satu setengah tahun – tak sampai dua tahun – saya tak dapat makan lagi. Meskipun saya tidak makan, saya tetap memaksa diri saya. Karena setiap anggota keluarga makan maka saya juga ingin bergabung menemani mereka.

Supreme Master TV: Pada saat makan bersama dengan keluarga, ia meminta mereka membuatkan kerak nasi baginya sehingga setidaknya akan menjadi agak lezat.

Phan Tấn Lộc: “Buatlah nasi seperti itu tiap hari sehingga akan selalu ada kerak nasi di dasar panci untuk diri saya dan dengan begitu saya dapat bergabung dengan kalian saat makan.” Keluarga saya membuat itu. Pada setiap acara makan selalu ada kerak nasi untuk saya makan. Tidak begitu banyak, hanya sedikit saja.

Supreme Master TV: Pada akhirnya, dia berhenti makan kerak nasi sama sekali dan mencoba merasakan makanan nabati yang lain.

Phan Tấn Lộc: Jangka waktu saya makan kerak nasi adalah sekitar 2 tahun, 2-3 tahun. Setelah saya berhenti makan nasi, saya beralih memakan permen kacang; kacang panggang juga oke. Saya makan kacang dan minum air selama beberapa tahun lalu berhenti. Lalu saya amat menggemari kelapa. Saya tidak makan kelapa segar; saya memakan yang kering, seperti yang digunakan orang untuk membuat camilan manis. Belah kelapa itu dan makan langsung begitu saja. Kelapa jenis ini sungguh enak. Saya sangat menyukainya. Keluarga saya sering memberikannya untuk saya, jika saya menginginkannya. Saya akan membelahnya dan tak dapat memakannya dengan cukup cepat.

Supreme Master TV: Akhirnya, kegemarannya pada kelapa juga berakhir. Dia tak punya lagi keinginan untuk makan. Sejak saat itu, dia tidak menyentuh makanan lagi.

Phan Tấn Lộc: Setelah beberapa saat berlalu, sekitar beberapa tahun, saya berhenti makan sama sekali. Saya berganti minum es kopi. Apa pun yang tubuh saya inginkan, segera saya turuti. Tubuh ingin es kopi, maka saya meminumnya sepanjang hari. Jika saya kepingin, saya meminumnya saja. Saya berhenti minum es kopi setelah beberapa tahun lalu beralih meminum es teh manis hingga sekarang.

Supreme Master TV: Hal ini sudah berlangsung 14 tahun yaitu sejak dia berhenti makan sama sekali. Sekarang, dia hanya minum teh. Pada awalnya, menu hariannya adalah : sarapan, beberapa hirup teh manis; makan siang, secangkir kecil teh dan makan malam, secangkir kecil teh lagi. Itulah makanannya untuk hari itu. Sekarang, dia bahkan minum lebih sedikit, hanya beberapa hirup saja. Artikel Online CAND melaporkan bahwa dia lebih suka meminum teh pekat, makin pahit makin baik, dan meskipun makanan yang dimakan hanya sedikit, dia tetap sehat bagi orang seusianya: Baru saja pada tahun yang lalu, adik iparnya jatuh sakit dan meninggal di Châu Đốc. Dia pergi sendiri ke sana untuk membantu penguburan. Selama empat hari berturut-turut dia hanya meminum secangkir kecil teh. Dia sedikit minum karena tak ada seorang pun yang memaksanya untuk minum lebih banyak. Dia bercerita bahwa meskipun dia minum seperti itu, dia tak mengalami masalah berjalan lebih dari satu km dari rumahnya ke tempat pemakaman. Tiga bulan sebelumnya, dia mengendarai sepedanya menuju suatu tempat di kota dekat bandara Trà Nóc untuk mengunjungi saudaranya.

Supreme Master TV: Sama seperti Yogi Awet Muda Devraha Baba dan stigmatis terkenal Louise Lateau, Phan Tấn Lộc juga seorang waterian yang tak butuh makanan untuk mempertahankan hidupnya. Meskipun hanya sedikit memakan makanan, dia tetap sehat dan melangsungkan kehidupannya sehari-hari. Hidupnya juga merupakan sebuah kesaksian lagi bahwa manusia dapat hidup atas karunia Tuhan tanpa membutuhkan makanan. Seperti yang pernah dijelaskan Yogini breatharian Giri Bala kepada Yogananda ketika Yogananda mengunjunginya, kemampuan manusia untuk hidup tanpa makan adalah untuk membuktikan bahwa manusia adalah Roh… Untuk menunjukkan bahwa dengan kemajuan ketuhanan ia bisa belajar secara bertahap untuk hidup dengan Cahaya Abadi dan bukan dengan makanan.”

Supreme Master TV: Phan Tấn Lộc adalah petani yang bersifat baik hati. Dia tinggal dalam damai dan harmoni bersama para tetangganya, selalu ingin turun tangan membantu sesama.

Phan Tấn Lộc: Dulu, saya telah memiliki konsep melakukan perbuatan² baik. Kadang-kadang ketika ada pemakaman dan mereka tak punya uang untuk membeli peti mati, maka saya gunakan uang saya untuk membelinya. Jika mereka tak punya uang untuk membayar saya kembali, saya berikan saja pada mereka. Jika mereka membayar kembali, itu tidak apa-apa. Jika mereka membayar kembali, maka saya terima, jika mereka tidak punya uang, maka itu oke saja.

Supreme Master TV: Kebaikannya juga meluas sampai ke hewan². Dia percaya bahwa mengadopsi diet vegetarian adalah cara untuk memelihara belas kasih bawaan lahir kita terhadap teman² hewan kita.

Phan Tấn Lộc: Hewan² juga ingin hidup, seperti halnya diri kita. Mereka hidup dan makan, kita hidup dan makan. Tidaklah kekurangan sesuatu untuk dimakan, jadi mengapa ada sebagian orang yang memakan hewan² itu? Kita harus mengasihi mereka. Hewan manapun takut mati. Kita takut mati, jadi mereka juga takut mati. Kita harus membatasi pembunuhan. Tentu saja, ada dosa dalam pembunuhan. Hewan² juga ingin hidup, jadi kita juga mengurus mereka. Sama seperti kita melahirkan anak-anak kita, kita harus merawat mereka. Kita mencintai mereka lebih dari apa pun. Hewan-hewan adalah sama, sama seperti kita. Kita harus membatasi makan daging.

Supreme Master TV: Selain belas kasih bagi para hewan dan hak hidup mereka, dia percaya bahwa pola makan nonhewani, pola makan nabati adalah baik bagi umat manusia, secara mental maupun fisik.

Phan Tấn Lộc: Saat ini, kita dapat lihat bahwa penyakit dari hewan-hewan menular kepada kita di seluruh dunia. Lebih baik jika kita batasi. Menjadi vegetarian untuk mencegah penyakit sungguh² benar karena wabah dapat menular. Bagi vegetarisme, kita hanya makan sayuran, buah-buahan, kacang²an - dan dengan kacang²an kita dapat membuat kecap; karena itu, tidak ada penyakit yang dipindahkan. Dan wabah ini ditularkan kepada kita oleh hewan², akan lebih baik jika kita bisa bervegetarian. Tubuh kita terasa lebih ringan, kita merasa lebih ringan, pikiran kita lebih jernih, dan mulut kita juga terasa lebih ringan.

Supreme Master TV: Pada usia 65 tahun, Phan Tấn Lộc telah hidup tanpa butuh makanan selama 14 tahun. Pada awalnya, keluarganya prihatin tentang keadaannya yang tanpa-makan. Mereka mendesak agar dia mencari bantuan kesehatan.

Phan Tấn Lộc: Ketika saya tidak mampu makan, keluarga saya sungguh² khawatir. Mereka khawatir dan berkata bahwa saya mungkin telah mengidap beberapa penyakit, jadi mereka membawa saya ke rumah sakit banyak kali.

Supreme Master TV: Bagaimanapun juga, para dokter tak bisa menemukan apa pun yang salah dengan dirinya setelah beberapa kunjungan. Ada berbagai sudut pandang yang berbeda mengenai kemampuannya untuk tetap sehat tanpa perlu makanan. Menurut Dr. Nguyễn Thị Thư, Direktur Pusat Farmakologi Masyarakat, kasus Phan Tấn Lộc’s: “…adalah situasi langka. Dahulu, pernah ada kasus dimana orang² hidup hanya dari buah kelapa dan airnya dan tetap dapat bekerja selama beberapa bulan; tapi, buah kelapa tetaplah sejenis makanan. Mungkin situasi Bpk. Lộc adalah unik di Vietnam.” Dokter yang lain, Dr. Nguyễn Xuân Hương, Direktur Bagian Kanker di Rumah Sakit Umum Pusat di Cần Thơ, berkata, “Fenomena hidup tanpa makanan berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun, telah terjadi sebelumnya di dunia ini.” Meski dengan fakta bahwa ia hanya minum teh selama 14 tahun terakhir, Phan Tấn Lộc memiliki kesehatan yang baik bagi pria seusianya. Amat baik, kenyataannya, ia bahkan mampu melakukan pekerjaan fisik, seperti membawa beberapa karung semen 50kg dari jarak yang cukup jauh kembali ke rumahnya.

Phan Tấn Lộc: Seperti karung² semen yang sudah saya beli yang ditinggalkan di jembatan, mereka hanya membawa sampai ke tempat tersebut. Mereka tak akan membawanya menyeberang jembatan ke rumah saya; mereka meninggalkannya di sana dan saya membawa semen² itu ke rumah dengan tangan saya.

Supreme Master TV: Secara mental, ia juga merasa lebih ringan dan rileks.

Phan Tấn Lộc: Saya merasa amat rileks, ringan, dan lebih pandai, pikiran saya lebih tajam. Saat ini, mata saya, dengan huruf² seperti ini tetap dapat saya baca, tetap jelas; mata ini tidaklah rabun. Saya tak memakai kacamata. Seseorang berkata, “Oh, Anda berusia lebih 60 tahun, bagaimana mungkin Anda tidak menggunakan kacamata?” Pandangan saya tak terlalu buruk, mengapa saya harus memakai kacamata?

Supreme Master TV: Ia tidak menganjurkan semua orang untuk hidup tanpa-makan. Menurut filosofinya, kita harus biarkan semua terjadi secara alami; kita tak boleh menggunakan penyiksaan-diri untuk memuaskan rasa ingin tahu atau keinginan. Ia bersyukur bahwa Tuhan terus memberkahi dirinya, memelihara hidupnya meskipun ia tidak makan apa pun dan hanya meminum teh sesekali. Keinginan satu²nya - dapat hidup lama bersama dengan istri dan anak²nya.

Phan Tấn Lộc: Untuk sisa hidup saya yang masih ada… Saya sudah bebas dari keinginan. Saya bebas dari keinginan akan makanan. Jika saya dianugerahi perpanjangan umur, meminum es teh manis dan hidup bersama dengan istri dan anak saya, itu sudah amat menyenangkan, sudah amat baik. Saya tak butuh makan. Nampaknya sekarang saya tak ingin makan lagi. Meski jika diizinkan untuk makan, rasanya saya tidak bisa.

Supreme Master TV: Sebagai tambahan, ia menganjurkan manusia untuk menjalani hidup bermoral dan spiritual agar memperoleh berkah Surga. Ia punya motto yang ingin ia bagikan dengan keluarganya, tetangganya, dan teman²nya, juga semua penduduk di Bumi.

Phan Tấn Lộc: Saya selalu berpikir bahwa tetangga² harus hidup bersama dalam keharmonisan. Kita tak boleh berkelahi satu sama lain; begitu pula dengan semuanya. Dengan apa pun, kita harus memberikan saran – itulah yang terbaik. Kita tak perlu berdebat. Contohnya, jika ada yang mengatakan sesuatu yang menyakitkan, maka kita bisa sedikit bertoleransi, kita menahannya pada saat itu. Hari berikutnya kita bisa menjelaskan bahwa situasinya adalah begini dan begitu; tenangkan pikiran kita dan minimalkan konflik satu sama lain. Kita adalah manusia, kita amat memahami, jadi jika kita berkelahi, itu amatlah buruk.

Supreme Master TV: Berkenaan dengan kehidupan tanpa makan, ia dengan teguh yakin kepada sang Buddha dan merasa bahwa melalui berkah Tuhan-lah sehingga dia mampu melanjutkan hidup.

Supreme Master TV: Apa Anda merasa bahwa Anda mendapat berkah dari Buddha, dan juga dari Tuhan di Surga, sehingga Anda sanggup hidup tanpa kebutuhan akan makanan?

Phan Tấn Lộc: Oh tentu! Saya selalu mempercayai itu. Saya percaya bahwa yang Ilahi memperkuat saya, menghibur saya, mengizinkan saya hidup sehingga saya dapat hidup bersama istri dan anak² saya. Sebaliknya, menurut orang² lainnya, jika saya tak makan selama seminggu atau ½ bulan, maka mungkin saya sudah mati. Jenis gaya hidup ini membutuhkan dukungan dari Yang Ilahi untuk dapat hidup.

Supreme Master TV: Phan Tấn Lộc sekarang hidup dengan istri dan keluarganya Di Cần Thơ, Âu Lạc (Vietnam). Karena usianya, ia tidak bekerja di sawah lagi. Sekarang, ia membuat tembikar di rumah, mengurus kebun keluarga. Makanan sehari-harinya tetap beberapa teguk teh sesekali, atau mungkin tidak sama sekali. Serupa dengan Louise Lateau, Devraha Baba, dan banyak lagi, gaya hidup Phan Tấn Lộc adalah contoh yang lain bahwa melalui berkah Tuhan, manusia dapat hidup dalam kondisi tanpa-makan.


 
Cari di Semua Acara
 
 
Paling populer
 Dirk Schröder: Memperluas Batasan - Hidup Penuh Cahaya Bag.1/5
 Maha Guru Ching Hai dalam soal Lingkungan: Rahasia Venus Bag.1/14 29 Agustus 2009 Los Angeles, CA, AS
 Guru Jue Tong: Biarawati Waterian yang Menginspirasi Cina - Bag.1/5 (Dalam Bahasa Cina)
 Nun Shi Hongqing dari China: Breatharian selama Lebih dari 20 Tahun
 Jasmuheen: Avatar Menakjubkan Hidup Prana - Bag.1/5
 Yogi Surya Uma Shankar: Pesan dari Mahavatar Babaji - Bag.1/5 (Dalam Bahasa Hindi)
 Sebuah Pertemuan tentang Kecantikan - Bag.1/7 21 Januari 1996 Hsihu, Formosa (Taiwan) (Dalam Bahasa Formosa)
 Zinaida Baranova: Lebih dari satu Dekade Hidup dari Prana - Bag.1/4 (Dalam Bahasa Rusia)
 Hidup Tanpa Makanan: Oleg Maslow, Artis Rusia & Guru Kesadaran Pernafasan Bag.1/4 (Dalam Bahasa Rusia)
 Lampaui Kesulitan Hidup - Bagian 1 dari 9 31 Desember 1994 - 2 Januari 1995 Hsihu, Formosa (dalam bahasa China)